Kantong Plasma Konvalesen Terbatas, Ini Strategi Mengatasinya
Rabu, 17 Februari 2021 - 03:48 WIB
SURABAYA - Para penyintas di Kota Surabaya terus antusias menjadi pendonor plasma konvalesen untuk membantu kesembuhan pasien COVID-19. Sayangnya, tingginya jumlah pendonor di Kota Pahlawan ini tidak diimbangi dengan jumlah ketersediaan alat dan kantong plasma.
Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengaku lega ketika ada kunjungan Menko PMK ke Unit Donor Darah (UDD) PMI Surabaya. Sehingga segera membantu mengatasi masalah kelangkaan kantong plasma. Tingginya jumlah pendonor plasma konvalesen di Surabaya dapat diimbangi dengan ketersediaan kantong plasma dan alat.
"Alhamdulillah ada perhatian dari pemerintah pusat, kelangkaan di Surabaya terkait kantong plasma tadi direspon oleh Pak Menko. Kita harapkan satu atau dua hari ini ada tambahan kantong plasma. Karena ini para penyintas di Surabaya sudah semakin bersemangat untuk memberikan donor plasma konvalesennya dan ini sudah antreannya juga sudah banyak," kata WS, panggilan akrabnya, Selasa (16/2/2021).
Ia melanjutkan, dengan adanya dukungan dari pemerintah pusat, tentunya ke depan gerakan donor plasma konvalesen di Surabaya bakal semakin masif. Karenanya, ia berharap, distribusi kantong plasma ke Surabaya bisa segera dilakukan. "Karena ketersediaankantongnya ini masih terbatas. Kalau ada tindakan dari pemerintah pusat bantuan kantong plasma terutama, apalagi ada bantuan alat maka ini akan semakin masif lagi kita lakukan gerakan donor plasma konvalesen," jelasnya.
Saat ini, katanya, jumlah kantong plasma di Surabaya terbatas. Sehingga dalam tiap hari jumlah pendonor harus dibatasi. Bahkan, berdasarkan laporan dari PMI yang diterima WS, pagi ini ada 37 antrean calon pendonor plasma konvalesen yang belum bisa dilayani. "Kita berharap bisa cepat dapat termasuk alat. Yang ada di Surabaya (alat) empat, yang bisa dipakai dua, karena yang dua kantongnya tidak ada," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua I PMI Kota Surabaya, Tri Siswanto dalam laporannya mengungkapkan, sampai hari ini jumlah pendonor plasma konvalesen di Kota Pahlawan sebanyak 1.214 orang. Sedangkan jumlah distribusi yang sudah dilakukan sebanyak 5.021 kantong plasma konvalesen. "Distribusi tak hanya untuk Kota Surabaya. Namun juga untuk kota lain, seperti Papua, Kalimantan, Sulawesi, Jakarta dan Jawa Tengah," kata Tri.
Ia juga menjelaskan, saat ini terdapat empat mesin plasma konvalesen dan satu mesin trombosit apheresis untuk proses pengambilan plasma di UDD PMI Surabaya. Namun, karena terkendala kurangnya kantong plasma, sehingga yang bisa beroperasi saat ini hanya dua mesin plasma konvalesen. "Karena terdapat kendala yaitu keterbatasan ketersediaan kantong kit dan terbatasnya ketersediaan reagen," ungkapnya.
Meski demikian, pihaknya menyampaikan terima kasih serta apresiasi kepada Wali Kota Surabaya, Kapolrestabes Surabaya serta Danrem Bhaskara Jaya yang telah menggerakkan dan memfasilitasi para penyintas COVID-19 di lingkungannya masing-masing untuk mendonorkan plasmanya. "Sehingga penyediaan plasma konvalesen di Kota Surabaya dapat terpenuhi," jelasnya.
Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengaku lega ketika ada kunjungan Menko PMK ke Unit Donor Darah (UDD) PMI Surabaya. Sehingga segera membantu mengatasi masalah kelangkaan kantong plasma. Tingginya jumlah pendonor plasma konvalesen di Surabaya dapat diimbangi dengan ketersediaan kantong plasma dan alat.
"Alhamdulillah ada perhatian dari pemerintah pusat, kelangkaan di Surabaya terkait kantong plasma tadi direspon oleh Pak Menko. Kita harapkan satu atau dua hari ini ada tambahan kantong plasma. Karena ini para penyintas di Surabaya sudah semakin bersemangat untuk memberikan donor plasma konvalesennya dan ini sudah antreannya juga sudah banyak," kata WS, panggilan akrabnya, Selasa (16/2/2021).
Ia melanjutkan, dengan adanya dukungan dari pemerintah pusat, tentunya ke depan gerakan donor plasma konvalesen di Surabaya bakal semakin masif. Karenanya, ia berharap, distribusi kantong plasma ke Surabaya bisa segera dilakukan. "Karena ketersediaankantongnya ini masih terbatas. Kalau ada tindakan dari pemerintah pusat bantuan kantong plasma terutama, apalagi ada bantuan alat maka ini akan semakin masif lagi kita lakukan gerakan donor plasma konvalesen," jelasnya.
Saat ini, katanya, jumlah kantong plasma di Surabaya terbatas. Sehingga dalam tiap hari jumlah pendonor harus dibatasi. Bahkan, berdasarkan laporan dari PMI yang diterima WS, pagi ini ada 37 antrean calon pendonor plasma konvalesen yang belum bisa dilayani. "Kita berharap bisa cepat dapat termasuk alat. Yang ada di Surabaya (alat) empat, yang bisa dipakai dua, karena yang dua kantongnya tidak ada," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua I PMI Kota Surabaya, Tri Siswanto dalam laporannya mengungkapkan, sampai hari ini jumlah pendonor plasma konvalesen di Kota Pahlawan sebanyak 1.214 orang. Sedangkan jumlah distribusi yang sudah dilakukan sebanyak 5.021 kantong plasma konvalesen. "Distribusi tak hanya untuk Kota Surabaya. Namun juga untuk kota lain, seperti Papua, Kalimantan, Sulawesi, Jakarta dan Jawa Tengah," kata Tri.
Ia juga menjelaskan, saat ini terdapat empat mesin plasma konvalesen dan satu mesin trombosit apheresis untuk proses pengambilan plasma di UDD PMI Surabaya. Namun, karena terkendala kurangnya kantong plasma, sehingga yang bisa beroperasi saat ini hanya dua mesin plasma konvalesen. "Karena terdapat kendala yaitu keterbatasan ketersediaan kantong kit dan terbatasnya ketersediaan reagen," ungkapnya.
Meski demikian, pihaknya menyampaikan terima kasih serta apresiasi kepada Wali Kota Surabaya, Kapolrestabes Surabaya serta Danrem Bhaskara Jaya yang telah menggerakkan dan memfasilitasi para penyintas COVID-19 di lingkungannya masing-masing untuk mendonorkan plasmanya. "Sehingga penyediaan plasma konvalesen di Kota Surabaya dapat terpenuhi," jelasnya.
(don)
tulis komentar anda