Warga Medan Abaikan Protokoler Kesehatan di Pasar Murah Pemprov Sumut
Minggu, 17 Mei 2020 - 20:11 WIB
MEDAN - Warga Medan yang hadir di pasar murah Pemprov Sumut terlihat mengabaikan protokol kesehatan penanganan Corona Virus (Covid-19) yang ditentukan Kementerian Kesehatan. Pasar mudah digelar di Gedung Serbaguna Jalan Pancing Medan,Minggu (17/5/2020).
Pasalnya, pembeli di pasar murah itu, dihadiri mencapai ribuan warga hingga tidak lagi mengindahkan phyisical distancing satu sama lain.Akibatnya, ditengarai rawan menyebabkan penyebaran Covid-19 ditengah- tengah warga yang hadir.
Ketua Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Sumut Hendra Hidayat mengatakan, ribuan orang berkerumun mendatangi pasar murah yang dilaksanakan Pemprov Sumut ditengah Pandemi Corona dinilai dapat menyebabkan penyebaran Covid-19 dengan cepat.
"Kita dukung kegiatan pasar murah ini, membantu masyarakat ditengah situasi sulit begini. Tapi ya harusnya mekanisme diperbaiki, ini seperti panitia mengabaikan protokol kesehatan. Kejadian seperti ini bisa menyebabkan penyebaran virus Corona semakin cepat," kata Hendra Hidayat, Minggu (17/5/2020).
Hendra mengaku khawatiran jika ada orang yang ikut dalam kerumunan saat di pasar murah tersebut, justru membawa virus. (BACA JUGA: Mengira Ada Pembagian Sembako, Ratusan Warga Medan Datangi Kantor DPW PKB Sumut)
"Mudah-mudahan tidak ada. Tapi jika ada, orang yang datang ke lokasi itu saat berkerumun adalah orang yang terpapar Corona, kita khawatir akan menyebarkan ke orang lain. Tapi semoga saja tidak ada," tutur Hendra.
Hendra mengatakan, kerumunan warga itu tidak terlepas dari kesalahan penyelenggara pasar murah. Sebab, sangat wajar, jika masyarakat datang berbondong-bondong ditengah sulitnya kondisi ekonomi karena pandemi Covid-19 saat ini.
"Yang salah ya pelaksana, tidak dapat mengantisipasi kejadian seperti ini. Harusnya pelaksana kan punya planning matang, karena kami yakin panitia sadar akan datang ribuan orang mendatangi pasar murah ini. Namanya juga situasi ekonomi lagi sulit," lanjut Hendra.
Dia mengatakan, jika Pemprov Sumut telah mengundang orang untuk berkerumun, tentu hal tersrbut bertolak belakang dari adanya larangan berkerumun yang disampaikan oleh pemerintah.
Pasalnya, pembeli di pasar murah itu, dihadiri mencapai ribuan warga hingga tidak lagi mengindahkan phyisical distancing satu sama lain.Akibatnya, ditengarai rawan menyebabkan penyebaran Covid-19 ditengah- tengah warga yang hadir.
Ketua Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Sumut Hendra Hidayat mengatakan, ribuan orang berkerumun mendatangi pasar murah yang dilaksanakan Pemprov Sumut ditengah Pandemi Corona dinilai dapat menyebabkan penyebaran Covid-19 dengan cepat.
"Kita dukung kegiatan pasar murah ini, membantu masyarakat ditengah situasi sulit begini. Tapi ya harusnya mekanisme diperbaiki, ini seperti panitia mengabaikan protokol kesehatan. Kejadian seperti ini bisa menyebabkan penyebaran virus Corona semakin cepat," kata Hendra Hidayat, Minggu (17/5/2020).
Hendra mengaku khawatiran jika ada orang yang ikut dalam kerumunan saat di pasar murah tersebut, justru membawa virus. (BACA JUGA: Mengira Ada Pembagian Sembako, Ratusan Warga Medan Datangi Kantor DPW PKB Sumut)
"Mudah-mudahan tidak ada. Tapi jika ada, orang yang datang ke lokasi itu saat berkerumun adalah orang yang terpapar Corona, kita khawatir akan menyebarkan ke orang lain. Tapi semoga saja tidak ada," tutur Hendra.
Hendra mengatakan, kerumunan warga itu tidak terlepas dari kesalahan penyelenggara pasar murah. Sebab, sangat wajar, jika masyarakat datang berbondong-bondong ditengah sulitnya kondisi ekonomi karena pandemi Covid-19 saat ini.
"Yang salah ya pelaksana, tidak dapat mengantisipasi kejadian seperti ini. Harusnya pelaksana kan punya planning matang, karena kami yakin panitia sadar akan datang ribuan orang mendatangi pasar murah ini. Namanya juga situasi ekonomi lagi sulit," lanjut Hendra.
Dia mengatakan, jika Pemprov Sumut telah mengundang orang untuk berkerumun, tentu hal tersrbut bertolak belakang dari adanya larangan berkerumun yang disampaikan oleh pemerintah.
tulis komentar anda