Kanker Usus Besar Dapat Dicegah, Deteksi Tiap 10 Tahun
Jum'at, 12 Februari 2021 - 09:41 WIB
MANADO - Peringatan Hari Kanker Sedunia tidak saja sebuah seremoni. Memperingati adanya hari kanker Internasional merupakan satu momentum penting agar anda terbiasa melakukan deteksi dini guna mencegah timbulnya sel kanker di tubuh. Termasuk deteksi kanker usus besar atau disebut kanker kolorektal.
"Kanker kolorektal dapat dideteksi sejak dini dengan kolonoskopi. Masyarakat disarankan dapat menjalani kolonoskopi setidaknya 10 tahun sekali," kata dr Harlinda Haroen SpPD KHOM dari edukasi kesehatan yang diselenggarakan Siloam Hospitals Manado melalui Webinar, Kamis (11/2/2021). (Baca juga: Siloam Hospitals Manado Edukasi tentang Penyebab Kanker Serviks )
Selain deteksi melakui kolonoskopi, turut disarankan setiap tahun melakukan pemeriksaan colok dubur, cek kadar CEA (pertanda tumor) dalam darah dan tes feses (kotoran tinja). (Baca juga: Asap Rokok Jadi Penyebab Terbesar Kanker Paru di Dunia )
"Tujuannya untuk mendeteksi adanya polip sejak dini agar pertumbuhan sel abnormal bisa ditanggulangi sebelum menjadi kanker," ungkap Harlinda Haroen kesehariannya berpraktik tetap di Siloam Hospitals Manado.
Herlinda mengatakan, mendeteksi adanya polip merupakan langkah utama. Selain dapat mengenali gejala kanker usus besar, ketika polip sudah berubah ganas, biasanya muncul gejala berdarah saat buang air besar, diare dan sembelit tanpa sebab, berlangsung lebih dari enam minggu.
Selain itu juga merasakan buang air besar yang tidak tuntas.Penurunan berat badan dengan cepat tanpa sebab dan badan terasa lemah.
Harlinda mengatakan, penyebab kanker kolorektal ada yang bisa dikendalikan dan beberapa tidak bisa diubah karena melekat pada penderita. Faktor risiko kanker usus besar yang tidak bisa diubah antara lain faktor usia di atas 50 tahun, punya riwayat polip, penyakit usus besar, dan faktor keturunan.
"Namun, ada juga faktor risiko yang bisa dikendalikan, yakni menjaga gaya hidup sehat dan pola makan bergizi seimbang," sebut Haroen.
Disebutkan, pencegahan dapat dilakukan melalui diet seimbang, terutama bagi penderita diabetes dan membatasi konsumsi daging merah termasuk daging olahan dan berhenti merokok serta berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol.
Kanker Usus Besar menempati urutan ke tiga sebagai kasus kanker di Indonesia. Kanker yang walaupun amat sangat bisa di deteksi dini, namun disisi lainnya gaya hidup tidak sehat memiliki pengaruh dominan. Kanker kolorektal merupakan keganasan yang menyerang jaringan usus besar san rektum atau bagian usus paling bawah sampai anus atau dubur.
"Kanker kolorektal dapat dideteksi sejak dini dengan kolonoskopi. Masyarakat disarankan dapat menjalani kolonoskopi setidaknya 10 tahun sekali," kata dr Harlinda Haroen SpPD KHOM dari edukasi kesehatan yang diselenggarakan Siloam Hospitals Manado melalui Webinar, Kamis (11/2/2021). (Baca juga: Siloam Hospitals Manado Edukasi tentang Penyebab Kanker Serviks )
Selain deteksi melakui kolonoskopi, turut disarankan setiap tahun melakukan pemeriksaan colok dubur, cek kadar CEA (pertanda tumor) dalam darah dan tes feses (kotoran tinja). (Baca juga: Asap Rokok Jadi Penyebab Terbesar Kanker Paru di Dunia )
"Tujuannya untuk mendeteksi adanya polip sejak dini agar pertumbuhan sel abnormal bisa ditanggulangi sebelum menjadi kanker," ungkap Harlinda Haroen kesehariannya berpraktik tetap di Siloam Hospitals Manado.
Herlinda mengatakan, mendeteksi adanya polip merupakan langkah utama. Selain dapat mengenali gejala kanker usus besar, ketika polip sudah berubah ganas, biasanya muncul gejala berdarah saat buang air besar, diare dan sembelit tanpa sebab, berlangsung lebih dari enam minggu.
Selain itu juga merasakan buang air besar yang tidak tuntas.Penurunan berat badan dengan cepat tanpa sebab dan badan terasa lemah.
Harlinda mengatakan, penyebab kanker kolorektal ada yang bisa dikendalikan dan beberapa tidak bisa diubah karena melekat pada penderita. Faktor risiko kanker usus besar yang tidak bisa diubah antara lain faktor usia di atas 50 tahun, punya riwayat polip, penyakit usus besar, dan faktor keturunan.
"Namun, ada juga faktor risiko yang bisa dikendalikan, yakni menjaga gaya hidup sehat dan pola makan bergizi seimbang," sebut Haroen.
Disebutkan, pencegahan dapat dilakukan melalui diet seimbang, terutama bagi penderita diabetes dan membatasi konsumsi daging merah termasuk daging olahan dan berhenti merokok serta berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol.
Kanker Usus Besar menempati urutan ke tiga sebagai kasus kanker di Indonesia. Kanker yang walaupun amat sangat bisa di deteksi dini, namun disisi lainnya gaya hidup tidak sehat memiliki pengaruh dominan. Kanker kolorektal merupakan keganasan yang menyerang jaringan usus besar san rektum atau bagian usus paling bawah sampai anus atau dubur.
(nth)
tulis komentar anda