Masih Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Jabar di Akhir 2020 Minus 2,39 Persen
Jum'at, 05 Februari 2021 - 10:58 WIB
BANDUNG - Ekonomi Jawa Barat pada triwulan 4/2020 tercatat masih mengalami resesi, dengan pertumbuhan minus 2,39 persen. Negatifnya pertumbuhan ekonomi Jawa Barat menunjukkan bahwa ekonomi masih terdampak pandemi COVID-19.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Dyah Anugrah Kuswardani mengatakan, ekonomi Jawa Barat pada triwulan 4 hanya sedikit mengalami perbaikan dibanding triwulan 3/2020, dengan kenaikan 0,22%. "Secara urutan, ekonomi Jabar selama pandemi tumbuh negatif dari minus 5,91% pada triwulan 2, kemudian minus 4,01% pada triwulan 3, dan minus 2,39% pada triwulan 4," kata Dyah, Jumat (5/2/2021).
Sementara, kinerja beberapa sektor yang menyebabkan rendahnya PDRB yaitu sektor listrik dan gas dengan pertumbuhan negatif 7,62 persen, perdagangan besar eceran dan reparasi motor dan mobil minus 7,94, dan jasa perusahaan minus 18,38 persen, karena event tidak dapat menggelar acara.
Lihat Juga: 13.050 Jemaah Haji Jabar Berangkat dari Embarkasi Kertajati, Kloter Pertama Terbang 12 Mei
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Dyah Anugrah Kuswardani mengatakan, ekonomi Jawa Barat pada triwulan 4 hanya sedikit mengalami perbaikan dibanding triwulan 3/2020, dengan kenaikan 0,22%. "Secara urutan, ekonomi Jabar selama pandemi tumbuh negatif dari minus 5,91% pada triwulan 2, kemudian minus 4,01% pada triwulan 3, dan minus 2,39% pada triwulan 4," kata Dyah, Jumat (5/2/2021).
Sementara, kinerja beberapa sektor yang menyebabkan rendahnya PDRB yaitu sektor listrik dan gas dengan pertumbuhan negatif 7,62 persen, perdagangan besar eceran dan reparasi motor dan mobil minus 7,94, dan jasa perusahaan minus 18,38 persen, karena event tidak dapat menggelar acara.
Lihat Juga: 13.050 Jemaah Haji Jabar Berangkat dari Embarkasi Kertajati, Kloter Pertama Terbang 12 Mei
(don)
tulis komentar anda