Tahun 2020 Sesar Lembang Tak Timbulkan Gempa Bumi, Ini Kewaspadaan BMKG
Jum'at, 22 Januari 2021 - 13:01 WIB
BANDUNG - Bagi Anda yang tinggal di Bandung Raya, mungkin tidak asing dengan Sesar Lembang. Patahan sepanjang 29 km yang diprediksi sewaktu waktu bakal bergerak dan menimbulkan gempa bumi dengan magnitudo antara 6 hingga 7 skala richter (SR).
Gempa bumi ini dikhawatirkan akan membuat efek rusak ringan hingga berat di Bandung raya. Tak hanya Sesar Lembang, di Jabar terdapat beberapa sesar lainnya yang juga aktif. Setidaknya ada Sesar Cimandiri, Sesar Garsela (Garut Selatan), Sesar Citarik, serta Sesar Baribis.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) , telah memasang beberapa alat seismograf untuk mencatat kejadian pergerakan tanah di sesar ini. Tujuannya, agar sekecil apapun pergerakan tanah atau gempa bumi di Sesar Lembang dapat terdeteksi.
Kendati begitu, pada tahun 2020 lalu, BMKG tidak mendeteksi terjadinya gempa bumi di Sesar Lembang yang membentang dari Bandung Barat, Lembang, hingga Jatinangor, Sumedang. Padahal, tahun lalu, BMKG mencatat ada 992 kejadian gempa bumi sepanjang Januari hingga Desember 2020.
"Selama dua tahun, takut 2019 dan 2020, tidak ada gempa yang diakibatkan oleh Sesar Lembang," kata Kepala Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu kepada MNC News Portal, Jumat (22/1/2021).
Kendati begitu, tak hanya sesar Lembang yang terpantau tidur nyenyak selama tahun 2020 ini. Sesar lainnya juga tidak menunjukkan kejadian yang menyebabkan gempa bumi.
Baca juga: Diterpa Pandemi, Minat Warga Bandung Mengakses Aplikasi Kesehatan Tinggi
Menurut dia, pada tahun 2020 sesar-sesar lokal yang ada di daratan seperti Sesar Cimandiri, Sesar Garsela, Sesar Lembang, Sesar Citarik serta Sesar Baribis relatif kurang aktif.
"Itu kemungkinan karena gempa-gempa di sesar-sesar tersebut sudah dilepaskan pada tahun -tahun sebelumnya. Sehingga tahun 2020 sesar-sesar lokal berada pada phase mengumpulkan energi," tutur dia.
Baca juga: Rangkul Korban Pandemi, Universitas ARS Gelar Workshop Strategi Bisnis Digital
Menurut dia, ketika sesar tidak menunjukan aktivitasnya, berarti patahan tanah itu sedang mengumpulkan energi.
Bahkan, pengumpulan energi ini diprediksi terjadi setelah tahun 2012. Namun, dia meminta masyarakat tidak kawatir berlebihan, karena sesar lembang periode ulang gempa besarnya sekitar 500 tahun.
Gempa bumi ini dikhawatirkan akan membuat efek rusak ringan hingga berat di Bandung raya. Tak hanya Sesar Lembang, di Jabar terdapat beberapa sesar lainnya yang juga aktif. Setidaknya ada Sesar Cimandiri, Sesar Garsela (Garut Selatan), Sesar Citarik, serta Sesar Baribis.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) , telah memasang beberapa alat seismograf untuk mencatat kejadian pergerakan tanah di sesar ini. Tujuannya, agar sekecil apapun pergerakan tanah atau gempa bumi di Sesar Lembang dapat terdeteksi.
Kendati begitu, pada tahun 2020 lalu, BMKG tidak mendeteksi terjadinya gempa bumi di Sesar Lembang yang membentang dari Bandung Barat, Lembang, hingga Jatinangor, Sumedang. Padahal, tahun lalu, BMKG mencatat ada 992 kejadian gempa bumi sepanjang Januari hingga Desember 2020.
"Selama dua tahun, takut 2019 dan 2020, tidak ada gempa yang diakibatkan oleh Sesar Lembang," kata Kepala Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu kepada MNC News Portal, Jumat (22/1/2021).
Kendati begitu, tak hanya sesar Lembang yang terpantau tidur nyenyak selama tahun 2020 ini. Sesar lainnya juga tidak menunjukkan kejadian yang menyebabkan gempa bumi.
Baca juga: Diterpa Pandemi, Minat Warga Bandung Mengakses Aplikasi Kesehatan Tinggi
Menurut dia, pada tahun 2020 sesar-sesar lokal yang ada di daratan seperti Sesar Cimandiri, Sesar Garsela, Sesar Lembang, Sesar Citarik serta Sesar Baribis relatif kurang aktif.
"Itu kemungkinan karena gempa-gempa di sesar-sesar tersebut sudah dilepaskan pada tahun -tahun sebelumnya. Sehingga tahun 2020 sesar-sesar lokal berada pada phase mengumpulkan energi," tutur dia.
Baca juga: Rangkul Korban Pandemi, Universitas ARS Gelar Workshop Strategi Bisnis Digital
Menurut dia, ketika sesar tidak menunjukan aktivitasnya, berarti patahan tanah itu sedang mengumpulkan energi.
Bahkan, pengumpulan energi ini diprediksi terjadi setelah tahun 2012. Namun, dia meminta masyarakat tidak kawatir berlebihan, karena sesar lembang periode ulang gempa besarnya sekitar 500 tahun.
(boy)
tulis komentar anda