Bandung Kembali Diterjang Banjir, Pakar Berikan Solusi Ini

Sabtu, 26 Desember 2020 - 13:21 WIB
Intensitas dan curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan sejumlah wilayah di Kota Bandung dan sekitarnya kembali diterjang banjir. SINDOnews/Agung
BANDUNG - Intensitas dan curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan sejumlah wilayah di Kota Bandung dan sekitarnya kembali diterjang banjir.Banjir bahkan mengakibatkan hancurnya sejumlah rumah yang berdiri di bantaran sungai. Tidak hanya itu, banjir juga menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat karena sejumlah ruas jalan pun tergenang dan tak bisa dilalui kendaraan.Seperti yang terjadi pada Kamis (24/12/2020) lalu dimana hujan deras mengguyur Kota Bandung. Mengacu pada dataDinas Pekerjaan Umum Kota Bandung, setidaknya ada 66 wilayah di Kota Bandung terdampak hujan deras tersebut.Paling menonjol, sedikitnya empat rumah di bantaran sungai di kawasan Cibadak, Kota Bandung tergerus air hingga luluh lantak. Sementara genangan air hingga ketinggian 50 centimeter terjadi di Jalan Dr Djundjunan.Berbagai upaya sebenarnya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung, termasuk wilayah tetangganya untuk mengatasi 'persoalan abadi' di ibu kota Provinsi Jawa Barat ini. Namun, upaya tersebut dinilai belum maksimal. "Upaya yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Bandung atau wilayah di Bandung Raya seperti Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung masih kurang," ujar pakar tata kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Denny Zulkaidi.Menurut dia, salah satu indikator yang bisa dilihat adalah, jika air tetap menggenang sampai delapan jam atau satu hari, maka diperlukan peningkatan penanganan.Apalagi, Kota Bandung yang berada di kawasan cekungan membuat limpasan air semakin banyak. Sehingga, kalkulasi ulang mengenai potensi volume dan wilayah rawan banjir perlu dilakukan. "Dinas PU (Pekerjaan Umum) harus punya perhitungan baru terkait kebutuhan atau penyediaan drainase, menambah sumur resapan, biopori atau kolam retensi karena yang penting itu kapasitasnya, supaya mampu menampung jumlah debit air," papar Denny.Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan lebat yang terjadi pada Kamis (24/12/2020) akibat melambatnya pola angin, sehingga awan hujan terkumpul di Bandung Raya. (Baca: Positif COVID-19, Puluhan Calon Penumpang Bandara Juanda Ditolak Terbang). Namun, Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya lebih menyoroti potensi hujan dengan intensitas tinggi akibat cuaca ekstrem yang masih bisa terjadi. Dia pun mengimbau masyarakat mewaspadai potensi tersebut. "Hingga Januari 2021, wilayah Jawa Barat bakal dilanda musim hujan. Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang," tegasnya.Sementara itu, Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengaku, sudah menyiapkan rumah susun (rusun) untuk warga yang rumahnya terdampak banjir. Dari data yang didapatkannya, di wilayah Cibadak, Kecamatan Astana Anyar, ada empat kepala keluarga (KK) yang rumahnya tergerus air sungai. "Tadi dari empat KK di sana kita tawarkan hanya satu KK yang siap pindah ke rusun, ini persoalannya. Infrastruktur dari pemerintah sudah disiapkan, tapi masyarakat juga harus mengerti," kata Oded."Saya sudah sampaikan imbauan itu kepada camat dan masyarakat sebelum hujan besar, masyarakat harus tetap waspada menghadapi musim penghujan ini, terutama warga di bantaran sungai," tambahnya.Namun, Oded mengklaim bahwa genangan air di sejumlah wilayah Kota Bandung cepat surut. Kondisi tersebut menurutnya menjadi indikator semua infrastruktur pengendali banjir berfungsi optimal. (Baca: Kalah Telak di Pilkada, Golkar Bandung Mulai Memanas). Meski demikian, Oded menyatakan, pihaknya bakal menambah infrastruktur lainnya, seperti menambah sumur imbuhan dalam semacam biopori di kawasan permukiman. "Kalau hujannya seperti yang sebelumnya, yang debit airnya tidak terlalu besar saya kira itu kan sudah bagus, Ini kan karena terlalu besar saja debit airnya," bebernya."Kita sekarang dengan Pak Kadis PU, selain tol air, sedang mengupayakan di sumur imbuhan dalam. Artinya, upaya-upaya untuk menangani banjir itu kita lakukan dengan berbagai metodologi," pungkasnya.
(nag)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content