Libur Akhir Tahun, Besut Rusmini Ajak Anak-anak Bermain dan Belajar Wayang Suket
Sabtu, 26 Desember 2020 - 03:10 WIB
Besut Rusmini bersama anak-anak bermain wayang suket bertema tolak balak di Sanggar Anak Merdeka Indonesia, di Gunung Anyar Emas, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (25/12/2020). Foto: SINDONews/Ali Masduki
SURABAYA - Seniman Kota Pahlawan, Meimura , memiliki cara tersendiri untuk mencegah penularan wabah COVID-19 . Di masa libur akhir tahun 2020, Meimura mengajak masyarakat khususnya anak-anak di sekitar rumahnya kawasan Gunung Anyar Emas Surabaya untuk tidak bepergian keluar kota atau tempat-tempat wisata, karena bisa membahayakan keselamatan diri dan keluarga.
Sebagai alternatif, pemeran Besut Rusmini ini mengajak anak-anak mengisi waktu libur dengan belajar Wayang Suket di Sanggar Anak Merdeka Indonesia . Sanggar bak panggung pertunjukan dari bambu dan dikelilingi pepohonan liar tersebut ia dirikan tepat di lahan kosong belakang rumah, sehingga mudah dijangkau oleh warga dan anak-anak. (Baca Juga: 11 Warga di Blora Terpapar COVID-19 Setelah Ikut Memakamkan Kepala Desa)
Meimura mengatakan, Sanggar Anak Merdeka Indonesia itu didirikan saat wabah COVID-19 sedang mengganas di Surabaya. Saat itu, pergerakan warga dibatasi oleh pemerintah. Para pelajar harus belajar secara virtual dari rumah masing-masing. Pelaku seni juga tidak bisa menjalankan aktivitas normal. Dari situ, Mei tergerak untuk membangun ruang alternatif agar kesenian tetap berjalan dan pelajar tidak jenuh setelah hampir setahun bergelut dengan smartphone.
“Ini sebagai stimulan bagi anak-anak, karena kita tahu ekstra kurikuler di sekolah sudah tidak mungkin. Nah kantong-kantong kesenian ini bisa mewadahi mereka," katanya usai bermain dan belajar Wayang Suket bersama anak-anak, Jumat (25/12/2020). (Baca Juga: Gubernur Khofifah Tambah 18 RS Rujukan COVID-19 Baru dan RS Darurat)
Kegiatan bermain dan belajar Wayang Suket, kata Mei, merupakan upaya transformasi nilai-nilai kesenian tradisi disamping mengisi masa libur akhir tahun. Wayang suket sendiri memiliki makna yang cukup relevan dalam menghadapi musibah yang berkepanjangan seperti saat ini. "Suket atau rumput ini memiliki makna spirit yang luar biasa. Suket mampu bertahan hidup meski dilindas, diinjak, terbakar maupun dibabat habis," tuturnya.
Salah satu peserta, Cesia Aurelita mengaku, cukup senang bisa belajar Wayang Suket bersama Besut Rusmini di Sanggar Anak Merdeka Indonesia. Dari Sanggar itulah dia bisa mengetahui seni tradisi yang memiliki nilai luhur. Apalagi hampir setahun ini dia bersama teman-teman lainnya sudah berdiam diri di rumah.
Pelajar kelas 1 SMP inipun tidak terarik untuk mengisi waktu libur ke tempat wisata, karena kawatir tertular COVID-19. “Di sini sudah seru, bisa bermain wayang dan kesenian lainnya," ucapnya. (Baca Juga: Suara Guguran Merapi Meningkat, BMKG: Jarak Aman 5 Km)
Aktivitas liburan ala warga Gunung Anyar Emas itupun mendapatkan apresiasi dari warga dan pemerintah setempat muai dari RT/RW, Lurah Gunung Anyar Tambak hingga Camat datang langsung untuk menyaksikan kegiatan bermain dan belajar Wayang Suket.
Sebagai alternatif, pemeran Besut Rusmini ini mengajak anak-anak mengisi waktu libur dengan belajar Wayang Suket di Sanggar Anak Merdeka Indonesia . Sanggar bak panggung pertunjukan dari bambu dan dikelilingi pepohonan liar tersebut ia dirikan tepat di lahan kosong belakang rumah, sehingga mudah dijangkau oleh warga dan anak-anak. (Baca Juga: 11 Warga di Blora Terpapar COVID-19 Setelah Ikut Memakamkan Kepala Desa)
Meimura mengatakan, Sanggar Anak Merdeka Indonesia itu didirikan saat wabah COVID-19 sedang mengganas di Surabaya. Saat itu, pergerakan warga dibatasi oleh pemerintah. Para pelajar harus belajar secara virtual dari rumah masing-masing. Pelaku seni juga tidak bisa menjalankan aktivitas normal. Dari situ, Mei tergerak untuk membangun ruang alternatif agar kesenian tetap berjalan dan pelajar tidak jenuh setelah hampir setahun bergelut dengan smartphone.
“Ini sebagai stimulan bagi anak-anak, karena kita tahu ekstra kurikuler di sekolah sudah tidak mungkin. Nah kantong-kantong kesenian ini bisa mewadahi mereka," katanya usai bermain dan belajar Wayang Suket bersama anak-anak, Jumat (25/12/2020). (Baca Juga: Gubernur Khofifah Tambah 18 RS Rujukan COVID-19 Baru dan RS Darurat)
Kegiatan bermain dan belajar Wayang Suket, kata Mei, merupakan upaya transformasi nilai-nilai kesenian tradisi disamping mengisi masa libur akhir tahun. Wayang suket sendiri memiliki makna yang cukup relevan dalam menghadapi musibah yang berkepanjangan seperti saat ini. "Suket atau rumput ini memiliki makna spirit yang luar biasa. Suket mampu bertahan hidup meski dilindas, diinjak, terbakar maupun dibabat habis," tuturnya.
Salah satu peserta, Cesia Aurelita mengaku, cukup senang bisa belajar Wayang Suket bersama Besut Rusmini di Sanggar Anak Merdeka Indonesia. Dari Sanggar itulah dia bisa mengetahui seni tradisi yang memiliki nilai luhur. Apalagi hampir setahun ini dia bersama teman-teman lainnya sudah berdiam diri di rumah.
Pelajar kelas 1 SMP inipun tidak terarik untuk mengisi waktu libur ke tempat wisata, karena kawatir tertular COVID-19. “Di sini sudah seru, bisa bermain wayang dan kesenian lainnya," ucapnya. (Baca Juga: Suara Guguran Merapi Meningkat, BMKG: Jarak Aman 5 Km)
Aktivitas liburan ala warga Gunung Anyar Emas itupun mendapatkan apresiasi dari warga dan pemerintah setempat muai dari RT/RW, Lurah Gunung Anyar Tambak hingga Camat datang langsung untuk menyaksikan kegiatan bermain dan belajar Wayang Suket.
(nic)
Lihat Juga :
tulis komentar anda