Lembaga Dewan Adat Keraton Solo Tiadakan Tradisi Malam Selikuran
Kamis, 14 Mei 2020 - 10:30 WIB
SOLO - Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo tahun ini tidak menggelar tradisi Malam Selikuran di bulan Ramadhan akibat pandemi wabah Corona (COVID-19). Tradisi menyambut malam Lailatul Qadar tersebut, biasanya digelar pada hari ke-20 Ramadhan.
“Menyambut Lailatul Qadar dalam tradisi Keraton Surakarta, biasanya melakukan upacara adat Wilujengan Tumpeng Sewu disertai dengan arak-arakan ting dan prajurit dari keraton menuju Masjid Gede (Agung),” kata Ketua LDA Keraton Kasunanan Surakarta, GKR Koes Moertiyah Wandansari, Kamis (14/5/2020).
Namun pada tahun ini, tradisi itu ditiadakan karena pandemi Corona. Selama ini, Keraton Solo memiliki tradisi unik ketika memasuki 10 hari terakhir di Bulan Ramadan guna menyambut malam Lailatul Qadar.
Malam Selikuran dilakukan dengan mengarak tumpeng disertai lampu ting. Kirab yang dimulai dari Kori Kamendungan menuju Masjid Agung Surakarta juga membawa seribu tumpeng, nasi gurih dan lauk pauk yang diusung para abdi dalem.
Kirab berlangsung selepas salat tarawih. Malam Selikuran sendiri semestinya digelar Rabu (13/5/2020) malam. "Namun karena kondisi pandemi COVID-19, maka kita seluruhnya hanya bisa melakukan doa di rumah masing-masing," ungkapnya.
Ia mengajak seluruh umat Islam tetap bersyukur memasuki hari 20 di bulan puasa dan berdoa agar wabah Corona segera sirna.
“Menyambut Lailatul Qadar dalam tradisi Keraton Surakarta, biasanya melakukan upacara adat Wilujengan Tumpeng Sewu disertai dengan arak-arakan ting dan prajurit dari keraton menuju Masjid Gede (Agung),” kata Ketua LDA Keraton Kasunanan Surakarta, GKR Koes Moertiyah Wandansari, Kamis (14/5/2020).
Namun pada tahun ini, tradisi itu ditiadakan karena pandemi Corona. Selama ini, Keraton Solo memiliki tradisi unik ketika memasuki 10 hari terakhir di Bulan Ramadan guna menyambut malam Lailatul Qadar.
Malam Selikuran dilakukan dengan mengarak tumpeng disertai lampu ting. Kirab yang dimulai dari Kori Kamendungan menuju Masjid Agung Surakarta juga membawa seribu tumpeng, nasi gurih dan lauk pauk yang diusung para abdi dalem.
Kirab berlangsung selepas salat tarawih. Malam Selikuran sendiri semestinya digelar Rabu (13/5/2020) malam. "Namun karena kondisi pandemi COVID-19, maka kita seluruhnya hanya bisa melakukan doa di rumah masing-masing," ungkapnya.
Ia mengajak seluruh umat Islam tetap bersyukur memasuki hari 20 di bulan puasa dan berdoa agar wabah Corona segera sirna.
(zil)
tulis komentar anda