Waduh, Akibat Pandemi Tingkat Literasi Warga Jabar Turun, Ini Langkah Pemda
Minggu, 20 Desember 2020 - 13:03 WIB
BANDUNG - Pandemi virus Corona ternyata berdampak terhadap minat baca masyarakat. Tingkat literasi masyarakat berkurang salah satunya karena ditutupnya sejumlah fasilitas membaca seperti perpustakaan.
Akademisi ilmu perpustakaan dan informasi dari Universitas Padjajaran (Unpad) Asep Saeful Rohman mengatakan, berdasarkan hasil penelitian terbarunya bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, terjadi penurunan indeks baca masyarakat.
Asep menjelaskan, penelitiannya ini dilakukan terhadap 4.799 responden di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat pada September-November lalu. Berdasarkan itu, menurutnya indeks baca masyarakat Jawa Barat berada di angka 61,49 atau masuk kategori cukup.
Namun, hal ini menunjukkan adanya penurunan karena berdasarkan survei terakhir pada 2016 lalu, indeks baca masyarakat berada di angkat 68.
Dia pun menjelaskan sejumlah faktor yang menyebabkan penurunan tersebut. Asep menuturkan, terdapat tiga faktor utama yang memengaruhi kebiasaan membaca masyarakat, yakni tersedianya bahan bacaan yang memadai, bervariasinya bahan bacaan dan sumber informasi, mudah ditemukannya bahan bacaan, dan terpenuhinya keinginan serta kebutuhan pembaca.
Menurut dia, pada masa pandemi ini banyak perpustakaan yang tutup demi mencegah penyebaran virus Corona.
"Kita lihat sekolah-sekolah tutup, kampus-kampus tutup, otomatis perpustakaannya pun ikut tutup. Bukan hanya di provinsi, perpustakaan di kota/kabupaten pun ikut tutup untuk menghindari kerumunan," katanya saat memaparkan hasil penelitian tersebut di kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan penelitiannya itu, variabel ketersediaan fasilitas membaca dan sumber informasi itu ada di angka 52,33. "Memang menurun, hampir 10 poin dari hasil penelitian di tahun 2016 lalu," ujarnya.
Sementara itu, untuk pemanfaatan bahan bacaan dan sumber informasi, berdasarkan penelitiannya berada di angka 68,61.
Akademisi ilmu perpustakaan dan informasi dari Universitas Padjajaran (Unpad) Asep Saeful Rohman mengatakan, berdasarkan hasil penelitian terbarunya bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, terjadi penurunan indeks baca masyarakat.
Asep menjelaskan, penelitiannya ini dilakukan terhadap 4.799 responden di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat pada September-November lalu. Berdasarkan itu, menurutnya indeks baca masyarakat Jawa Barat berada di angka 61,49 atau masuk kategori cukup.
Namun, hal ini menunjukkan adanya penurunan karena berdasarkan survei terakhir pada 2016 lalu, indeks baca masyarakat berada di angkat 68.
Dia pun menjelaskan sejumlah faktor yang menyebabkan penurunan tersebut. Asep menuturkan, terdapat tiga faktor utama yang memengaruhi kebiasaan membaca masyarakat, yakni tersedianya bahan bacaan yang memadai, bervariasinya bahan bacaan dan sumber informasi, mudah ditemukannya bahan bacaan, dan terpenuhinya keinginan serta kebutuhan pembaca.
Menurut dia, pada masa pandemi ini banyak perpustakaan yang tutup demi mencegah penyebaran virus Corona.
"Kita lihat sekolah-sekolah tutup, kampus-kampus tutup, otomatis perpustakaannya pun ikut tutup. Bukan hanya di provinsi, perpustakaan di kota/kabupaten pun ikut tutup untuk menghindari kerumunan," katanya saat memaparkan hasil penelitian tersebut di kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan penelitiannya itu, variabel ketersediaan fasilitas membaca dan sumber informasi itu ada di angka 52,33. "Memang menurun, hampir 10 poin dari hasil penelitian di tahun 2016 lalu," ujarnya.
Sementara itu, untuk pemanfaatan bahan bacaan dan sumber informasi, berdasarkan penelitiannya berada di angka 68,61.
tulis komentar anda