Bantu Atasi Gangguan Mental, Pelajar di Jabar Ciptakan Aplikasi Antidepresi
Jum'at, 11 Desember 2020 - 16:33 WIB
BANDUNG - Terinspirasi sang teman yang mengidap gangguan mental , Farhan Mandito Wirarachman dan Ananda Safira Choirunissa sukses menciptakan aplikasi antidepresi yang dinamai Plong.
Aplikasi kesehatan mental yang diciptakan dua pelajar SMA Negeri 1 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Provinsi Jabar itu diklaim dapat membantu mengurangi risiko depresi sekaligus pembuktian bahwa pandemi COVID-19 tak menghalangi pelajar di Jabar untuk terus berinovasi.
Kesuksesan tersebut bahkan mengantarkan Farhan dan Ananda meraih medali perak dalam Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) Tahun 2020 di bidang game dan aplikasi, belum lama ini.
Menurut Ananda, aplikasi tersebut hadir setelah melihat salah satu teman sekolahnya yang mengidap gangguan mental hingga sulit berkomunikasi. Hal itu mendorong dirinya dan Farhan untuk berinovasi dalam bidang teknologi dengan menghadirkan aplikasi Plong. "Teman kami ada yang mengidap gangguan mental. Kami mumunculkan solusi dengan adanya aplikasi Plong, aplikasi kesehatan mental berbasis Android dan Ios," ujar Ananda, Jumat (12/12/2020).
Ananda mengaku, awalnya kesulitan membuat aplikasi tersebut. Pasalnya, pandemi COVID-19 memaksanya melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring hingga sulit bertemu dan bertukar pikiran untuk mengembangkan gagasan tersebut.
"Karena kami membuatnya di tegah tengah pandemi, sulit untuk komunikasi, sulit untuk menyatukan pemikiran. Tapi, setelah ada kelonggaran, kita bertemu dan bertukar pikiran, tapi tentu kita juga terapkan protokol kesehatan," terangnya.
Ananda melanjutkan, proses pembuatan aplikasi Plong membutuhkan waktu sekitar tiga bulan, mulai dari membuat konsep hingga menerjemahkannya ke dalam wujud visual sejak Juli 2020. Kini, kata Ananda, aplikasi tersebut telah memasuki tahap penyempurnaan, agar bisa digunakan masyarakat lewat sistem Android. "Aplikasi Plong diharapkan bisa membantu mereka yang mengalami gangguan mental dengan cara efektif karena menggunakan HP (handphone). Jadi bisa diakses dimana pun dan kapan pun," ujarnya. (Baca: Selisih Paham di Jalan Raya, Pengendara Motor Gigit Telinga Kondektur Bus).
Aplikasi Plong memiliki beberapa fitur, di antaranya konseling, meditasi, relaksasi, jurnal bersyukur, serta artikel kesehatan mental. Bahkan, pihak sekolah yang mendukung penuh karya anak didiknya itu bekerja sama dengan tenaga medis Rumah Sakit Jiwa Cisarua, KBB dalam pengembangan aplikasi itu.
Aplikasi kesehatan mental yang diciptakan dua pelajar SMA Negeri 1 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Provinsi Jabar itu diklaim dapat membantu mengurangi risiko depresi sekaligus pembuktian bahwa pandemi COVID-19 tak menghalangi pelajar di Jabar untuk terus berinovasi.
Kesuksesan tersebut bahkan mengantarkan Farhan dan Ananda meraih medali perak dalam Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) Tahun 2020 di bidang game dan aplikasi, belum lama ini.
Menurut Ananda, aplikasi tersebut hadir setelah melihat salah satu teman sekolahnya yang mengidap gangguan mental hingga sulit berkomunikasi. Hal itu mendorong dirinya dan Farhan untuk berinovasi dalam bidang teknologi dengan menghadirkan aplikasi Plong. "Teman kami ada yang mengidap gangguan mental. Kami mumunculkan solusi dengan adanya aplikasi Plong, aplikasi kesehatan mental berbasis Android dan Ios," ujar Ananda, Jumat (12/12/2020).
Ananda mengaku, awalnya kesulitan membuat aplikasi tersebut. Pasalnya, pandemi COVID-19 memaksanya melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring hingga sulit bertemu dan bertukar pikiran untuk mengembangkan gagasan tersebut.
"Karena kami membuatnya di tegah tengah pandemi, sulit untuk komunikasi, sulit untuk menyatukan pemikiran. Tapi, setelah ada kelonggaran, kita bertemu dan bertukar pikiran, tapi tentu kita juga terapkan protokol kesehatan," terangnya.
Ananda melanjutkan, proses pembuatan aplikasi Plong membutuhkan waktu sekitar tiga bulan, mulai dari membuat konsep hingga menerjemahkannya ke dalam wujud visual sejak Juli 2020. Kini, kata Ananda, aplikasi tersebut telah memasuki tahap penyempurnaan, agar bisa digunakan masyarakat lewat sistem Android. "Aplikasi Plong diharapkan bisa membantu mereka yang mengalami gangguan mental dengan cara efektif karena menggunakan HP (handphone). Jadi bisa diakses dimana pun dan kapan pun," ujarnya. (Baca: Selisih Paham di Jalan Raya, Pengendara Motor Gigit Telinga Kondektur Bus).
Aplikasi Plong memiliki beberapa fitur, di antaranya konseling, meditasi, relaksasi, jurnal bersyukur, serta artikel kesehatan mental. Bahkan, pihak sekolah yang mendukung penuh karya anak didiknya itu bekerja sama dengan tenaga medis Rumah Sakit Jiwa Cisarua, KBB dalam pengembangan aplikasi itu.
tulis komentar anda