Pemprov Jabar Dorong Ponpes Hasilkan Produk untuk Pasar Domestik dan Internasional
Jum'at, 04 Desember 2020 - 09:36 WIB
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) mendorong ribuan pondok pesantren (ponpes) di Jabar menghasilkan produk bernilai tinggi yang dapat diterima pasar domestik maupun internasional.
Melalui program One Pesantren One Product (OPOP) yang telah bergulir sejak 2018 lalu, Dinas KUK Jabar bertekad menjadikan ponpes yang tersebar di Provinsi Jabar memiliki kemandirian secara ekonomi.
Sehingga, tidak hanya menjadi lembaga pendidikan, ponpes pun diharapkan menjadi lembaga pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Menurut Kepala Dinas KUK Provinsi Jabar, Kusmana Hartadji, ponpes di Jabar memiliki potensi besar untuk mandiri secara ekonomi.
Dari 9.000 ponpes di Jabar, sebagian besar di antara mereka masih memerlukan pendampingan usaha, mulai dari penggalian potensi hingga pemasaran.
Melalui program OPOP, kata Kusmana, ponpes bakal mendapatkan peningkatan wawasan dan pengetahuan serta pendampingan usaha.
Harapannya, ponpes yang mengikuti program ini akan menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tinggi di pasar domestik maupun pasar internasional.
"Produk-produk yang dihasilkan akan dicarikan pembelinya oleh Pemprov Jabar atau biasa kita sebut dengan off taker. Kita ingin pesantren mandiri secara ekonomi. Pesantren banyak di pedesaan, lewat OPOP kita ingin ada istilah tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia dan mati masuk surga," kata Kusmana di Bandung, Kamis (3/12/2020).
(Baca juga: Ratusan Unggas Mati Terkena Flu Burung, Terpapar Ayam dari Luar Daerah)
Melalui program One Pesantren One Product (OPOP) yang telah bergulir sejak 2018 lalu, Dinas KUK Jabar bertekad menjadikan ponpes yang tersebar di Provinsi Jabar memiliki kemandirian secara ekonomi.
Sehingga, tidak hanya menjadi lembaga pendidikan, ponpes pun diharapkan menjadi lembaga pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Menurut Kepala Dinas KUK Provinsi Jabar, Kusmana Hartadji, ponpes di Jabar memiliki potensi besar untuk mandiri secara ekonomi.
Dari 9.000 ponpes di Jabar, sebagian besar di antara mereka masih memerlukan pendampingan usaha, mulai dari penggalian potensi hingga pemasaran.
Melalui program OPOP, kata Kusmana, ponpes bakal mendapatkan peningkatan wawasan dan pengetahuan serta pendampingan usaha.
Harapannya, ponpes yang mengikuti program ini akan menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tinggi di pasar domestik maupun pasar internasional.
"Produk-produk yang dihasilkan akan dicarikan pembelinya oleh Pemprov Jabar atau biasa kita sebut dengan off taker. Kita ingin pesantren mandiri secara ekonomi. Pesantren banyak di pedesaan, lewat OPOP kita ingin ada istilah tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia dan mati masuk surga," kata Kusmana di Bandung, Kamis (3/12/2020).
(Baca juga: Ratusan Unggas Mati Terkena Flu Burung, Terpapar Ayam dari Luar Daerah)
Lihat Juga :
tulis komentar anda