Kekerasan di Papua Tinggi, Peneliti UGM: Masyarakat Ingin Hidup Damai

Selasa, 01 Desember 2020 - 01:00 WIB
Hasil riset UGM menunjukkan 64 persen motif kekerasan terkait gerakan separatis. Selain itu ada motif politik sekitar 11 persen, balas dendam 10 persen, pemerkosaan dan ekonomi masing-masing dua persen.

Pemerintah sebenarnya sudah melakukan upaya pendekatan untuk menyelesaikan kasus yang ada. Mulai dari menjawab kebutuhan masyarakat agar bisa berubah, kesehatan, pendidikan hingga perbaikan ekonomi. Sedangkan Pendekatan keamanan secara tradisional seperti mengerahkan pasukan tak lagi jadi pilihan.

“Namu, cara itu belum bisa diterima KKB. Mereka perlu didekati secara kultural dan dialog. Pemerintah perlu merangkul tokoh agama dan masyarakat,” kata pengajar Fisipol UGM ini.

Untuk penanganan konflik horizontal, kata Gabrielle bisa melalui transformasi nilai konflik yang mencuat. Salah satunya dalam momentum pilkada. Tim juga mengadvokasi pemda bagaimana nilai kekerasan secara kultural bisa ditransformasi ke nilai yang lebih damai.

Masyarakat Papua sebenarnya sangat berharap kondisinya bisa aman dan damai. Hal itu banyak disuarakan oleh generasi mudanya. “Papua yang damai itu sudah menjadi harapan yang melekat di diri kita sebagai manusia,”kata mahasiswa Papua yang kuliah di Yogyakarta, Hemi Enumbi.
(msd)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More