Tolak Merapat ke Pemerintah, Ketua PAN DIY Siap Lepas Jabatan
Selasa, 12 Mei 2020 - 00:00 WIB
YOGYAKARTA - Menjelang pelaksanaan Pilkada langsung, situasi di tubuh Partai Amanat Nasional (PAN) justru tidak kondusif. Setelah Wakil Ketua DPP PAN Hanafi Rais melepaskan jabatan di partai maupun DPR, kini giliran Ketua DPW PAN DIY Nazaruddin yang menyatakan sudah tidak minat lagi menjadi pengurus.
"Saya sudah tidak berminat lagi menjadi ketua DPW. Setelah musyawarah wilayah nanti saya akan menentukan jalan saya sendiri," katanya kepada SINDOnews, Senin (11/5/2020).
Nazaruddin juga menanggapi pernyataan Wakil Bendahara Umum PAN Rizki Aljupri yang menyampaikan bahwa dirinya telah mengundurkan diri. Menurutnya, apa yang dilontarkan Rizki ngawur dan beretika. "Apa yang disampaikan Rizki Aljupri itu omongan ngawur. Saya belum pernah menyatakan mundur dari ketua DPW. Saya diberi amanah oleh musyawarah wilayah, dan akan saya kembalikan dan pertanggungjawabkan kepemimpinan saya kepada musyawarah wilayah. Begitu aturan dan etikanya," ujar Nazar, sapaan akrabnya.
Dia justru menyindir Rizki sebagai kader baru yang dicomot kemarin sore, sehingga tidak memahami aturan dan etika di partai. "Selama ini yang saya suarakan adalah kritik kepada DPP. Apakah berbeda pendapat itu merupakan pelanggaran terhadap aturan partai?," kata tokoh yang dikenal sangat dekat dengan Hanafi Rais ini.
Nazar justru balik menuding orang-orang seperti Rizki Aljupri memiliki mental penjilat yang baru masuk partai dan merusak PAN . "Itulah sengkuni partai yang merusak citra PAN," ujar mantan Anggota DPRD DIY ini.
Menurutnya, para penjilat tidak memiliki rasa hormat dengan pendiri partai. "Kalau toh harus berpisah jalan, itu karena perbedaan prinsip dalam perjuangan. Bukan karena baper kongres. Narasi para penjilat di PAN justru yang baper kongres," kata Nazar.
Dia kembali mengingatkan DPP bahwa mayoritas pemilih PAN, khususnya di DIY, tidak menghendaki partai berlambang matahari itu bergabung dan menjadi bagian dari pemerintahan. Ini adalah tindak lanjut pada Pilpres lalu yang tidak memberi amanat untuk memilih Jokowi.
"Apa yang saya suarakan adalah suara mayoritas konstituen PAN DIY. Kalau DPP akan membawa kapal PAN berlabuh ke kekuasaan, itu pengkhianatan terhadap aspirasi konstituen dan akan membuat PAN semakin dijauhi rakyat," ujarnya.
Ketika disinggung dengan kader PAN dan anggota DPRD provinsi maupun kabupaten, Nazar menyerahkan kepada masing-masing pribadi. Sebab, masing-masing mewakili konstituennya. "Nanti paling tidak kita akan bersama di Pemilu 2024," katannya.
"Saya sudah tidak berminat lagi menjadi ketua DPW. Setelah musyawarah wilayah nanti saya akan menentukan jalan saya sendiri," katanya kepada SINDOnews, Senin (11/5/2020).
Nazaruddin juga menanggapi pernyataan Wakil Bendahara Umum PAN Rizki Aljupri yang menyampaikan bahwa dirinya telah mengundurkan diri. Menurutnya, apa yang dilontarkan Rizki ngawur dan beretika. "Apa yang disampaikan Rizki Aljupri itu omongan ngawur. Saya belum pernah menyatakan mundur dari ketua DPW. Saya diberi amanah oleh musyawarah wilayah, dan akan saya kembalikan dan pertanggungjawabkan kepemimpinan saya kepada musyawarah wilayah. Begitu aturan dan etikanya," ujar Nazar, sapaan akrabnya.
Dia justru menyindir Rizki sebagai kader baru yang dicomot kemarin sore, sehingga tidak memahami aturan dan etika di partai. "Selama ini yang saya suarakan adalah kritik kepada DPP. Apakah berbeda pendapat itu merupakan pelanggaran terhadap aturan partai?," kata tokoh yang dikenal sangat dekat dengan Hanafi Rais ini.
Nazar justru balik menuding orang-orang seperti Rizki Aljupri memiliki mental penjilat yang baru masuk partai dan merusak PAN . "Itulah sengkuni partai yang merusak citra PAN," ujar mantan Anggota DPRD DIY ini.
Menurutnya, para penjilat tidak memiliki rasa hormat dengan pendiri partai. "Kalau toh harus berpisah jalan, itu karena perbedaan prinsip dalam perjuangan. Bukan karena baper kongres. Narasi para penjilat di PAN justru yang baper kongres," kata Nazar.
Dia kembali mengingatkan DPP bahwa mayoritas pemilih PAN, khususnya di DIY, tidak menghendaki partai berlambang matahari itu bergabung dan menjadi bagian dari pemerintahan. Ini adalah tindak lanjut pada Pilpres lalu yang tidak memberi amanat untuk memilih Jokowi.
"Apa yang saya suarakan adalah suara mayoritas konstituen PAN DIY. Kalau DPP akan membawa kapal PAN berlabuh ke kekuasaan, itu pengkhianatan terhadap aspirasi konstituen dan akan membuat PAN semakin dijauhi rakyat," ujarnya.
Ketika disinggung dengan kader PAN dan anggota DPRD provinsi maupun kabupaten, Nazar menyerahkan kepada masing-masing pribadi. Sebab, masing-masing mewakili konstituennya. "Nanti paling tidak kita akan bersama di Pemilu 2024," katannya.
(abd)
tulis komentar anda