Piet-Matret Siap Lanjutkan Kesejahteraan Masyarakat Teluk Bintuni

Sabtu, 28 November 2020 - 20:49 WIB
Calon bupati dan wakil bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw, MT dan Matret Kokop (PMK2) berjanji akan meningkatkan kualitas pendikikan, perekonomian masyakat, dan penanganan COVID-19.(Ist)
JAKARTA - Calon bupati dan wakil bupati Teluk Bintuni, Papua Barat Petrus Kasihiw, MT dan Matret Kokop (PMK2) berjanji akan meningkatkan kualitas pendikikan, perekonomian masyakat, dan penanganan COVID-19.

Demikian disampaikan calon pasangan nomor urut dua dalam debat Pilkada Teluk Bintuni yang ditayangkan salah satu stasiun TV Nasional, Jumat, (27/11/2020). Debat ini mengusung tema “Membangun Kabupaten Teluk Bintuni Sejahtera dalam Harmoni Keberagaman".

Dalam pemaparannya Petrus Kasihiw mengatakan, apabila kembali terpilih menjadi bupati akan menaikan bantuan program padat karya, dari Rp1 miliar menjadi Rp2 miliar di 28 Distrik. "Kemudian, bantuan modal usaha dari Rp5 milyar per tahun menjadi Rp10 milyar, bantuan keagamaan, bantuan rumah rakyat minimal 500 unit," kata Petrus.



Kemudian, ada juga program paket pedesaan dan perkotaan untuk pengusaha asli papua dan pengusaha lokal. "Dan beasiswa tambahan untuk siswa dan mahasiswa berprestasi," ujar dia.

Menanggapi hal itu, pasangan nomor urut satu Ali Ibrahim Bauw dan Yohanis Manibuy (AYO) mengatakan, apabila terpilih akan memberikan pendidikan dan kesehatan gratis, serta peningkatan pendidikan keagamaan yang lebih ketat.

Kemudian, dalam memajukan perekonomian Bintuni, AYO akan membangun kerja sama masyarakat adat dan kearifan lokal tanpa merusak lingkungan. Program unggulan yang mereka tawarkan adalah dengan membangun ekowisata pada hutan mangrove di Kabupaten Teluk Bintuni.

“Kita akan melestarikan mangrove dengan merehabilitasi hutan yang mati. Kemudian, kita akan membangun cottage yang ramah lingkungan. Tujuannya adalah menjadi mangrove nomor satu di dunia dan berguna untuk warga Bintuni,” kata Ali Bauw.

Pernyataan tersebut mendapat sanggahan pedas dari Paslon nomor dua. Pasalnya, kawasan mangrove Teluk Bintuni merupakan Cagar Alam dan tidak boleh diutak atik biota dan tumbuhan yang ada di dalam. Petrus Kasihiw, menyayangkan program tersebut. "Ini cagar alam yang tidak boleh diotak-atik," kata dia.

Kemudian, mengenai pendidikan dan kesehatan gratis saat ini sudah berjalan. "Dan kedepan tinggal ditingkatkan lagi," Petrus Kasihiw. (Baca: Banding ke Pengadilan Tinggi, Pendeta Cabul Ini Justru Divonis 11 Tahun Penjara).



Sementara mengenai penanganan COVID-19, Petrus Kasihiw, MT dan Matret Kokop (PMK2) menegaskan, apa yang sudah ada saat ini akan ditingkatkan lagi. Hal ini untuk mengantisipasi adanya COVID-19 gelombang dua. Sebab, kata dia, penanganan COVID-19 saat ini sudah sangat baik. "Teluk Bintuni yang tadinya zona merah turun. Jumlah pasien COVID-19 yang tadinya 600 orang lebih, sekarang tinggal 17 orang," kata dia.

Kedepan, untuk meningkatkan penanganan ini pihaknya akan menggratiskan biaya swab dan rapid tes. "Kemudian kami juga membangun posko screening (orang yang keluar masuk Bintuni)," pungkasnya.
(nag)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content