Ada Klaster Hajatan di Sragen, Ganjar Minta Warganya Tak Abai Prokes
Minggu, 15 November 2020 - 07:55 WIB
SEMARANG - Menyusul adanya kasus baru klaster hajatan di Kabupaten Sragen, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengimbau agar warganya tidak abai dalam disiplin protokol kesehatan (prokes). Ganjar mengatakan, kasus ini bukan kali pertama terjadi.
Menurutnya, dalam menangani klaster hajatan atau keluarga seperti ini perlu pendekatan yang lebih ketat. “Dari pemerintah hari ini akan kita dorong, rapat kita terakhir pada awal minggu ini adalah, kita gerakkan dasawisma, PKK, kelompok masyarakat yang ada di level desa, RT RW agar sekarang kita masuk dalam keluarga,” ujar Ganjar, Sabtu (14/11/2020). (Baca juga: Ganjar Berbagi Ilmu dengan Stafsus Presiden Soal Penanganan Covid-19 )
Namun, dari pemerintah saja tidak cukup. Ia juga meminta dukungan dan kesadaran dari masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan. Sebab, edukasi di level ini akan lebih berat dan individu mana pun tidak boleh abai. “Kalau kita tidak bisa memproteksi diri kita sendiri, maka akan sangat berat. Satu orang membawa itu, maka keluarga akan sangat rentan,” katanya.
Ganjar mengatakan, sebenarnya memproteksi dari diri sendiri sangat mudah. Yang membuat susah adalah malasnya individu untuk menjaga kebersihan diri, terutama setelah beraktivitas di luar rumah. “Maka keluarga, mesti diproteksi dengan baik, tidak boleh meremehkan, protokolnya mesti jalan. Sebenarnya simpel saja, kalau kamu dari luar, langsung mandi, ganti baju semuanya. Sebenarnya tidak berat, tapi hanya males saja,” ujarnya.
Di sisi lain, Ganjar juga menegaskan pentingnya menggunakan masker dalam situasi apapun.“Terus tidak mau melepas masker, sebenarnya itu cara defend yang paling baik, karena kerentanan orang yang banyak bepergian itu, ya memang ada potensi tinggi tertular,” kata Ganjar.
Ia berharap, masyarakat bisa paham dengan edukasi yang terus digencarkan. Sehingga, pencegahan dilakukan secara bersama-sama. “Maka kita coba edukasi ke sana, meskipun penegakan hukum tetap kita lakukan, mudah-mudahan seluruh masyarakat sadar, bahwa kerumunan tetap masih selalu membahayakan. Mari kita cegah itu,” katanya. (Baca juga: Begini Cara Ganjar Merespon Cepat Aduan Warga Jateng lewat Media Sosial )
Seperti diketahui, dua orang dinyatakan positif Covid-19 usai kontak erat dengan keluarga L (28) pengantinbaru asal Kecamatan Kalijambe, Sragen, meninggal usai terpapar virus Corona. Tak hanya L, berselang hitungan hari ibu pengantin meninggal pada Jumat (6/11/2020) dan ayahnya meninggal pada Senin (9/11/2020).
L sempat menggelar prosesi ijab dan resepsi pada 24 Oktober lalu. Akibatnya, 113 warga yang hadir dalam hajatan tersebut harus menjalani swab karena melakukan kontak erat dengan L dan kedua orang tuanya.
Menurutnya, dalam menangani klaster hajatan atau keluarga seperti ini perlu pendekatan yang lebih ketat. “Dari pemerintah hari ini akan kita dorong, rapat kita terakhir pada awal minggu ini adalah, kita gerakkan dasawisma, PKK, kelompok masyarakat yang ada di level desa, RT RW agar sekarang kita masuk dalam keluarga,” ujar Ganjar, Sabtu (14/11/2020). (Baca juga: Ganjar Berbagi Ilmu dengan Stafsus Presiden Soal Penanganan Covid-19 )
Namun, dari pemerintah saja tidak cukup. Ia juga meminta dukungan dan kesadaran dari masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan. Sebab, edukasi di level ini akan lebih berat dan individu mana pun tidak boleh abai. “Kalau kita tidak bisa memproteksi diri kita sendiri, maka akan sangat berat. Satu orang membawa itu, maka keluarga akan sangat rentan,” katanya.
Ganjar mengatakan, sebenarnya memproteksi dari diri sendiri sangat mudah. Yang membuat susah adalah malasnya individu untuk menjaga kebersihan diri, terutama setelah beraktivitas di luar rumah. “Maka keluarga, mesti diproteksi dengan baik, tidak boleh meremehkan, protokolnya mesti jalan. Sebenarnya simpel saja, kalau kamu dari luar, langsung mandi, ganti baju semuanya. Sebenarnya tidak berat, tapi hanya males saja,” ujarnya.
Di sisi lain, Ganjar juga menegaskan pentingnya menggunakan masker dalam situasi apapun.“Terus tidak mau melepas masker, sebenarnya itu cara defend yang paling baik, karena kerentanan orang yang banyak bepergian itu, ya memang ada potensi tinggi tertular,” kata Ganjar.
Ia berharap, masyarakat bisa paham dengan edukasi yang terus digencarkan. Sehingga, pencegahan dilakukan secara bersama-sama. “Maka kita coba edukasi ke sana, meskipun penegakan hukum tetap kita lakukan, mudah-mudahan seluruh masyarakat sadar, bahwa kerumunan tetap masih selalu membahayakan. Mari kita cegah itu,” katanya. (Baca juga: Begini Cara Ganjar Merespon Cepat Aduan Warga Jateng lewat Media Sosial )
Seperti diketahui, dua orang dinyatakan positif Covid-19 usai kontak erat dengan keluarga L (28) pengantinbaru asal Kecamatan Kalijambe, Sragen, meninggal usai terpapar virus Corona. Tak hanya L, berselang hitungan hari ibu pengantin meninggal pada Jumat (6/11/2020) dan ayahnya meninggal pada Senin (9/11/2020).
L sempat menggelar prosesi ijab dan resepsi pada 24 Oktober lalu. Akibatnya, 113 warga yang hadir dalam hajatan tersebut harus menjalani swab karena melakukan kontak erat dengan L dan kedua orang tuanya.
(don)
tulis komentar anda