Geografis Sulut Strategis untuk Perdagangan Regional dan Internasional
Kamis, 12 November 2020 - 08:48 WIB
MANADO - Pjs Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Agus Fatoni menyatakan, Sulut merupakan salah satu dari delapan provinsi kepulauan di Indonesia yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan.
Apalagi secara geoposisi Sulut berada di bibir pasifik yang sangat prospektif untuk perdagangan regional maupun internasional.
“Ini merupakan jalur perdagangan dunia dan pusat distribusi barang dan jasa yang juga ditunjang dengan potensi sumber daya alam yang melimpah di sektor perikanan kemudian di sektor kelautan energi terbarukan, juga pertanian, perkebunan, dan juga pariwisata,” paparnya saat menghadiri kegiatan audiensi Tim Kajian Daerah Sekretariat Jendral Dewan Ketahanan Nasional (Setjen Wantannas) di Aula Mapalus Kantor Gubernur, Rabu (11/11/2020).
Menurutnya, daerah ini memiliki sekitar 287 pulau dan terdiri dari 59 pulau berpenghuni dan 228 pulau belum berpenghuni dengan 12 pulau terluar yakni 7 pulau berada di Kabupaten Sangihe dan 5 pulau di Kabupaten Kepulauan Talaud, yang 2 pulau di antaranya Miangas dan Marore yang berhadapan langsung dengan Filipina.
“Ada 12 pulau terluar di Sulut yang juga garda terdepan bangsa dan benteng tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.
Fatoni menyampaikan, kehidupan bermasyarakat di Sulut saat ini terus berjalan dengan rukun dan damai serta harmonis meski masyarakatnya majemuk dari sisi etnis, religi, budaya dan adat istiadat.
“Ini merupakan kerja keras dari seluruh komponen baik TNI-Polri juga dukungan semua tokoh. Tokoh agama, masyarakat, budaya, adat dan juga tokoh pemuda yang proaktif merespon dan meredam daerah kita untuk tetap aman dan kondusif. Ini buah dari sinergitas yang telah memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial kemasyarakatan,” jelasnya. (Baca juga: Debat Sesi II, Olly-Steven Secara Gemilang Paparkan Capaian Sulut Hebat)
Begitu juga dari sisi pertumbuhan ekonomi, Sulut sebelum adanya pandemi selalu berada di atas 6% dan kemudian angka kemiskinan turun signifikan hingga 1 digit dari angka 8,89% di tahun 2015 menjadi 7,51% pada tahun 2019. (Baca juga: 13 ABK Asal China dan 9 WNA Diperiksa Kantor Imigrasi Bitung)
Lebih lanjut, Fatoni berharap kegiatan dapat memberikan kontribusi yang sangat signifikan bagi Sulut. “Mudah-mudahan bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan Sulawesi Utara khususnya dan Indonesia pada umumnya,” harapnya.
Apalagi secara geoposisi Sulut berada di bibir pasifik yang sangat prospektif untuk perdagangan regional maupun internasional.
“Ini merupakan jalur perdagangan dunia dan pusat distribusi barang dan jasa yang juga ditunjang dengan potensi sumber daya alam yang melimpah di sektor perikanan kemudian di sektor kelautan energi terbarukan, juga pertanian, perkebunan, dan juga pariwisata,” paparnya saat menghadiri kegiatan audiensi Tim Kajian Daerah Sekretariat Jendral Dewan Ketahanan Nasional (Setjen Wantannas) di Aula Mapalus Kantor Gubernur, Rabu (11/11/2020).
Menurutnya, daerah ini memiliki sekitar 287 pulau dan terdiri dari 59 pulau berpenghuni dan 228 pulau belum berpenghuni dengan 12 pulau terluar yakni 7 pulau berada di Kabupaten Sangihe dan 5 pulau di Kabupaten Kepulauan Talaud, yang 2 pulau di antaranya Miangas dan Marore yang berhadapan langsung dengan Filipina.
“Ada 12 pulau terluar di Sulut yang juga garda terdepan bangsa dan benteng tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.
Fatoni menyampaikan, kehidupan bermasyarakat di Sulut saat ini terus berjalan dengan rukun dan damai serta harmonis meski masyarakatnya majemuk dari sisi etnis, religi, budaya dan adat istiadat.
“Ini merupakan kerja keras dari seluruh komponen baik TNI-Polri juga dukungan semua tokoh. Tokoh agama, masyarakat, budaya, adat dan juga tokoh pemuda yang proaktif merespon dan meredam daerah kita untuk tetap aman dan kondusif. Ini buah dari sinergitas yang telah memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial kemasyarakatan,” jelasnya. (Baca juga: Debat Sesi II, Olly-Steven Secara Gemilang Paparkan Capaian Sulut Hebat)
Begitu juga dari sisi pertumbuhan ekonomi, Sulut sebelum adanya pandemi selalu berada di atas 6% dan kemudian angka kemiskinan turun signifikan hingga 1 digit dari angka 8,89% di tahun 2015 menjadi 7,51% pada tahun 2019. (Baca juga: 13 ABK Asal China dan 9 WNA Diperiksa Kantor Imigrasi Bitung)
Lebih lanjut, Fatoni berharap kegiatan dapat memberikan kontribusi yang sangat signifikan bagi Sulut. “Mudah-mudahan bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan Sulawesi Utara khususnya dan Indonesia pada umumnya,” harapnya.
(boy)
tulis komentar anda