Siaga Erupsi Gunung Merapi, Sirene Peringatan Dini di Tlogolele Jadi Andalan
Senin, 09 November 2020 - 20:59 WIB
BOYOLALI - Sirene tanda bahaya di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali ,Jateng dlam posisi siaga. Sirene siap dibunyikan jika terjadi erupsi Gunung Merapi .
Kepala Desa Tlogolele Ngadi mengemukakan, sirene peringatan dini masih berfungsi namun belum dibunyikan karena Gunung Merapi masih dalam status siaga. "Sirine peringatan dini kalau statusnya awas," kata Ngadi, Senin (9/11/2020). Meski demikian sirene sudah diuji coba dan menyala. (Baca juga: 4 Hari Terakhir, Gemuruh dan Batu Longsor Puncak Merapi Terdengar di Tlogolele)
Terdapat satu sirene di Desa Tlogolele namun suaranya mampu menjangkau wilayah Desa Tlogolele. Sirene dikendalikan dari pos induk yang ada di Balaidesa Tlogolele.Sirene dioperasikan tim siaga desa (TSD) yang berjaga memantau kondisi Merapi. (Baca juga: Berjarak 3 Km dari Puncak Merapi, Ratusan Warga Tlogolele Boyolali Mengungsi)
Mengingat Gunung Merapi statusnya telah naik menjadi siaga, maka setiap hari kini ada petugas yang piket jaga. Jika status Merapi naik menjadi awas dan dan sudah mengkhawatirkan, maka evakuasi warga dilakukan dan sirene dibunyikan sebagai peringatan dini. (Baca juga: Pengungsi Merapi di Tlogolele Tinggal di Bilik Sederhana, Begini Kondisinya)
Saat ini, evakuasi baru sebatas untuk masyarakat yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, anak anak, balita dan difabel.
Terpisah, Surat (35) warga Dukuh Stabelan, Tlogolele mengatakan, warga setiap malam kini melakukan ronda memantau kondisi puncak Merapi. Namun warga setempat tabu mengunakan kentongan sebagai sinyal tanda bahasa.
Dari kepercayaan turun temurun, membunyikan kentongan saat Merapi bergejolak justru akan mendatangkan mara bahaya yang lebih besar. "Kalau ada apa apa kami langsung memberitahu saja yang di dalam rumah dan tetangga sekitar," katanya.
Kepala Desa Tlogolele Ngadi mengemukakan, sirene peringatan dini masih berfungsi namun belum dibunyikan karena Gunung Merapi masih dalam status siaga. "Sirine peringatan dini kalau statusnya awas," kata Ngadi, Senin (9/11/2020). Meski demikian sirene sudah diuji coba dan menyala. (Baca juga: 4 Hari Terakhir, Gemuruh dan Batu Longsor Puncak Merapi Terdengar di Tlogolele)
Terdapat satu sirene di Desa Tlogolele namun suaranya mampu menjangkau wilayah Desa Tlogolele. Sirene dikendalikan dari pos induk yang ada di Balaidesa Tlogolele.Sirene dioperasikan tim siaga desa (TSD) yang berjaga memantau kondisi Merapi. (Baca juga: Berjarak 3 Km dari Puncak Merapi, Ratusan Warga Tlogolele Boyolali Mengungsi)
Mengingat Gunung Merapi statusnya telah naik menjadi siaga, maka setiap hari kini ada petugas yang piket jaga. Jika status Merapi naik menjadi awas dan dan sudah mengkhawatirkan, maka evakuasi warga dilakukan dan sirene dibunyikan sebagai peringatan dini. (Baca juga: Pengungsi Merapi di Tlogolele Tinggal di Bilik Sederhana, Begini Kondisinya)
Saat ini, evakuasi baru sebatas untuk masyarakat yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, anak anak, balita dan difabel.
Terpisah, Surat (35) warga Dukuh Stabelan, Tlogolele mengatakan, warga setiap malam kini melakukan ronda memantau kondisi puncak Merapi. Namun warga setempat tabu mengunakan kentongan sebagai sinyal tanda bahasa.
Dari kepercayaan turun temurun, membunyikan kentongan saat Merapi bergejolak justru akan mendatangkan mara bahaya yang lebih besar. "Kalau ada apa apa kami langsung memberitahu saja yang di dalam rumah dan tetangga sekitar," katanya.
(shf)
tulis komentar anda