Perempuan Berperan Penting Tangkal Paham Radikalisme-Terorisme
Jum'at, 06 November 2020 - 06:49 WIB
SURABAYA - Wali Kota Mojokerto , Ika Puspitasari menyatakan, perempuan berperan penting untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme dan terorisme di lingkungan keluarga. Pernyataan orang nomor satu di Kota Mojokerto itu disampaikan dalam pidato sambutannya pada acara diskusi dan deklarasi Perempuan Agen Perdamaian di Ballroom Hotel Ayola Sunrise Mojokerto, Kamis (5/11/2020).
Menurutnya, perbaikan kualitas sumber daya perempuan harus ditingkatkan. Khususnya dalam kapasitas menangkal radikalisme di lingkungan keluarga dan sekitarnya."Peran perempuan Mojokerto mesti diperkuat guna menjadikan kotanya sebagai barometer pencegahan terorisme di Jatim," katanya. (Baca juga: Lulus Sleksi CPNS di Mojokerto Ini yang Harus Dilakukan 396 Peserta )
Acara diskusi dan deklarasi Perempuan Agen Perdamaian ini diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) bekerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jatim. Acara itu dihadiri 70 orang peserta perempuan yang terdiri dari unsur kades perempuan, ASN perempuan, organisasi perempuan serta ormas anggota Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Jatim.
Ketua Umum BKOW Jatim, Fatma Saifullah Yusuf mengatakan radikalisme dan terorisme menjadi kekhawatiran kita bersama. "Efek negatif radikalisme dan terorisme bisa berbahaya bagi kita semua termasuk warga sipil. Perempuan mesti tampil sebagai solusi cegah tangkal terorisme dari keluarga," kata Fatma pada kesempatan bersama.(Baca juga: Libur Panjang Perbatasan Mojokerto Diperketat dengan Yustisi dan Rapid- Test )
Ketua FKPT Jatim Hesti Armiwulan mengatakan, peran perempuan sebagai agen perdamaian harus tersosialisasi secara masif di Jatim. "Persoalan terorisme adalah persoalan bersama, sehingga FKPT akan menjalin kebersamaan dengan semua pihak dalam melakukan pencegahan terorisme khususnya di Jawa Timur,” katanya.
Sementara itu, Kasie Partisipasi dan Pemberdayaan BNPT, Setyo Pranowo menambahkan, BNPT berharap semua pihak ikut berperan aktif dalam proses pencegahan radikalisme dan terorisme."FKPT mesti mampu membangun kerjasama dengan semua pihak agar bisa mempelopori proses pencegahan dgn keterlibatan aktif masyarakat dalam hal radikalisme dan terorisme," ungkapnya.
Menurutnya, perbaikan kualitas sumber daya perempuan harus ditingkatkan. Khususnya dalam kapasitas menangkal radikalisme di lingkungan keluarga dan sekitarnya."Peran perempuan Mojokerto mesti diperkuat guna menjadikan kotanya sebagai barometer pencegahan terorisme di Jatim," katanya. (Baca juga: Lulus Sleksi CPNS di Mojokerto Ini yang Harus Dilakukan 396 Peserta )
Acara diskusi dan deklarasi Perempuan Agen Perdamaian ini diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) bekerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jatim. Acara itu dihadiri 70 orang peserta perempuan yang terdiri dari unsur kades perempuan, ASN perempuan, organisasi perempuan serta ormas anggota Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Jatim.
Ketua Umum BKOW Jatim, Fatma Saifullah Yusuf mengatakan radikalisme dan terorisme menjadi kekhawatiran kita bersama. "Efek negatif radikalisme dan terorisme bisa berbahaya bagi kita semua termasuk warga sipil. Perempuan mesti tampil sebagai solusi cegah tangkal terorisme dari keluarga," kata Fatma pada kesempatan bersama.(Baca juga: Libur Panjang Perbatasan Mojokerto Diperketat dengan Yustisi dan Rapid- Test )
Ketua FKPT Jatim Hesti Armiwulan mengatakan, peran perempuan sebagai agen perdamaian harus tersosialisasi secara masif di Jatim. "Persoalan terorisme adalah persoalan bersama, sehingga FKPT akan menjalin kebersamaan dengan semua pihak dalam melakukan pencegahan terorisme khususnya di Jawa Timur,” katanya.
Sementara itu, Kasie Partisipasi dan Pemberdayaan BNPT, Setyo Pranowo menambahkan, BNPT berharap semua pihak ikut berperan aktif dalam proses pencegahan radikalisme dan terorisme."FKPT mesti mampu membangun kerjasama dengan semua pihak agar bisa mempelopori proses pencegahan dgn keterlibatan aktif masyarakat dalam hal radikalisme dan terorisme," ungkapnya.
(don)
tulis komentar anda