AS Tarik Personel Tentara dan Rudal Patriot dari Arab Saudi
Jum'at, 08 Mei 2020 - 06:37 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menarik puluhan personel tentarnya dan empat baterai sistem rudal Patriot dari Arab Saudi.
Sebelumnya, aset-aset militer itu dikerahkan setelah fasilitas minyak kerajaan diserang rudal dan drone bersenjata pada September 2019.
Mengutip Wall Street Journal (WSJ), Jumat (8/5/2020), selain menarik sistem rudal Patriot dan puluhan tentara, AS juga telah merelokasi dua skuadron pesawat jet tempur dan sedang mempertimbangkan untuk mengurangi kehadiran personel Angkatan Laut-nya di kawasan Teluk Persia.
Menurut laporan tersebut, penarikan sistem rudal Patriot saat ini sedang berlangsung, dan didasarkan pada kepercayaan di antara beberapa pejabat bahwa Iran tidak lagi menjadi ancaman langsung bagi kepentingan strategis AS.
Para pejabat mengatakan, perencana Pentagon percaya aset itu harus dipindahtugaskan untuk menghadapi tantangan lain, termasuk peran China yang semakin meluas di Asia.
Pejabat lainnya percaya penarikan aset-aset militer tersebut dapat memperkuat posisi Iran di kawasan, terutama karena pemerintahan Trump melanjutkan kebijakan "tekanan maksimum" pada Teheran.
"Tekanan mendasar pada Iran dan kecenderungan untuk bertindak secara militer sebagai satu-satunya jalan keluar mereka untuk mencoba meredakan tekanan yang masih ada dengan kampanye tekanan maksimum," kata seorang pejabat AS kepada WSJ.
"Selama kampanye tekanan maksimum terus berlanjut, ada perasaan bahwa kita perlu pencegah yang kuat untuk mencegah Iran bertindak di wilayah tersebut," kata dia.
Sebelum aset-aset tempur Amerika ditarik, Presiden Trump pada April lalu pernah mengancam akan menarik pasukan AS dari Arab Saudi jika kerajaan tersebut tidak memangkas produksi minyak. Ancaman itu diungkap empat sumber pemerintah AS yang mengetahui masalah tersebut.
Sebelumnya, aset-aset militer itu dikerahkan setelah fasilitas minyak kerajaan diserang rudal dan drone bersenjata pada September 2019.
Mengutip Wall Street Journal (WSJ), Jumat (8/5/2020), selain menarik sistem rudal Patriot dan puluhan tentara, AS juga telah merelokasi dua skuadron pesawat jet tempur dan sedang mempertimbangkan untuk mengurangi kehadiran personel Angkatan Laut-nya di kawasan Teluk Persia.
Menurut laporan tersebut, penarikan sistem rudal Patriot saat ini sedang berlangsung, dan didasarkan pada kepercayaan di antara beberapa pejabat bahwa Iran tidak lagi menjadi ancaman langsung bagi kepentingan strategis AS.
Para pejabat mengatakan, perencana Pentagon percaya aset itu harus dipindahtugaskan untuk menghadapi tantangan lain, termasuk peran China yang semakin meluas di Asia.
Pejabat lainnya percaya penarikan aset-aset militer tersebut dapat memperkuat posisi Iran di kawasan, terutama karena pemerintahan Trump melanjutkan kebijakan "tekanan maksimum" pada Teheran.
"Tekanan mendasar pada Iran dan kecenderungan untuk bertindak secara militer sebagai satu-satunya jalan keluar mereka untuk mencoba meredakan tekanan yang masih ada dengan kampanye tekanan maksimum," kata seorang pejabat AS kepada WSJ.
"Selama kampanye tekanan maksimum terus berlanjut, ada perasaan bahwa kita perlu pencegah yang kuat untuk mencegah Iran bertindak di wilayah tersebut," kata dia.
Sebelum aset-aset tempur Amerika ditarik, Presiden Trump pada April lalu pernah mengancam akan menarik pasukan AS dari Arab Saudi jika kerajaan tersebut tidak memangkas produksi minyak. Ancaman itu diungkap empat sumber pemerintah AS yang mengetahui masalah tersebut.
tulis komentar anda