Komisi I DPR Minta TPN/OPM Hentikan Kekerasan di Intan Jaya
Sabtu, 10 Oktober 2020 - 05:15 WIB
JAKARTA - Anggota DPR RI dapil Papua, Yan Permenas Mandenas meminta kelompok TPN/OPM yang bermarkas di Kabupaten Intan Jaya, Papua, menghentikan kekerasan yang berujung jatuhnya korban jiwa.
Anggota Komisi I Bidang Pertahanan ini berharap kelompok yang mengklaim perbuatan atas nama perjuangan, lebih mengedepankan ruang-ruang dialog ketimbang aksi kekerasan yang mengakibatkan masyarakat menjadi korban.
“Saya tidak ingin menyudutkan siapa pun. Tapi jangan jadikan masyarakat sebagai korban. Hentikan kekerasan. Ada ruang dialog yang bisa digunakan, ketimbang aksi tembak menembak antara kelompok masyarakat bersenjata (red,) dengan aparat TNI dan Polri,” ungkap Yan kepada Sindonews.com, di Jakarta, Jumat (9/10/2020).
(Baca juga: Petugas Gabungan Buru KKB Penembak TGPF di Intan Jaya )
Anggota Fraksi Gerindra ini mengklaim terus memantau dan berdiskusi dengan rekan-rekannya di Komisi I DPR RI, mengenai apa yang terjadi di Papua khususnya di Kabupaten Intan Jaya.
“Tadi, kita juga kaget mendengar dua orang rombongan dari tim pencari fakta bentukan Menkopolhukan terkena tembakan. Ini harusnya tidak terjadi. Apalagi salah seorang tim merupakan dosen UGM. Kita berharap keduanya lekas sembuh dan permasalahan di Intan Jaya segera terselesaikan,” ungkap Yan Mandenas.
Yan Mandenas juga menyoroti kinerja aparat penegak hukum yang ada di Papua, terlebih khusus di satuan Intelejen. Hal itu dikatakannya lantaran adanya gangguan terhadap tim pencari fakta tewasnya seorang hamba Tuhan Alm. Pdt. Yeremia Zanambani.
(Baca juga: Kronologi Penembakan Rombongan TGPF di Intan Jaya Papua )
“Kalau intelejen kita bagus, harusnya tim pencari fakta tidak ada yang tertembak. Artinya kalau di lokasi kejadian masih rawan, aparat bisa mengingatkan kepada tim untuk berhati-hati atau menunda melakukan tugas mereka, sampai kondisi di sana stabil,” pungkasnya.
Anggota Komisi I Bidang Pertahanan ini berharap kelompok yang mengklaim perbuatan atas nama perjuangan, lebih mengedepankan ruang-ruang dialog ketimbang aksi kekerasan yang mengakibatkan masyarakat menjadi korban.
“Saya tidak ingin menyudutkan siapa pun. Tapi jangan jadikan masyarakat sebagai korban. Hentikan kekerasan. Ada ruang dialog yang bisa digunakan, ketimbang aksi tembak menembak antara kelompok masyarakat bersenjata (red,) dengan aparat TNI dan Polri,” ungkap Yan kepada Sindonews.com, di Jakarta, Jumat (9/10/2020).
(Baca juga: Petugas Gabungan Buru KKB Penembak TGPF di Intan Jaya )
Anggota Fraksi Gerindra ini mengklaim terus memantau dan berdiskusi dengan rekan-rekannya di Komisi I DPR RI, mengenai apa yang terjadi di Papua khususnya di Kabupaten Intan Jaya.
“Tadi, kita juga kaget mendengar dua orang rombongan dari tim pencari fakta bentukan Menkopolhukan terkena tembakan. Ini harusnya tidak terjadi. Apalagi salah seorang tim merupakan dosen UGM. Kita berharap keduanya lekas sembuh dan permasalahan di Intan Jaya segera terselesaikan,” ungkap Yan Mandenas.
Yan Mandenas juga menyoroti kinerja aparat penegak hukum yang ada di Papua, terlebih khusus di satuan Intelejen. Hal itu dikatakannya lantaran adanya gangguan terhadap tim pencari fakta tewasnya seorang hamba Tuhan Alm. Pdt. Yeremia Zanambani.
(Baca juga: Kronologi Penembakan Rombongan TGPF di Intan Jaya Papua )
“Kalau intelejen kita bagus, harusnya tim pencari fakta tidak ada yang tertembak. Artinya kalau di lokasi kejadian masih rawan, aparat bisa mengingatkan kepada tim untuk berhati-hati atau menunda melakukan tugas mereka, sampai kondisi di sana stabil,” pungkasnya.
tulis komentar anda