Demi Petani, Warga Disuruh Makan Kentang Lebih Banyak Setiap Pekan
Senin, 04 Mei 2020 - 23:24 WIB
MOUSCRON - Warga Belgia diminta lebih banyak memakan kentang di tengah pandemi virus corona, covid-19. Permintaan tersebut diungkapkan Sekretaris jenderal grup industri Belgapom, Romain Cools, lantaran kondisi para petani dan pabrik kentang yang mengalami penurunan permintaan kentang.
“Kami tahu warga Belgia menyukai kentang goreng, ini warisan tak terlihat dalam budaya gorengan kami, jadi kami minta warga Belgia mengonsumsi kentang goreng lebih banyak untuk memungkinkan kita memproses lebih banyak kentang dan menghindari sampah makanan,” papar Romain Cools, sekretaris jenderal grup industri Belgapom.
Belgia merupakan pengeksor kentang goreng dan produk kentang beku lain terbesar di dunia. Pabrik-pabriknya dapat mengubah 5,3 juta ton kentang menjadi kentang goreng, kentang tumbuk dan kentang krispi per tahun, serta mengirimkannya ke konsumen di lebih dari 160 negara.
Pembatasan untuk mengatasi virus corona memakta penutupan cafe dan restoran yang menjadi konsumen utama untuk kentang goreng. Perusahaan-perusahaan pemprosesan juga mengalami penurunan hingga 80%.
Belgapom menyatakan permintaan global kentang beku turun lebih dari 40%. Sektor kentang di Prancis, Jerman, dan Belanda juga mengalami masalah sama.
Di Belgia, sekitar 750.000 ton kentang tidak akan diproses tahun ini akibat penurunan permintaan dan ada sejumlah varietas yang tidak cocok untuk penggunaan lain dalam kuliner.
Beberapa kelebihan kentang itu diekspor, ada yang diberikan untuk bank makanan, untuk makanan ternak dan sisanya diubah menjadi energi di pabrik biomassa.
Para petani Belgia diperkirakan rugi 125 juta euro. Cools meminta warga Belgia memakan lebih banyak kentang per pekan, memasak di rumah serta menjual kentang goreng di kios yang masih diizinkan buka.
Banyak warga Belgia menyatakan negaranya menciptakan kentang goreng tapi tentara Amerika Serikat yang ditempatkan di Belgia yang berbahasa Prancis saat Perang Dunia I salah menyebutnya dengan “kentang goreng Prancis”.
“Kami tahu warga Belgia menyukai kentang goreng, ini warisan tak terlihat dalam budaya gorengan kami, jadi kami minta warga Belgia mengonsumsi kentang goreng lebih banyak untuk memungkinkan kita memproses lebih banyak kentang dan menghindari sampah makanan,” papar Romain Cools, sekretaris jenderal grup industri Belgapom.
Belgia merupakan pengeksor kentang goreng dan produk kentang beku lain terbesar di dunia. Pabrik-pabriknya dapat mengubah 5,3 juta ton kentang menjadi kentang goreng, kentang tumbuk dan kentang krispi per tahun, serta mengirimkannya ke konsumen di lebih dari 160 negara.
Pembatasan untuk mengatasi virus corona memakta penutupan cafe dan restoran yang menjadi konsumen utama untuk kentang goreng. Perusahaan-perusahaan pemprosesan juga mengalami penurunan hingga 80%.
Belgapom menyatakan permintaan global kentang beku turun lebih dari 40%. Sektor kentang di Prancis, Jerman, dan Belanda juga mengalami masalah sama.
Di Belgia, sekitar 750.000 ton kentang tidak akan diproses tahun ini akibat penurunan permintaan dan ada sejumlah varietas yang tidak cocok untuk penggunaan lain dalam kuliner.
Beberapa kelebihan kentang itu diekspor, ada yang diberikan untuk bank makanan, untuk makanan ternak dan sisanya diubah menjadi energi di pabrik biomassa.
Para petani Belgia diperkirakan rugi 125 juta euro. Cools meminta warga Belgia memakan lebih banyak kentang per pekan, memasak di rumah serta menjual kentang goreng di kios yang masih diizinkan buka.
Banyak warga Belgia menyatakan negaranya menciptakan kentang goreng tapi tentara Amerika Serikat yang ditempatkan di Belgia yang berbahasa Prancis saat Perang Dunia I salah menyebutnya dengan “kentang goreng Prancis”.
(sri)
tulis komentar anda