Gelar Tradisi Tolak Bala, Warga Nyaris Ricuh Saat Bagi Beras
Selasa, 08 September 2020 - 11:22 WIB
WAJO - Tradisi tolak bala untuk mencegah COVID-19 , yang digelar pedagang Pasar Sentral Sengkang , Kabupaten Wajo , Sulawesi Selatang, nyaris dilanda kericuhan saat warga berdesakan dalam pembagian beras gratis.
(Baca juga: Bebannya Terlalu Berat, Jembatan di Medan Rawan Ambruk )
Dalam kegiatan tradisi tersebut, dibagikan 5 Kg beras kepada ratusan warga kurang mampu. Sayangnya, saat pembagian beras tersebut warga tidak mengindahkan protokol kesehatan COVID-19 , dan berdesakan hingga nyaris memicu kericuhan.
Warga takut kehabisan beras, sehingga merangsek maju untuk segera mendapatkan beras yang dibagikan. Beruntung petugas TNI/Polri yang ada di lokasi sigap melakukan langkah antisipasi, dan menenangkan warga yang berdesakan.
Salah seorang pedagang Pasar Sentral Sengkang , Sudirman Beddu mengaku, tradisi tolak bala ini telah dilakukan secara turun-temurun dengan membagikan beras kepada warga kurang mampu.
(Baca juga: Resepsi Pernikahan di Grobogan Terapkan Protokol Kesehatan )
"Tradisi ini diyakini dapat menolak segala bentuk mara bahaya, termasuk dimasa pandemi COVID-19 ini, sehingga aktivitas berjualan para pedagang di pasar ini bisa berjalan lancar," tegasnya.
(Baca juga: Bebannya Terlalu Berat, Jembatan di Medan Rawan Ambruk )
Dalam kegiatan tradisi tersebut, dibagikan 5 Kg beras kepada ratusan warga kurang mampu. Sayangnya, saat pembagian beras tersebut warga tidak mengindahkan protokol kesehatan COVID-19 , dan berdesakan hingga nyaris memicu kericuhan.
Warga takut kehabisan beras, sehingga merangsek maju untuk segera mendapatkan beras yang dibagikan. Beruntung petugas TNI/Polri yang ada di lokasi sigap melakukan langkah antisipasi, dan menenangkan warga yang berdesakan.
Salah seorang pedagang Pasar Sentral Sengkang , Sudirman Beddu mengaku, tradisi tolak bala ini telah dilakukan secara turun-temurun dengan membagikan beras kepada warga kurang mampu.
(Baca juga: Resepsi Pernikahan di Grobogan Terapkan Protokol Kesehatan )
"Tradisi ini diyakini dapat menolak segala bentuk mara bahaya, termasuk dimasa pandemi COVID-19 ini, sehingga aktivitas berjualan para pedagang di pasar ini bisa berjalan lancar," tegasnya.
(eyt)
tulis komentar anda