Kisah Pasukan Belanda Bujuk Pemimpin Minahasa Berunding usai Terdesak Dalam Perang 1808
Kamis, 26 Desember 2024 - 06:03 WIB
MINAHASA - Pasukan Belanda kewalahan saat masyarakat Minahasa melakukan perlawanan dan mengangkat senjata untuk berperang pada 1808. Setelah terdesak, Belanda membujuk pemimpin Minahasa berunding.
Belanda kala itu mengirimkan utusan ke benteng pertahanan Minahasa di Minawanua.
Akan tetapi pemimpin Minahasa untuk mengadakan pertemuan dan perundingan. Tapi pertemuan itu ditolak secara tegas oleh pihak Minahasa. Tapi hal itu tak membuat Pejabat daerah pemerintahan Belanda Prediger, putus asa dan menyerah.
Prediger tidak menghentikan upayanya dan sekali lagi mengirimkan utusannya dengan maksud yang sama. Setelah penolakan yang kedua, pihak Minahasa mengabulkan permintaan Prediger dengan sejumlah syarat.
Dikutip dari "Sejarah Nasional Indonesia IV : Kemunculan Penjajahan di Indonesia", syarat utama pada pertama itu harus diadakan terutama bahwa pertemuan harus diadakan di Kakas atau Remboken, pembukaan kembali bendungan Sungai Temberan, dan penarikan pasukan Belanda dari Koya.
Pada pertemuan itu Minahasa diwakili oleh Tewu. Dalam pertemuan tersebut Tewu menyampaikan kembali hasil keputusan musyarawah Minawanua.
Namun, Prediger tidak menanggapinya. Selanjutnya Prediger memberitahukan maksudnya mengadakan pertemuan. la menegaskan tidak mengakui adanya hubungan persahabatan Minahasa dan Belanda.
Belanda kala itu mengirimkan utusan ke benteng pertahanan Minahasa di Minawanua.
Baca Juga
Akan tetapi pemimpin Minahasa untuk mengadakan pertemuan dan perundingan. Tapi pertemuan itu ditolak secara tegas oleh pihak Minahasa. Tapi hal itu tak membuat Pejabat daerah pemerintahan Belanda Prediger, putus asa dan menyerah.
Prediger tidak menghentikan upayanya dan sekali lagi mengirimkan utusannya dengan maksud yang sama. Setelah penolakan yang kedua, pihak Minahasa mengabulkan permintaan Prediger dengan sejumlah syarat.
Dikutip dari "Sejarah Nasional Indonesia IV : Kemunculan Penjajahan di Indonesia", syarat utama pada pertama itu harus diadakan terutama bahwa pertemuan harus diadakan di Kakas atau Remboken, pembukaan kembali bendungan Sungai Temberan, dan penarikan pasukan Belanda dari Koya.
Pada pertemuan itu Minahasa diwakili oleh Tewu. Dalam pertemuan tersebut Tewu menyampaikan kembali hasil keputusan musyarawah Minawanua.
Baca Juga
Namun, Prediger tidak menanggapinya. Selanjutnya Prediger memberitahukan maksudnya mengadakan pertemuan. la menegaskan tidak mengakui adanya hubungan persahabatan Minahasa dan Belanda.
Lihat Juga :
tulis komentar anda