Anak Muda Bersuara, Harap Cagub Dedi Mulyadi Bisa Benahi Masalah di Jawa Barat
Selasa, 19 November 2024 - 14:03 WIB
BANDUNG - Ratusan anak muda dari kalangan mahasiswa, pegiat komunitas, lembaga swadaya masyarakat (LSM), hingga pelajar SMA menyampaikan aspirasi mereka kepada Calon Gubernur (Cagub) Jabar, Dedi Mulyadi.
Mereka berharap Dedi Mulyadi dapat membenahi masalah di Jawa Barat.
Aspirasi para pemuda tersebut disampaikan dalam acara diskusi bertema Kongres Muda Edisi Jawa Barat Istimewa Road to Gedung Sate yang digelar Partai Perindo berkolaborasi dengan Menata Indonesia dan PoliticsReborn di Kota Bandung, Senin (18/11/2024).
Rahman Fauzi, pemuda asal Pangalengan, Kabupaten Bandung mengatakan, suara anak muda tidak bisa ditukar dengan uang Rp50.000 tapi harus didengar. Salah satu persoalan di Jawa Barat yang harus diatasi adalah, ketimpangan pendidikan.
Rahman mencontohkan ketimpangan pendidikan di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Saat ini, dari 170.000 warga Pangalengan, rata-rata tingkat pendidikan hanya SMP dengan persentase 60 persen.
"Sedangkan anak muda di Pangalengan yang bisa melanjutkan pendidikan hingga kuliah hanya sekian persen. Artinya, pemerataan pendidikan dan pembangunan masih jauh dari kata sempurna. Bahkan masih jauh dari kata istimewa," kata Rahman.
Mereka berharap Dedi Mulyadi dapat membenahi masalah di Jawa Barat.
Baca Juga
Aspirasi para pemuda tersebut disampaikan dalam acara diskusi bertema Kongres Muda Edisi Jawa Barat Istimewa Road to Gedung Sate yang digelar Partai Perindo berkolaborasi dengan Menata Indonesia dan PoliticsReborn di Kota Bandung, Senin (18/11/2024).
Rahman Fauzi, pemuda asal Pangalengan, Kabupaten Bandung mengatakan, suara anak muda tidak bisa ditukar dengan uang Rp50.000 tapi harus didengar. Salah satu persoalan di Jawa Barat yang harus diatasi adalah, ketimpangan pendidikan.
Rahman mencontohkan ketimpangan pendidikan di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Saat ini, dari 170.000 warga Pangalengan, rata-rata tingkat pendidikan hanya SMP dengan persentase 60 persen.
"Sedangkan anak muda di Pangalengan yang bisa melanjutkan pendidikan hingga kuliah hanya sekian persen. Artinya, pemerataan pendidikan dan pembangunan masih jauh dari kata sempurna. Bahkan masih jauh dari kata istimewa," kata Rahman.
Baca Juga
tulis komentar anda