Fesbul Pilih Film Pendek Asal Banjarmasin dan Sintang untuk Wakili Kalimantan
Jum'at, 15 November 2024 - 14:25 WIB
SAMARINDA - Perjalanan Festival Film Bulanan (Fesbul) di sepanjang tahun 2024 akhirnya berakhir di bulan Oktober lalu. Seperti namanya, Fesbul memang sebuah wadah untuk memilih film-film pendek terbaik setiap bulan dari seluruh penjuru Indonesia yang berlangsung di 10 lokasi alias lokus.
Untuk lokus terakhir Fesbul menggelarnya di Samarinda, Kalimantan Timur. Seperti lokus-lokus sebelumnya, Fesbul menggelar kegiatan workshop film pendek dulu selama tiga hari baru kemudian melakukan open submission terhadap sineas-sineas asal Kalimantan.
Samarinda memang menghadirkan antusiasme yang begitu tinggi seolah membuktikan Kalimantan menyimpan banyak talenta-talenta baru calon filmmaker masa depan Indonesia.
Untuk Fesbul 2024: Lokus 10 Open Submission sukses digelar oleh Fesbul pada 16-18 Oktober 2024 dan berhasil menemukan dua film pendek yakni Saat Malam Menjadi Merah (2023) dan Bukan Tempat Bermain (2023).
Menariknya, kedua film pendek ini berasal dari Sintang, Kalimantan Barat dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan sekalipun Lokus 10 digelar di Samarinda.
βHal ini membuktikan kalau open submission yang dibuka oleh Fesbul memang begitu menarik perhatian para sineas-sineas muda dari seluruh penjuru Tanah Borneo,β kata Founder Fesbul Abdul Manaf, Kamis (14/11/2024).
Film Saat Malam Menjadi Merah disutradarai Dedetria Holyri dan memiliki genre horor karena mengusung kisah hantu kepercayaan masyarakat Kalimantan, Kuyang.
Sekadar informasi, masyarakat Kalimantan meyakini kalau Tuju atau Kuyang yang berbentuk seperti kepala melayang itu adalah sosok manusia. Film produksi Serantung Productions ini akan memperlihatkan cerita hantu dari sudut pandang film pendek.
Untuk lokus terakhir Fesbul menggelarnya di Samarinda, Kalimantan Timur. Seperti lokus-lokus sebelumnya, Fesbul menggelar kegiatan workshop film pendek dulu selama tiga hari baru kemudian melakukan open submission terhadap sineas-sineas asal Kalimantan.
Samarinda memang menghadirkan antusiasme yang begitu tinggi seolah membuktikan Kalimantan menyimpan banyak talenta-talenta baru calon filmmaker masa depan Indonesia.
Untuk Fesbul 2024: Lokus 10 Open Submission sukses digelar oleh Fesbul pada 16-18 Oktober 2024 dan berhasil menemukan dua film pendek yakni Saat Malam Menjadi Merah (2023) dan Bukan Tempat Bermain (2023).
Menariknya, kedua film pendek ini berasal dari Sintang, Kalimantan Barat dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan sekalipun Lokus 10 digelar di Samarinda.
βHal ini membuktikan kalau open submission yang dibuka oleh Fesbul memang begitu menarik perhatian para sineas-sineas muda dari seluruh penjuru Tanah Borneo,β kata Founder Fesbul Abdul Manaf, Kamis (14/11/2024).
Film Saat Malam Menjadi Merah disutradarai Dedetria Holyri dan memiliki genre horor karena mengusung kisah hantu kepercayaan masyarakat Kalimantan, Kuyang.
Sekadar informasi, masyarakat Kalimantan meyakini kalau Tuju atau Kuyang yang berbentuk seperti kepala melayang itu adalah sosok manusia. Film produksi Serantung Productions ini akan memperlihatkan cerita hantu dari sudut pandang film pendek.
tulis komentar anda