Kampanye di Tidore, Sultan Husain Singgung Semangat Kepahlawanan Sultan Nuku
Jum'at, 08 November 2024 - 22:29 WIB
Karenanya, dalam rangka memperingati Hari Pahlawan pada tanggal 10 November yang akan datang, Sultan Alting Sjah mengajak seluruh masyarakat Maluku Utara untuk mengenang kembali perjuangan para leluhur seperti halnya Sultan Nuku yang berjuang melawan penindasan dan mengembalikan kemerdekaan rakyat.
“Saya menyerukan kepada masyarakat untuk kembali pada akar budaya dan sejarah, menghormati para leluhur, dan menghidupkan kembali semangat kepahlawanan yang telah menjadi identitas rakyat Maluku Utara. Masyarakat Maluku Utara, sebagai para joguru yang telah mewarisi kebijaksanaan para leluhur, diharapkan untuk bersatu padu dalam mengembalikan kejayaan dan keadaban Maluku Utara," tuturnya.
Dia menuturkan, kejayaan ini bukan sekadar cita-cita semu tetapi sebuah warisan yang harus diteruskan dan dijaga bersama-sama. Seperti Sultan Nuku yang dulu berhasil menggalang kekuatan rakyat untuk mengusir penjajah dari tanah Maluku, kini Sultan Alting Sjah hadir membawa harapan yang sama untuk masyarakat Maluku Utara.
Dalam dirinya terdapat karakter kuat seorang pemimpin yang berjuang tanpa pamrih, yang rela mengorbankan diri demi kepentingan rakyat, dan yang tidak akan pernah mundur dari medan perjuangan demi membela kebenaran, penindasan, dan ketidakadilan. Banyak di antara masyarakat yang yakin bahwa semangat perjuangan Sultan Nuku hidup kembali dalam diri Sultan Alting Sjah, Sang Jaziratul Mulk, yang dengan tegas dan berani berdiri untuk memimpin Maluku Utara menuju masa depan yang cerah.
"Saya percaya bahwa Maluku Utara dapat bangkit kembali, dan ia bertekad untuk membawa rakyatnya ke arah yang lebih baik dengan prinsip dan nilai luhur yang dipegang teguh. Ini bukan sekadar pernyataan biasa, melainkan sumpah di hadapan leluhur dan di hadapan rakyatnya. Segala semangat dan tekad ini membawa rakyat Maluku Utara menyaksikan sosok Sultan Alting Sjah sebagai pemimpin yang tepat untuk membawa kejayaan kembali ke tanah kelahiran mereka," imbuhnya.
Menurut Sultan, sebuah era baru Maluku Utara yang ditandai dengan kesetiaan pada nilai-nilai kepahlawanan telah dimulai, dan Sultan Alting Sjah adalah figur yang siap mengemban amanah ini dengan sepenuh hati dan kesungguhan. Karena baginya, semua orang yang berjasa untuk negeri ini adalah pahlawan, tidak peduli apa latar belakangnya.
“Di setiap sudut kehidupan kita, ada cerita perjuangan yang tak tampak oleh mata orang lain. Masing-masing dari kita adalah pahlawan dalam perjalanan kita sendiri. Pahlawan yang berjuang dengan cara yang berbeda, menghadapi tantangan yang unik, dan memberikan dedikasi tanpa pamrih untuk tujuan yang lebih besar,” ujarnya.
“Mau itu petani, pedagang, ataupun seorang nelayan yang di tengah mahalnya harga solar tapi tidak gentar melaut, guru di tengah gaji yang kecil tapi memiliki semangat besar untuk mencerdaskan putra-putri Maluku Utara, dan anak muda sekalipun dengan kreativitasnya, bahkan Ibu-Ibu sekalian adalah pahlawan,” sambungnya.
Sultan mengatakan sering kali pengorbanan ibu-ibu tak pernah dipuji, bahkan dianggap sebagai kewajiban yang dianggap biasa. Padahal, keteguhan hati mereka adalah pilar utama yang menopang kehidupan keluarga, masyarakat, dan bangsa. Para pemuka agama, pendeta, ustaz, aparat TNI dan Polri, mereka adalah pahlawan garda terdepan dalam menjaga perdamaian di tengah-tengah masyarakat.
"Bawaslu dan KPU adalah pahlawan dalam memperjuangkan pesta demokrasi yang jujur dan adil. Masing-masing kita adalah Pahlawan. Ada yang berjuang untuk mengatasi kesulitan ekonomi, ada yang berjuang untuk pendidikan dan pengetahuan, ada yang berjuang untuk memperbaiki kondisi sosial, dan ada pula yang berjuang untuk menjaga budaya dan kearifan lokal, ada yang berjuang merawat demokrasi," ujar Sultan.
“Saya menyerukan kepada masyarakat untuk kembali pada akar budaya dan sejarah, menghormati para leluhur, dan menghidupkan kembali semangat kepahlawanan yang telah menjadi identitas rakyat Maluku Utara. Masyarakat Maluku Utara, sebagai para joguru yang telah mewarisi kebijaksanaan para leluhur, diharapkan untuk bersatu padu dalam mengembalikan kejayaan dan keadaban Maluku Utara," tuturnya.
Dia menuturkan, kejayaan ini bukan sekadar cita-cita semu tetapi sebuah warisan yang harus diteruskan dan dijaga bersama-sama. Seperti Sultan Nuku yang dulu berhasil menggalang kekuatan rakyat untuk mengusir penjajah dari tanah Maluku, kini Sultan Alting Sjah hadir membawa harapan yang sama untuk masyarakat Maluku Utara.
Dalam dirinya terdapat karakter kuat seorang pemimpin yang berjuang tanpa pamrih, yang rela mengorbankan diri demi kepentingan rakyat, dan yang tidak akan pernah mundur dari medan perjuangan demi membela kebenaran, penindasan, dan ketidakadilan. Banyak di antara masyarakat yang yakin bahwa semangat perjuangan Sultan Nuku hidup kembali dalam diri Sultan Alting Sjah, Sang Jaziratul Mulk, yang dengan tegas dan berani berdiri untuk memimpin Maluku Utara menuju masa depan yang cerah.
"Saya percaya bahwa Maluku Utara dapat bangkit kembali, dan ia bertekad untuk membawa rakyatnya ke arah yang lebih baik dengan prinsip dan nilai luhur yang dipegang teguh. Ini bukan sekadar pernyataan biasa, melainkan sumpah di hadapan leluhur dan di hadapan rakyatnya. Segala semangat dan tekad ini membawa rakyat Maluku Utara menyaksikan sosok Sultan Alting Sjah sebagai pemimpin yang tepat untuk membawa kejayaan kembali ke tanah kelahiran mereka," imbuhnya.
Menurut Sultan, sebuah era baru Maluku Utara yang ditandai dengan kesetiaan pada nilai-nilai kepahlawanan telah dimulai, dan Sultan Alting Sjah adalah figur yang siap mengemban amanah ini dengan sepenuh hati dan kesungguhan. Karena baginya, semua orang yang berjasa untuk negeri ini adalah pahlawan, tidak peduli apa latar belakangnya.
“Di setiap sudut kehidupan kita, ada cerita perjuangan yang tak tampak oleh mata orang lain. Masing-masing dari kita adalah pahlawan dalam perjalanan kita sendiri. Pahlawan yang berjuang dengan cara yang berbeda, menghadapi tantangan yang unik, dan memberikan dedikasi tanpa pamrih untuk tujuan yang lebih besar,” ujarnya.
“Mau itu petani, pedagang, ataupun seorang nelayan yang di tengah mahalnya harga solar tapi tidak gentar melaut, guru di tengah gaji yang kecil tapi memiliki semangat besar untuk mencerdaskan putra-putri Maluku Utara, dan anak muda sekalipun dengan kreativitasnya, bahkan Ibu-Ibu sekalian adalah pahlawan,” sambungnya.
Sultan mengatakan sering kali pengorbanan ibu-ibu tak pernah dipuji, bahkan dianggap sebagai kewajiban yang dianggap biasa. Padahal, keteguhan hati mereka adalah pilar utama yang menopang kehidupan keluarga, masyarakat, dan bangsa. Para pemuka agama, pendeta, ustaz, aparat TNI dan Polri, mereka adalah pahlawan garda terdepan dalam menjaga perdamaian di tengah-tengah masyarakat.
"Bawaslu dan KPU adalah pahlawan dalam memperjuangkan pesta demokrasi yang jujur dan adil. Masing-masing kita adalah Pahlawan. Ada yang berjuang untuk mengatasi kesulitan ekonomi, ada yang berjuang untuk pendidikan dan pengetahuan, ada yang berjuang untuk memperbaiki kondisi sosial, dan ada pula yang berjuang untuk menjaga budaya dan kearifan lokal, ada yang berjuang merawat demokrasi," ujar Sultan.
tulis komentar anda