Tohjaya Raja Singasari Tewas Ditombak Pasukan Gabungan Ranggawuni dan Mahisa Wunga Teleng
Minggu, 03 November 2024 - 07:24 WIB
Tohjaya diriwayatkan menjadi raja di Kerajaan Singasari usai menggantikan Anusapati yang tewas dibunuhnya. Saat pelantikan sebagai raja, ada ketakutan Tohjaya karena telah melakukan pembunuhan kepada Anuspati saat menyabung ayam.
Ada dua pihak yang ditakuti Tohjaya saat naik tahta, yakni Ranggawuni, putra Anusapati, serta Mahisa Cempaka, anak dari Mahisa Wunga Teleng. Saat itu keduanya bahkan sempat hadir dalam upacara pelantikan Tohjaya menjadi raja di Singasari.
Melihat kehadiran keduanya, Tohjaya yang sudah merasa ketakutan lantas berbisik ke pranaraja dan menteri. Tohjaya menyangsikan kehadiran kedua orang itu yang sebenarnya masih bersaudara dengannya.
Menariknya oleh Pranaraja, justru mengingatkan ke Tohjaya perihal maksud kedatangan keduanya di pelantikan sebagai raja. Bahkan Pranaraja mengibaratkan Ranggawuni dan Mahisa Wunga Teleng, bagaikan bisul yang sewaktu-waktu bisa pecah, yang tentu membahayakan.
Sejarawan Prof. Slamet Muljana dalam bukunya "Tafsir Sejarah Nagarakretagama" menyatakan, bila Tohjaya lantas memanggil salah satu pejabat kepercayaannya Lembu Ampal. Kepada Lembu Ampal, Tohjaya memerintahkan agar menghabisi nyawa Ranggawuni dan Mahisa Wunga Teleng.
Ancaman bahkan langsung disampaikan andaikan Lembu Ampal gagal menghabisi nyawa keduanya, justru Lembu Ampal yang akan dibunuh. Tekad Tohjaya untuk menyingkirkan keduanya bulat, baik dari wangsa Rajasa maupun dari kepala regu sinelir, agar tidak membahayakannya.
Tapi justru ketika terdesak, Lembu Ampal akhirnya ketakutan sendiri dan meminta perlindungan kepada Ranggawuni dan Mahisa Wunga Teleng. Akhirnya Lembu Ampal disumpah oleh keduanya agar tetap berada di barisannya.
Ada dua pihak yang ditakuti Tohjaya saat naik tahta, yakni Ranggawuni, putra Anusapati, serta Mahisa Cempaka, anak dari Mahisa Wunga Teleng. Saat itu keduanya bahkan sempat hadir dalam upacara pelantikan Tohjaya menjadi raja di Singasari.
Melihat kehadiran keduanya, Tohjaya yang sudah merasa ketakutan lantas berbisik ke pranaraja dan menteri. Tohjaya menyangsikan kehadiran kedua orang itu yang sebenarnya masih bersaudara dengannya.
Baca Juga
Menariknya oleh Pranaraja, justru mengingatkan ke Tohjaya perihal maksud kedatangan keduanya di pelantikan sebagai raja. Bahkan Pranaraja mengibaratkan Ranggawuni dan Mahisa Wunga Teleng, bagaikan bisul yang sewaktu-waktu bisa pecah, yang tentu membahayakan.
Sejarawan Prof. Slamet Muljana dalam bukunya "Tafsir Sejarah Nagarakretagama" menyatakan, bila Tohjaya lantas memanggil salah satu pejabat kepercayaannya Lembu Ampal. Kepada Lembu Ampal, Tohjaya memerintahkan agar menghabisi nyawa Ranggawuni dan Mahisa Wunga Teleng.
Ancaman bahkan langsung disampaikan andaikan Lembu Ampal gagal menghabisi nyawa keduanya, justru Lembu Ampal yang akan dibunuh. Tekad Tohjaya untuk menyingkirkan keduanya bulat, baik dari wangsa Rajasa maupun dari kepala regu sinelir, agar tidak membahayakannya.
Tapi justru ketika terdesak, Lembu Ampal akhirnya ketakutan sendiri dan meminta perlindungan kepada Ranggawuni dan Mahisa Wunga Teleng. Akhirnya Lembu Ampal disumpah oleh keduanya agar tetap berada di barisannya.
tulis komentar anda