Suka Menggoda Perempuan, Anak Untung Surapati Hilang Kesaktian
Selasa, 22 Oktober 2024 - 08:00 WIB
UNTUNG Surapati yang gugur dalam peperangan di Bangil Pasuruan akhirnya digantikan oleh putranya. Sang putra ini naik tahta sebagai adipati di Pasuruhan, usai Untung Surapati wafat usai perang selama 40 hari.
Belum lama berkuasa, Adipati Suradilaga harus menghadapi musuh dari Kartasura. Musuh Adipati Suradilaga identik dengan musuh Sunan Amangkurat II itu bukan hanya terdiri dari orang-orang Kartasura, melainkan orang-orang kompeni.
Bahkan dari pantai utara Pulau Jawa, Kedu, dan Pagelen yang terbentuk dalam satu pasukan di bawah komando Pangeran Purbaya. Mendengar pasukan Sampang dan Surabaya yang mendukung pada Sunan Pakubuwana itu bergerak ke Wirasaba.
Sultan Amangkurat III dan pengikutnya bergerak ke Dungul. Sementara pasukan Kartasura yang bergerak ke Daha itu telah bersatu dengan pasukan Sampang dan Madura di Wirasaba.
Sebagaimana dikisahkan dari “Untung Surapati Melawan VOC Sampai Mati: Kisah dan Sejarah Hidup Untung Surapati Sejak Jadi Budak hingga Pahlawan”, dari Sri Wintala Achmad.
Adipati Suradilaga sendiri mendengar Sultan Amangkurat III berada di Dungul, langsung meminta restu ke Sultan Amangkurat III bersama Raden Surapati dan Raden Tirtanata. Kedua putra mendiang Untung Surapati itu meminta restu untuk menghadapi musuh dari Kartasura.
Sesudah mendapatkan restu dari Sunan Amangkurat III, mereka berangkat ke wilayah Carat. Di wilayah Carat itulah, terjadilah perang antara pasukan Pasuruhan di bawah komando Adipati Suradilaga, Raden Surapati, Raden Tirtanata, dan pasukan Kartasura Pangeran Purbaya.
Dalam perang tersebut, banyak anggota pasukan Pasuruan tewas sebagai tumbal perang. Karena pasukannya mulai melemah, Adipati Suradilaga dan Raden Surapati meninggalkan medan perang. Mereka pulang ke Pasuruhan.
Memang sosok Adipati Suradilaga sendiri tak memiliki kesaktian layaknya sang ayah. Penyebabnya konon Suradilaga menyukai syahwat dan sering menggoda perempuan. Bahkan Babad Tanah Jawi menyebut Suradilaga sering menggoda bibi-bibinya.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
Belum lama berkuasa, Adipati Suradilaga harus menghadapi musuh dari Kartasura. Musuh Adipati Suradilaga identik dengan musuh Sunan Amangkurat II itu bukan hanya terdiri dari orang-orang Kartasura, melainkan orang-orang kompeni.
Bahkan dari pantai utara Pulau Jawa, Kedu, dan Pagelen yang terbentuk dalam satu pasukan di bawah komando Pangeran Purbaya. Mendengar pasukan Sampang dan Surabaya yang mendukung pada Sunan Pakubuwana itu bergerak ke Wirasaba.
Baca Juga
Sultan Amangkurat III dan pengikutnya bergerak ke Dungul. Sementara pasukan Kartasura yang bergerak ke Daha itu telah bersatu dengan pasukan Sampang dan Madura di Wirasaba.
Sebagaimana dikisahkan dari “Untung Surapati Melawan VOC Sampai Mati: Kisah dan Sejarah Hidup Untung Surapati Sejak Jadi Budak hingga Pahlawan”, dari Sri Wintala Achmad.
Adipati Suradilaga sendiri mendengar Sultan Amangkurat III berada di Dungul, langsung meminta restu ke Sultan Amangkurat III bersama Raden Surapati dan Raden Tirtanata. Kedua putra mendiang Untung Surapati itu meminta restu untuk menghadapi musuh dari Kartasura.
Sesudah mendapatkan restu dari Sunan Amangkurat III, mereka berangkat ke wilayah Carat. Di wilayah Carat itulah, terjadilah perang antara pasukan Pasuruhan di bawah komando Adipati Suradilaga, Raden Surapati, Raden Tirtanata, dan pasukan Kartasura Pangeran Purbaya.
Baca Juga
Dalam perang tersebut, banyak anggota pasukan Pasuruan tewas sebagai tumbal perang. Karena pasukannya mulai melemah, Adipati Suradilaga dan Raden Surapati meninggalkan medan perang. Mereka pulang ke Pasuruhan.
Memang sosok Adipati Suradilaga sendiri tak memiliki kesaktian layaknya sang ayah. Penyebabnya konon Suradilaga menyukai syahwat dan sering menggoda perempuan. Bahkan Babad Tanah Jawi menyebut Suradilaga sering menggoda bibi-bibinya.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
(ams)
tulis komentar anda