Cawalkot Sukabumi Achmad Fahmi Soroti Maraknya Kampanye Hitam dan Hoaks
Minggu, 20 Oktober 2024 - 06:58 WIB
SUKABUMI - Calon Wali Kota (Cawalkot) Sukabumi, Achmad Fahmi menyoroti maraknya informasi sesat dan bohong (hoaks), fitnah serta kampanye hitam menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Sukabumi.
Kampanye hitam (black campaign) dan serangan hoaks itu diduga bertujuan untuk membuat citra negatif kepada salah satu pasangan calon (Paslon).
Hal tersebut dirasakan oleh Cawalkot yang diusung oleh PKS, Gerindra, PKB, Partai Perindo dan Partai Ummat dengan nomor urut 1 tersebut yang diserang kampanye hitam oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menjatuhkan dirinya.
"Kemarin sempat ramai ada informasi yang menyebutkan di zaman (wali kota) Achmad Fahmi, berobat ke Puskesmas jadi bayar Rp15 ribu. Padahal mohon maaf Puskesmas menjadi berbayar itu di bulan Januari 2024. Sedangkan saya sudah bukan jadi wali kota saat itu," ujar Fahmi, Sabtu (19/10/2024).
Lebih lanjut Fahmi mengatakan, dirinya juga diserang kampanye hitam yang menyebutkan RSUD Al-Mulk yang sebelumnya warga Kota Sukabumi tidak dipungut biaya saat akan berobat dan pada masa dirinya menjabat sebagai Wali Kota Sukabumi menjadi berbayar.
"Itu namanya informasi hoaks karena RSUD Al-Mulk berbayar setelah saya tidak lagi menjadi kepala daerah. Kejadiannya (berbayar) Januari 2024. Sedangkan saya sudah mengakhiri jabatan di bulan September 2023, jadi jauh terjadi setelah saya tidak lagi menjabat sebagai wali kota," ujar Fahmi.
Fahmi menambahkan, ada lagi informasi yang menyebutkan Kota Sukabumi menjadi kota termiskin ketiga di Jawa Barat pada masa jabatannya.
Sengaja informasi sesat itu disebarkan padahal ketika dicari datanya tidak ada yang menyebutkan Kota Sukabumi termiskin ketiga di Jawa Barat.
"Silahkan kepada warga yang mempunyai handphone untuk mencari di Google, 10 kota termiskin di Jawa Barat, tidak ada nama Kota Sukabumi di situ. Jadi ada informasi, ada berita yang sifatnya bohong sengaja disebarkan untuk menjadi pasangan Fahmi-Dida menjadi jelek," ujar Fahmi.
Untuk itu, lanjut Fahmi, dirinya menitipkan pesan agar sama-sama menjaga kondusifitas Kota Sukabumi pada saat diselenggarakannya Pilkada ini. Selain itu jangan mudah percaya kepada informasi dan berita yang belum tentu kebenarannya.
Kampanye hitam (black campaign) dan serangan hoaks itu diduga bertujuan untuk membuat citra negatif kepada salah satu pasangan calon (Paslon).
Baca Juga
Hal tersebut dirasakan oleh Cawalkot yang diusung oleh PKS, Gerindra, PKB, Partai Perindo dan Partai Ummat dengan nomor urut 1 tersebut yang diserang kampanye hitam oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menjatuhkan dirinya.
"Kemarin sempat ramai ada informasi yang menyebutkan di zaman (wali kota) Achmad Fahmi, berobat ke Puskesmas jadi bayar Rp15 ribu. Padahal mohon maaf Puskesmas menjadi berbayar itu di bulan Januari 2024. Sedangkan saya sudah bukan jadi wali kota saat itu," ujar Fahmi, Sabtu (19/10/2024).
Lebih lanjut Fahmi mengatakan, dirinya juga diserang kampanye hitam yang menyebutkan RSUD Al-Mulk yang sebelumnya warga Kota Sukabumi tidak dipungut biaya saat akan berobat dan pada masa dirinya menjabat sebagai Wali Kota Sukabumi menjadi berbayar.
"Itu namanya informasi hoaks karena RSUD Al-Mulk berbayar setelah saya tidak lagi menjadi kepala daerah. Kejadiannya (berbayar) Januari 2024. Sedangkan saya sudah mengakhiri jabatan di bulan September 2023, jadi jauh terjadi setelah saya tidak lagi menjabat sebagai wali kota," ujar Fahmi.
Baca Juga
Fahmi menambahkan, ada lagi informasi yang menyebutkan Kota Sukabumi menjadi kota termiskin ketiga di Jawa Barat pada masa jabatannya.
Sengaja informasi sesat itu disebarkan padahal ketika dicari datanya tidak ada yang menyebutkan Kota Sukabumi termiskin ketiga di Jawa Barat.
"Silahkan kepada warga yang mempunyai handphone untuk mencari di Google, 10 kota termiskin di Jawa Barat, tidak ada nama Kota Sukabumi di situ. Jadi ada informasi, ada berita yang sifatnya bohong sengaja disebarkan untuk menjadi pasangan Fahmi-Dida menjadi jelek," ujar Fahmi.
Untuk itu, lanjut Fahmi, dirinya menitipkan pesan agar sama-sama menjaga kondusifitas Kota Sukabumi pada saat diselenggarakannya Pilkada ini. Selain itu jangan mudah percaya kepada informasi dan berita yang belum tentu kebenarannya.
(shf)
tulis komentar anda