Perangi Stunting di Papua hingga Aceh, TBIG Luncurkan Program Bersama untuk Indonesia
Jum'at, 13 September 2024 - 13:59 WIB
PAPUA - Merespons hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang menunjukkan bahwa stunting masih menjadi masalah serius di Indonesia dengan prevalensi 21,5% pada balita, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mengambil inisiatif untuk mendukung upaya pemerintah dalam menekan angka stunting.
Pemerintah Indonesia menargetkan penurunan angka stunting hingga 14% seperti tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan TBIG hadir untuk membantu mempercepat pencapaian target tersebut.
Melalui kegiatan bakti sosial dengan tagline "Bersama Untuk Indonesia", TBIG mengerahkan tenaga medis ke daerah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar) serta wilayah lain dengan prevalensi stunting yang tinggi. Sebanyak 21 titik di sembilan provinsi yakni, Papua, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Lampung, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Jawa Barat, dan Nanggroe Aceh Darussalam telah menjadi sasaran program ini.
Jumlah penerima manfaat mencapai 2.100 orang yang terdiri dari ibu dan anak, kader posyandu, serta keluarga penderita stunting.
Program ini, yang sejalan dengan arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencakup Pemberian Bantuan Makanan Tambahan (PMT), pelatihan kepada kader posyandu, dan pendampingan kepada masyarakat selama satu bulan penuh. Puskesmas setempat juga dilibatkan untuk memastikan keberlanjutan serta efektivitas program di setiap daerah implementasi.
Chief Business Support Officer TBIG, Lie Si An menjelaskan bahwa program ini ditujukan untuk membantu upaya pemerintah dan masyarakat mengatasi persoalan stunting.
“Butuh kebersamaan untuk mengatasi masalah stunting ini. Karena angkanya sudah cukup tinggi sebagai warga negara kami merasa terpanggil,” ujarnya, Jumat (13/9/2024).
Lie Si An menambahkan bahwa filosofi dari CSR TBIG adalah “Bersama untuk Indonesia” yang mencerminkan komitmen perusahaan untuk melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan, terutama di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan budaya.
Pemerintah Indonesia menargetkan penurunan angka stunting hingga 14% seperti tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan TBIG hadir untuk membantu mempercepat pencapaian target tersebut.
Baca Juga
Melalui kegiatan bakti sosial dengan tagline "Bersama Untuk Indonesia", TBIG mengerahkan tenaga medis ke daerah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar) serta wilayah lain dengan prevalensi stunting yang tinggi. Sebanyak 21 titik di sembilan provinsi yakni, Papua, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Lampung, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Jawa Barat, dan Nanggroe Aceh Darussalam telah menjadi sasaran program ini.
Jumlah penerima manfaat mencapai 2.100 orang yang terdiri dari ibu dan anak, kader posyandu, serta keluarga penderita stunting.
Program ini, yang sejalan dengan arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencakup Pemberian Bantuan Makanan Tambahan (PMT), pelatihan kepada kader posyandu, dan pendampingan kepada masyarakat selama satu bulan penuh. Puskesmas setempat juga dilibatkan untuk memastikan keberlanjutan serta efektivitas program di setiap daerah implementasi.
Chief Business Support Officer TBIG, Lie Si An menjelaskan bahwa program ini ditujukan untuk membantu upaya pemerintah dan masyarakat mengatasi persoalan stunting.
“Butuh kebersamaan untuk mengatasi masalah stunting ini. Karena angkanya sudah cukup tinggi sebagai warga negara kami merasa terpanggil,” ujarnya, Jumat (13/9/2024).
Lie Si An menambahkan bahwa filosofi dari CSR TBIG adalah “Bersama untuk Indonesia” yang mencerminkan komitmen perusahaan untuk melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan, terutama di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan budaya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda