Kinarya Anak Bangsa Berkolaborasi dengan Komunitas Lingkungan, Sosial dan Budaya di Klaten
Selasa, 03 September 2024 - 14:08 WIB
KLATEN - Kinarya Anak Bangsa, yayasan yang menginisiasi program lingkungan "Nandur Tuk Banyu" atau Water Spring Planting, berkumpul bersama puluhan komunitas peduli lingkungan, sosial, dan budaya dari Klaten, Jawa Tengah, dan sekitarnya.
Pertemuan yang diadakan di Pendopo Rumah Komunitas Rowo Jember Bayat Klaten ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi serta menjajaki kerja sama antara komunitas.
“Agenda pertemuan ini adalah untuk bersilaturahmi dan menjajaki kerja sama dengan mitra relawan serta pejuang sosial, budaya, dan lingkungan Klaten dan sekitarnya,” ujar Rosita Y. Suwardi Wibawa, pendiri Kinarya Anak Bangsa, mewakili Ketua Yayasan Kharisma Insani Wibawa, Selasa (3/9/2024).
Setiap komunitas menyampaikan visi, misi, serta kegiatan yang mereka jalankan, dengan tujuan mencari titik temu untuk kolaborasi.
“Kami berharap berkolaborasi, karena bekerja sendiri kurang efektif. Kita bisa menciptakan ekosistem yang saling berkontribusi dan lebih efektif,” ungkap Rosita.
Kinarya Anak Bangsa juga memaparkan beberapa program mereka, termasuk program ‘Tiga Pohon Satu Pekarangan’ (TIPOSAPE), yang dapat diaplikasikan baik di desa maupun kota. Program ini mencakup penanaman pohon penyangga air, pohon produktif, dan pohon pangan berkayu.
Namun, Rosita mencatat bahwa pohon penyangga air masih menjadi bahan diskusi di Dewan Pakar Kinarya Anak Bangsa. Pohon-pohon seperti beringin, aren, dan gayam dinilai terlalu besar untuk lahan rumah perkotaan yang terbatas.
“Kami perlu mencari alternatif pohon penyangga air yang lebih cocok untuk area urban,” tambahnya.
Selain itu, Kinarya Anak Bangsa juga mengajak komunitas yang hadir untuk mengembangkan konsep "Alas Langit" atau "Sky Forest", yaitu menanam tanaman di balkon dan atap rumah di daerah tropis.
Pertemuan yang diadakan di Pendopo Rumah Komunitas Rowo Jember Bayat Klaten ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi serta menjajaki kerja sama antara komunitas.
“Agenda pertemuan ini adalah untuk bersilaturahmi dan menjajaki kerja sama dengan mitra relawan serta pejuang sosial, budaya, dan lingkungan Klaten dan sekitarnya,” ujar Rosita Y. Suwardi Wibawa, pendiri Kinarya Anak Bangsa, mewakili Ketua Yayasan Kharisma Insani Wibawa, Selasa (3/9/2024).
Setiap komunitas menyampaikan visi, misi, serta kegiatan yang mereka jalankan, dengan tujuan mencari titik temu untuk kolaborasi.
“Kami berharap berkolaborasi, karena bekerja sendiri kurang efektif. Kita bisa menciptakan ekosistem yang saling berkontribusi dan lebih efektif,” ungkap Rosita.
Kinarya Anak Bangsa juga memaparkan beberapa program mereka, termasuk program ‘Tiga Pohon Satu Pekarangan’ (TIPOSAPE), yang dapat diaplikasikan baik di desa maupun kota. Program ini mencakup penanaman pohon penyangga air, pohon produktif, dan pohon pangan berkayu.
Namun, Rosita mencatat bahwa pohon penyangga air masih menjadi bahan diskusi di Dewan Pakar Kinarya Anak Bangsa. Pohon-pohon seperti beringin, aren, dan gayam dinilai terlalu besar untuk lahan rumah perkotaan yang terbatas.
“Kami perlu mencari alternatif pohon penyangga air yang lebih cocok untuk area urban,” tambahnya.
Selain itu, Kinarya Anak Bangsa juga mengajak komunitas yang hadir untuk mengembangkan konsep "Alas Langit" atau "Sky Forest", yaitu menanam tanaman di balkon dan atap rumah di daerah tropis.
(ams)
tulis komentar anda