Borobudur Ulambana Nasional 2024 dan Pradaksina Merdeka Sukses Digelar di Candi Borobudur

Senin, 26 Agustus 2024 - 15:21 WIB
Candi Borobudur menjadi saksi sejarah baru dengan suksesnya pelaksanaan Borobudur Ulambana Nasional 2024, sebuah upacara yang diinisiasi oleh MUNI, MBMI, Meccaya, dan InJourney. Foto/Ist
MAGELANG - Candi Borobudur menjadi saksi sejarah baru dengan suksesnya pelaksanaan Borobudur Ulambana Nasional 2024, sebuah upacara yang diinisiasi oleh Majelis Umat Nyingma Tantrayana Muni Indonesia (MUNI), Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI), Meccaya, dan InJourney. Upacara ini menjadi yang pertama di Indonesia dan akan menjadi tradisi tahunan setiap bulan purnama di bulan ketujuh kalender lunar.

Ulambana Nasional ini bukan sekadar upacara biasa, melainkan momen penuh makna bagi umat Buddha untuk mengenang jasa para leluhur, orang tua, serta pahlawan nasional yang telah berkontribusi besar dalam sejarah bangsa. Doa-doa suci dilantunkan oleh lebih dari 50 Bhikkhu dari tiga Yana besar dalam Agama Buddha: Theravada, Mahayana, dan Tantrayana. Mereka bergantian memimpin ritual, yang diiringi dengan kegiatan berdana paramita, yaitu perbuatan baik dengan menyalurkan donasi kepada yang membutuhkan atas nama leluhur yang telah tiada.

Prosesi puncak Borobudur Ulambana Nasional 2024 ditandai dengan pemukulan gong oleh Dirjen Bimas Buddha, Drs. Supriyadi, M.Pd., yang kemudian diikuti dengan Puja Cahaya dari 50.000 pelita yang membentuk simbol-simbol suci seperti 5 Dhyani/Panca Buddha, Roda Dhamma, serta Mantra Suci Amitabha dan Avalokitesvara. Turut hadir dalam acara ini adalah pemuka agama Buddha dari berbagai negara, termasuk Y.M. Phra Rãjãgana Tatar Samaña dari Thailand, serta tokoh-tokoh penting seperti Ketua Umum MBMI, Agus Jaya, dan Pembina MBMI, Fatmawati.





Selain ritual keagamaan, rangkaian Ulambana Nasional ini juga diwarnai dengan aksi sosial, di mana MUNI, MBMI, dan Meccaya mendistribusikan bantuan berupa sembako, pakaian layak pakai, dan mainan kepada panti asuhan, panti disabilitas, pesantren, serta masyarakat sekitar Ngawen, Majaksingi, dan Wanurejo.

Ketua Umum MUNI, Lama Rama Santoso Liem, menyatakan bahwa Ulambana Nasional ini adalah yang pertama di dunia, menyatukan tiga tradisi besar Buddhisme—Theravada, Mahayana, dan Tantrayana—dalam satu upacara. Agus Jaya, Ketua Umum MBMI, menambahkan bahwa kegiatan ini biasanya dilaksanakan di vihara-vihara masing-masing, namun tahun ini diadakan secara nasional untuk menyatukan umat Buddha dalam doa dan perbuatan baik.

Sebagai bagian dari perayaan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, acara Pradaksina Merdeka juga digelar untuk pertama kalinya di pelataran Candi Borobudur. Diinisiasi oleh InJourney Destination Management dan Meccaya, prosesi pradaksina ini dimulai dari Taman Marga Utama menuju Candi Borobudur, dipimpin oleh barisan Paskibra dan duta wisata Kabupaten Magelang, diikuti para pemuka agama, Bhikku, dan peserta lainnya.

General Manager TWC Borobudur, AY. Suhartanto, menyatakan bahwa Pradaksina Merdeka ini adalah simbol dari kemerdekaan yang sejati—tidak hanya dari penjajahan, tetapi juga dari segala bentuk perpecahan. "Kesatuan pada hari ini menjadi wujud nyata kemerdekaan, memerdekakan jiwa untuk hidup rukun dan damai, menyongsong Indonesia Maju," tuturnya.

Jeffry Yunus, Dewan Penasehat acara Ulambana Nasional, menutup acara dengan harapan bahwa Ulambana Nasional akan kembali diselenggarakan tahun depan dengan lebih banyak partisipasi umat Buddha dari seluruh Indonesia.
(hri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content