Garuda yang Terukir pada Prasasti Prabu Jayabaya Jadi Inspirasi Abadi Lambang Negara Indonesia

Senin, 19 Agustus 2024 - 07:50 WIB
Prasasti yang dikeluarkan oleh Jayabaya menjadi bukti nyata bagaimana simbol Garuda telah menjadi bagian dari sejarah dan warisan budaya Nusantara. Foto/Ilustrasi/Ist
Lambang Garuda Pancasila yang kita kenal sebagai simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ternyata menyimpan sejarah panjang yang mengakar kuat pada masa kejayaan Kerajaan Kediri di bawah pemerintahan Prabu Jayabaya. Prasasti yang dikeluarkan oleh Jayabaya menjadi bukti nyata bagaimana simbol Garuda telah menjadi bagian dari sejarah dan warisan budaya Nusantara, jauh sebelum Indonesia merdeka.

Prabu Jayabaya, yang naik tahta pada tahun 1135 Masehi, adalah sosok yang berhasil menyatukan dua kerajaan besar, Jenggala dan Kadiri, yang sebelumnya dipisahkan oleh Mpu Bharada, penasihat spiritual Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan. Melalui berbagai pertempuran dan diplomasi, Jayabaya mengukuhkan kekuasaan Kadiri dan menjadikannya kerajaan yang besar dan berpengaruh di Nusantara.

Setelah menyatukan kedua kerajaan tersebut, Prabu Jayabaya memerintahkan Mpu Sedah dan Mpu Panuluh untuk menggubah Kakawin Bharatayudha, sebuah karya sastra monumental yang menceritakan kejayaan Pandawa dalam Perang Bharatayudha. Namun, karya ini juga memiliki makna politik terselubung. Dalam epos tersebut, Jayabaya menggambarkan dirinya sebagai Yudistira, raja Amarta yang mulia, sedangkan raja Jenggala dilambangkan sebagai Duryodana, penguasa Hastina yang jahat. Hal ini menunjukkan betapa cerdiknya Jayabaya dalam memutarbalikkan fakta sejarah untuk memperkuat legitimasinya.



Namun, warisan terbesar Jayabaya tidak hanya berupa karya sastra. Tiga prasasti penting yang dikeluarkan pada masa pemerintahannya menjadi bukti kejayaan Kadiri dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang. Prasasti Hantang, Prasasti Talan, dan Prasasti Jepun adalah prasasti-prasasti yang menandai berbagai peristiwa penting dalam sejarah Kadiri.

Di antara prasasti-prasasti ini, Prasasti Talan yang berangka tahun 1136 Masehi, memiliki keistimewaan tersendiri. Ditemukan di Gurit, Kabupaten Blitar, prasasti ini memiliki cap Garudhamukalanca, sebuah lambang berbentuk tubuh manusia berkepala burung garuda dengan sayap yang perkasa. Simbol Garuda ini dipercaya oleh sejarawan sebagai inspirasi utama dari lambang burung Garuda Pancasila yang kita gunakan sebagai simbol negara saat ini.

Garuda pada Prasasti Talan bukan sekadar lambang kekuasaan, tetapi juga melambangkan kekuatan, keadilan, dan keberanian yang menjadi ciri khas pemerintahan Prabu Jayabaya. Melalui prasasti ini, Jayabaya memberikan anugerah sima kepada penduduk Desa Talan, menunjukkan betapa pentingnya hubungan antara raja dan rakyatnya dalam menjaga stabilitas dan kejayaan kerajaan.

Selain itu, Prasasti Hantang yang ditemukan di Ngantang, Kabupaten Malang, juga mencatatkan kebaktian penduduk terhadap Prabu Jayabaya, serta anugerah yang diberikan oleh sang raja sebagai tanda terima kasih. Prasasti ini menunjukkan bahwa kebesaran Jayabaya tidak hanya diukur dari kemampuannya dalam berperang, tetapi juga dari bagaimana ia menjaga kesetiaan rakyatnya.

Sementara itu, Prasasti Jepun, meskipun mengalami kerusakan dan tidak bisa dibaca isinya, tetap menjadi bukti penting dari kejayaan masa lalu yang pernah dibangun oleh Prabu Jayabaya.

Lambang Garuda yang kini menghiasi segala bentuk simbol kenegaraan Indonesia bukanlah sekadar lambang yang dibuat tanpa makna. Ia adalah cerminan dari sejarah panjang dan warisan budaya yang telah dibangun sejak masa kerajaan-kerajaan besar di Nusantara. Dan di balik keperkasaannya, tersimpan kisah tentang seorang raja besar yang dengan kebijaksanaannya, mampu mengilhami generasi penerusnya untuk terus menjaga persatuan dan kejayaan bangsa ini.
(hri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content