Keruntuhan Kerajaan Siak, Kerajaan yang Mampu Bertahan dari Era Kolonialisme
Jum'at, 09 Agustus 2024 - 09:53 WIB
Keruntuhan Kerajaan Siak ini bukanlah disebabkan oleh kedatangan kolonial seperti Belanda dan Jepang ke Tanah Air. Kesultanan ini sendiri menjadi pihak yang paling menentang kolonialisme di nusantara.
Terdapat berbagai perlawanan yang dilakukan oleh penguasa Kerajaan Siak untuk para kolonial. Pemicu aksi perlawanan dikarenakan kolonial Belanda telah melakukan sabotase dengan mengambil pajak cukai secara sepihak.
Pada awalnya perlawanan-perlawanan Kerajaan Siak berjalan dengan mulus. kesultanan ini berhasil memukul mundur Belanda pada peperangan yang terjadi selama 1746 hingga 1760 M.
Meskipun pihak Belanda sangat mendominasi pengaruhnya di pemerintahan Kesultanan Siak Sri Indrapura dengan membuat peraturan (KUHP), Namun Kerajaan Siak tetap memilih untuk menetapkan hukum adat untuk KUHP yang dibentuk Belanda.
Masuk masa pendudukan Jepang, sang sultan juga berjuang demi kemajuan kerajaan dan sangat mementingkan rakyatnya, rasa cinta Sultan Assaidis Syarif Kasim terhadap rakyatnya ini terlihat ketika sang sultan menentang keras romusha yang akan dikembangkan oleh Jepang di Siak dan sekitarnya.
Pada masa pendudukan Jepang tidak banyak perubahan dalam pemerintahan, namun hanya sebatas perubahan istilah di dalam sistem pemerintahan.
Perlahan pemerintah Kesultanan Siak Sri Indrapura mulai menyadari akan ambisi Jepang yang ingin menjadikan Siak Sri Indrapura sebagai sapi perah yang menguntungkan pihak kolonial Jepang.
Dari seluruh perlawanan yang dilakukan oleh Kesultanan Siak Sri Indrapura beserta rakyat, berasal dengan adanya pengaruh agama Islam yang dapat membangkitkan aksi perlawanan terhadap kolonialisme.
Kolonialisme identik kafir sebagai musuh besar Islam dan dengan rasa kesadaran akan cinta kepada tanah air maka jajaran pemerintahan dan rakyat menolak keras dengan hadirnya kolonialisme.
Dari situlah Kerajaan Siak ini mampu bertahan selama era kolonialisme.
Terdapat berbagai perlawanan yang dilakukan oleh penguasa Kerajaan Siak untuk para kolonial. Pemicu aksi perlawanan dikarenakan kolonial Belanda telah melakukan sabotase dengan mengambil pajak cukai secara sepihak.
Pada awalnya perlawanan-perlawanan Kerajaan Siak berjalan dengan mulus. kesultanan ini berhasil memukul mundur Belanda pada peperangan yang terjadi selama 1746 hingga 1760 M.
Meskipun pihak Belanda sangat mendominasi pengaruhnya di pemerintahan Kesultanan Siak Sri Indrapura dengan membuat peraturan (KUHP), Namun Kerajaan Siak tetap memilih untuk menetapkan hukum adat untuk KUHP yang dibentuk Belanda.
Masuk masa pendudukan Jepang, sang sultan juga berjuang demi kemajuan kerajaan dan sangat mementingkan rakyatnya, rasa cinta Sultan Assaidis Syarif Kasim terhadap rakyatnya ini terlihat ketika sang sultan menentang keras romusha yang akan dikembangkan oleh Jepang di Siak dan sekitarnya.
Pada masa pendudukan Jepang tidak banyak perubahan dalam pemerintahan, namun hanya sebatas perubahan istilah di dalam sistem pemerintahan.
Perlahan pemerintah Kesultanan Siak Sri Indrapura mulai menyadari akan ambisi Jepang yang ingin menjadikan Siak Sri Indrapura sebagai sapi perah yang menguntungkan pihak kolonial Jepang.
Dari seluruh perlawanan yang dilakukan oleh Kesultanan Siak Sri Indrapura beserta rakyat, berasal dengan adanya pengaruh agama Islam yang dapat membangkitkan aksi perlawanan terhadap kolonialisme.
Kolonialisme identik kafir sebagai musuh besar Islam dan dengan rasa kesadaran akan cinta kepada tanah air maka jajaran pemerintahan dan rakyat menolak keras dengan hadirnya kolonialisme.
Dari situlah Kerajaan Siak ini mampu bertahan selama era kolonialisme.
Lihat Juga :
tulis komentar anda