Mengenal Daha, Wilayah yang Disebut Pernah Menjadi Ibu Kota Majapahit
Jum'at, 26 Juli 2024 - 11:38 WIB
Kemudian, kemunculan kerajaan Islam seperti Demak juga turut membuat Majapahit memilih pindah. Terlebih, mereka sebelumnya terdesak karena beberapa kali mendapat serangan.
Menjelang keruntuhan Majapahit, Dyah Ranawijaya mengambil alih kekuasaan dan berusaha mempertahankan sisa-sisa kejayaan kerajaan. Sempat memerintah dari Keling, pemerintahan kembali pindah ke Daha.
Meski tidak ada catatan sejarah yang mencatat secara pasti kapan perpindahan ini terjadi, bukti dari sumber sejarah Portugis karya Tomé Pires memberikan petunjuk.
Pada karyanya "Suma Oriental" Pires menyebut ibu kota kerajaan Jawa sebagai "Dayo" yang diduga transliterasi dari Daha, wilayah di pedalaman Jawa Timur.
Momen perpindahan ibu kota itu menandai kebangkitan Daha sebagai pusat pemerintahan yang baru. Bahkan, meski setelahnya Majapahit benar-benar runtuh, semangat dan warisannya tetap hidup melalui Daha yang menjadi simbol keberlanjutannya.
Demikianlah ulasan mengenai Daha, salah satu wilayah yang disebut pernah menjadi ibu kota Kerajaan Majapahit.
Menjelang keruntuhan Majapahit, Dyah Ranawijaya mengambil alih kekuasaan dan berusaha mempertahankan sisa-sisa kejayaan kerajaan. Sempat memerintah dari Keling, pemerintahan kembali pindah ke Daha.
Meski tidak ada catatan sejarah yang mencatat secara pasti kapan perpindahan ini terjadi, bukti dari sumber sejarah Portugis karya Tomé Pires memberikan petunjuk.
Pada karyanya "Suma Oriental" Pires menyebut ibu kota kerajaan Jawa sebagai "Dayo" yang diduga transliterasi dari Daha, wilayah di pedalaman Jawa Timur.
Momen perpindahan ibu kota itu menandai kebangkitan Daha sebagai pusat pemerintahan yang baru. Bahkan, meski setelahnya Majapahit benar-benar runtuh, semangat dan warisannya tetap hidup melalui Daha yang menjadi simbol keberlanjutannya.
Demikianlah ulasan mengenai Daha, salah satu wilayah yang disebut pernah menjadi ibu kota Kerajaan Majapahit.
(shf)
tulis komentar anda