Kiai Kampung Se-Indonesia Ingatkan Prabowo Subianto Presiden Terpilih Tepati Janji
Minggu, 09 Juni 2024 - 21:24 WIB
MALANG - Ratusan kiai kampung se-Indonesia berkumpul di Malang mendoakan Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia terpilih menepati janjinya. Para tokoh ulama se-Indonesia juga menitipkan harapan dan janji politik yang sempat diucapkan oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, sebagai presiden dan wakil presiden terpilih.
Mereka para kiai kampung juga mendoakan transisi kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo ke Prabowo Subianto . Tokoh-tokoh ulama itu ada yang mengikuti secara offline di Kastil Atamimi, atau pun secara online dari berbagai wilayah di Indonesia.
Muhammad Ansori, salah satu kiai kampung mengungkapkan, ada beragam janji Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, sebagai presiden dan wakil presiden terpilih, yang perlu terus dikawal. Untuk itu, dia dan kiai kampung se-Indonesia mendoakan agar janji-janji itu bisa terlaksana.
“Jadi intinya harapan kita dengan janji Prabowo yang lebih dari 10. Mudah-mudahan terwujud di masa kepemimpinan yang akan datang," kata Ansori, seusai kegiatan bertajuk "Doa Bersama dan Tazkirah Kiai Kampung se-Indonesia" di Kastil Atamimi, Desa Karangwidoro, Dau, Kabupaten Malang, Minggu (9/6/2024).
Pria alumni Ponpes Genggong, Probolinggo, ini mengaku salah satu yang dicermati dari janji Prabowo - Gibran, yakni di sektor pendidikan, baik ke pendidikan formal dan informal.
"Terutama di wilayah kami ada Pendidikan madin, yang beliau berjanji sendiri di tengah-tengah masyarakat Probolinggo untuk mendukung keinginan masyarakat bawah. Mendukung masyarakat kelas bawah, Insya Allah dengan kegiatan yang dilakukan di malam ini benar-benar terwujud," jelasnya.
Sementara itu Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Marsudi Syuhud menyatakan, doa bersama ini wujud kecintaan para tokoh-tokoh agama, terutama kiai kampung sepertinya dirinya untuk negara dan bangsa. Ia pribadi tak ingin Indonesia menjadi negara gagal, layaknya beberapa negara-negara Islam yang mengalami konflik internal.
"Saya harap diadakannya doa bersama untuk pemerintah baru ini, saya nggak ingin negara Indonesia menjadi negara gagal. Saya nggak ingin negara dan bangsa Indonesia kita sepakati menjadi negara yang semrawut," tutur Marsudi Syuhud.
Mereka para kiai kampung juga mendoakan transisi kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo ke Prabowo Subianto . Tokoh-tokoh ulama itu ada yang mengikuti secara offline di Kastil Atamimi, atau pun secara online dari berbagai wilayah di Indonesia.
Muhammad Ansori, salah satu kiai kampung mengungkapkan, ada beragam janji Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, sebagai presiden dan wakil presiden terpilih, yang perlu terus dikawal. Untuk itu, dia dan kiai kampung se-Indonesia mendoakan agar janji-janji itu bisa terlaksana.
“Jadi intinya harapan kita dengan janji Prabowo yang lebih dari 10. Mudah-mudahan terwujud di masa kepemimpinan yang akan datang," kata Ansori, seusai kegiatan bertajuk "Doa Bersama dan Tazkirah Kiai Kampung se-Indonesia" di Kastil Atamimi, Desa Karangwidoro, Dau, Kabupaten Malang, Minggu (9/6/2024).
Pria alumni Ponpes Genggong, Probolinggo, ini mengaku salah satu yang dicermati dari janji Prabowo - Gibran, yakni di sektor pendidikan, baik ke pendidikan formal dan informal.
"Terutama di wilayah kami ada Pendidikan madin, yang beliau berjanji sendiri di tengah-tengah masyarakat Probolinggo untuk mendukung keinginan masyarakat bawah. Mendukung masyarakat kelas bawah, Insya Allah dengan kegiatan yang dilakukan di malam ini benar-benar terwujud," jelasnya.
Sementara itu Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Marsudi Syuhud menyatakan, doa bersama ini wujud kecintaan para tokoh-tokoh agama, terutama kiai kampung sepertinya dirinya untuk negara dan bangsa. Ia pribadi tak ingin Indonesia menjadi negara gagal, layaknya beberapa negara-negara Islam yang mengalami konflik internal.
"Saya harap diadakannya doa bersama untuk pemerintah baru ini, saya nggak ingin negara Indonesia menjadi negara gagal. Saya nggak ingin negara dan bangsa Indonesia kita sepakati menjadi negara yang semrawut," tutur Marsudi Syuhud.
(wib)
tulis komentar anda