Misteri Kitab Tantu Pengelaran, Asal Mula Penciptaan Gunung di Pulau Jawa

Kamis, 30 Mei 2024 - 06:55 WIB
Kisah peciptaan daratan Pulau Jawa sebelum menjadi tempat kerajaan masa lampau berkuasa konon sengaja diciptakan para dewa. Foto/Ilustrasi/Istimewa
Kisah peciptaan daratan Pulau Jawa sebelum menjadi tempat kerajaan masa lampau berkuasa konon sengaja diciptakan para dewa. Kisah mitos penciptaan daratan manusia ini sebagaimana cerita turun-temurun maupun tulisan dari prasasati peninggalankerajaan nusantara.

Berdasarkan tulisanNaskah kuno Tantu Penggelaran menyinggung dan mengulas penciptaan keberadaan gunung suci di Pulau jawa. Kitab naskah kuno ini menggambarkan keberadaan masyarakat Sunda dan Jawa, terutamanya di masa pemerintahan Kerajaan Majapahit.

Demikian dikutip dari buku Perang Bubat 1279 Saka, Membongkar Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit,” dari Sri Wintala Achmad. Dikisahkan, gunung – gunung sakral itu berasal disebabkan dewa yang membawa terbang setengah dariGunung Mahameruke Jawa Timur.



Kitab ini ditulis dengan menggunakan Bahasa Jawa Tengahan, yaitu Bahasa Jawa transisi dari Bahasa Jawa kuno ke Bahasa Jawa modern. Bahasa Jawa Tengahan ini mulai dikenal di era Majapahit. Tantu Penggelaran sendiri ditulis di masa Kerajaan Majapahit.

Kitab ini menceritakan bagaimana awal kisah penciptaan manusia di Pulau Jawa dan segala aturan yang harus ditaati manusia. Dikisahkan pada zaman dahulu, Pulau Jawa ini kerap bergoyang tak seimbang karena diterpa gelombang lautan yang ganas.

Karena alasan itu, untuk menyetabilkan Pulau Jawa para dewa memindahkan Gunung Mahamerudari Jambhudwipa India ke Jawadwipa. Setelah sampai di Pulau Jawa, gunung tersebut dijatuhkan di wilayah Jawa Barat tepatnya di tanah Sunda.



Sementara Kitab Tantu Panggelaran juga menggambarkan sangat jelas pemindahan gunung ini. Selanjutnya oleh para dewa,Gunung Mahameruini dibawa terbang kembali ke arah Jawa Timur tepatnya saat iniGunung SemeruSemerudi perbatasan Lumajang dan Malang.

Namun pada perjalanannya karena terlalu tingginya, gunung itu rontok dan berjatuhan di beberapa wilayah, sehingga menjadi gunung baru, seperti Gunung Wilis, Gunung Kampud atau yang dikenal dengan Kelud, Arjuna, dan Kemukus atau yang dikenal dengan Welirang.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content