Kisah Lamuri, Kerajaan Hindu di Wilayah Aceh yang Dikuasai Majapahit era Hayam Wuruk
Minggu, 26 Mei 2024 - 07:13 WIB
Setelah dikalahkan Kerajaan Cola, dalam Kebangkitan dan Kejayaan Sriwijaya Abad III-VII, Kerajaan Lamuri statusnya berubah menjadi salah satu mandala Kerajaan Tamil. Penamaan Ilamuridesam terjadi sejak kekalahan dari Kerajaan Tamil tersebut.
Istilah "Ilamuridesam", menurut seorang Peneliti Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh, Ambo Asse Ajis, berasal dari kosakata dalam bahasa Tamil. Nama itu menunjuk pada suatu wilayah luas, di antara daratan Afrika, Sri Lanka, dan Nusantara. Daratan itu, kata Ambo, kini tidak ada lagi dan dipercaya telah berada di bawah Samudera Hindia akibat bencana alam.
Dalam "Ramni-Ilamuridesam: Kerajaan Aceh Pra- Samudera Pasai", termuat di Berkala Arkeologi Sangkhakala, Ambo menyatakan bahwa sebelum diberi nama Ilamuridesam, Kerajaan Lamuri ini dikenal dengan nama Ramin (Ramni). Penamaan yang lebih jadul itu ditemukan dalam catatan orang Arab pada abad ke-9 yang merupakan seorang dari Dinasti Abbasiyah yang di masa itu terkenal sangat aktif mengunjungi Selat Malaka.
Marcopolo, salah seorang penjelajah dari Venesia yang pernah singgah di Sumatera pada tahun 1292 M, menyebutkan bahwa penduduk Lamuri saat dirinya menginjakkan kakinya di Sumatera itu belum beragama Islam. Mereka masih menyembah berhala, karenanya disebut Marcopolo sebagai penduduk kafir.
Sumber-sumber catatan asing dari abad ke-13 menunjukkan pada masa itu masyarakat di Lamuri atau Ilamuridesam belum memeluk agama Islam. Mereka di abad 13 itu masih beragama Hindu, sebagaimana bangsa Tamil.
Kemudian salah seorang pakar geografi Tiongkok, Chau- Yu-Kwa, dalam Chen Fan Che pada 1225, menyebutkan bahwa lokasi Kerajaan Ilamuridesam dilafalkan dengan Lan-Wu-Li. Ciri dari kerajaan ini adalah belum adanya corak Islam dan istananya masih memiliki dua ruang tamu.
Istilah "Ilamuridesam", menurut seorang Peneliti Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh, Ambo Asse Ajis, berasal dari kosakata dalam bahasa Tamil. Nama itu menunjuk pada suatu wilayah luas, di antara daratan Afrika, Sri Lanka, dan Nusantara. Daratan itu, kata Ambo, kini tidak ada lagi dan dipercaya telah berada di bawah Samudera Hindia akibat bencana alam.
Dalam "Ramni-Ilamuridesam: Kerajaan Aceh Pra- Samudera Pasai", termuat di Berkala Arkeologi Sangkhakala, Ambo menyatakan bahwa sebelum diberi nama Ilamuridesam, Kerajaan Lamuri ini dikenal dengan nama Ramin (Ramni). Penamaan yang lebih jadul itu ditemukan dalam catatan orang Arab pada abad ke-9 yang merupakan seorang dari Dinasti Abbasiyah yang di masa itu terkenal sangat aktif mengunjungi Selat Malaka.
Marcopolo, salah seorang penjelajah dari Venesia yang pernah singgah di Sumatera pada tahun 1292 M, menyebutkan bahwa penduduk Lamuri saat dirinya menginjakkan kakinya di Sumatera itu belum beragama Islam. Mereka masih menyembah berhala, karenanya disebut Marcopolo sebagai penduduk kafir.
Sumber-sumber catatan asing dari abad ke-13 menunjukkan pada masa itu masyarakat di Lamuri atau Ilamuridesam belum memeluk agama Islam. Mereka di abad 13 itu masih beragama Hindu, sebagaimana bangsa Tamil.
Kemudian salah seorang pakar geografi Tiongkok, Chau- Yu-Kwa, dalam Chen Fan Che pada 1225, menyebutkan bahwa lokasi Kerajaan Ilamuridesam dilafalkan dengan Lan-Wu-Li. Ciri dari kerajaan ini adalah belum adanya corak Islam dan istananya masih memiliki dua ruang tamu.
(hri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda