Intrik dan Perpecahan di Kerajaan Pajajaran setelah Prabu Siliwangi Mangkat

Selasa, 14 Mei 2024 - 06:09 WIB
Kemunduran terjadi pasca Prabu Siliwangi turun tahta dari Kerajaan Pajajaran. Sang anak Surawisesa yang naik tahta kewalahan selama menjalankan pemerintahan. Foto/Ilustrasi/Ist
KEMUNDURANterjadi pasca Prabu Siliwangi turun tahta dari Kerajaan Pajajaran. Sang anak Surawisesa, yang naik tahta menggantikan ayahnya dibuat kewalahan selama pemerintahan.

Di masa Surawisesa itulah Pajajaran harus menghadapi sejumlah ujian begitu besar sewaktu bertahta di Sunda Pakuan, ibukota Pajajaran.



Tercatat selama 14 tahun bertahta ada 15 kali peperangan yang terjadi di pemerintahan Surawisesa. Hal ini membuat Surawisesa lebih sibuk dibandingkan ayahnya untuk mempertahankan kedaulatan negeri Pajajaran.



Saleh Danasasmita pada "Melacak Sejarah Pakuan Pajajaran dan Prabu Siliwangi", menyebut, Surawisesa hidup sezaman dengan Sultan Trenggono di Kesultanan Demak. Namanya hanya terdapat dalam Carita Parahiyangan, tetapi tidak disebutkan di Prasasti Batutulis yang dibuat olehnya.

Semasa memerintah Surawisesa dapat disebut lelah lahir batin. Selama menjabat sebagai susuhunan, negaranya terancam terus-menerus oleh peperangan. Beliau dinobatkan jadi raja pada tahun 1522, dan hanya tenang selama empat tahun pertama.

Pada tahun 1526, Surawisesa harus sudah menghadapi musuh di Banten yang kemudian merebak tak habis-habisnya. Portugis berjanji akan membantu Pajajaran tetapi tidak muncul-muncul.



Mereka baru datang pada tahun 1527 ketika pelabuhan Kalapa sudah dirampas dan pesisir utara sudah direbut oleh musuh. Pelabuhan-pelabuhan Sunda sudah tidak mampu memberikan penghasilan apa pun bagi negara. Bahkan mereka berbalik arah ancaman baru terhadap pusat kerajaan.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content