Sri Jayabupati, Penguasa Sunda Galuh Keturunan Sriwijaya dan Majapahit
Kamis, 09 Mei 2024 - 06:01 WIB
Kerajaan Sunda memiliki hubungan erat dengan Sriwijaya dan Majapahit. Konon ada beberapa Raja Sunda Galuh yang berkuasa merupakan keturunan dari Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Meskipun beda periode tapi memiliki hubungan dengan Kerajaan Sunda sejak tahun 669.
Raja Prabu Detya Maharaja Sri Jayabupati merupakan Raja Sunda yang masih keturunan Sanghyang Ageng. Ibu Sri Jayabupati ini adalah keturunan putri Kerajaan Sriwijaya dan masih kerabat dekat dengan Raja Wurawuri.
Adapun permaisuri Sri Jayabupati adalah putri Dharmawangsa Teguh dari Kerajaan Medang Mataram Kuno, periode Jawa Timur, dan masih merupakan adik kandung Dewi Laksmi, istri Raja Airlangga.
Dari pernikahan itu, Jayabupati mendapat anugerah gelar dari mertuanya yakni Dharmawangsa, gelar itukah yang tercatat di Prasasti Cibadak.Sebagaimana dikutip dari buku “Hitam Putih Mahapatih Gajah Mada” hubungan darah dengan Sriwijaya dan Medang.
Jayabupati tidak bisa berbuat banyak saat kedua kerajaan terlibat peperangan. Puncaknya pada 1016, Raja Wurawuri menyerang Medang, di bawah pemerintahan Dharmawangsa Teguh yang dikenal dengan Peristiwa Mahapralaya, tetapi ia harus bersikap netral.
Sementara hubungan Kerajaan Sunda Galuh dengan Kerajaan Majapahit dipengaruhi Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu yang memiliki putra mahkota bernama Rakryan Jayadarma yang berkedudukan di Pakuan.
Rakryan Jayadarma ini merupakan menantu Mahisa Campaka yang pernah memerintah Kerajaan Singasari.
Raja Prabu Detya Maharaja Sri Jayabupati merupakan Raja Sunda yang masih keturunan Sanghyang Ageng. Ibu Sri Jayabupati ini adalah keturunan putri Kerajaan Sriwijaya dan masih kerabat dekat dengan Raja Wurawuri.
Adapun permaisuri Sri Jayabupati adalah putri Dharmawangsa Teguh dari Kerajaan Medang Mataram Kuno, periode Jawa Timur, dan masih merupakan adik kandung Dewi Laksmi, istri Raja Airlangga.
Dari pernikahan itu, Jayabupati mendapat anugerah gelar dari mertuanya yakni Dharmawangsa, gelar itukah yang tercatat di Prasasti Cibadak.Sebagaimana dikutip dari buku “Hitam Putih Mahapatih Gajah Mada” hubungan darah dengan Sriwijaya dan Medang.
Jayabupati tidak bisa berbuat banyak saat kedua kerajaan terlibat peperangan. Puncaknya pada 1016, Raja Wurawuri menyerang Medang, di bawah pemerintahan Dharmawangsa Teguh yang dikenal dengan Peristiwa Mahapralaya, tetapi ia harus bersikap netral.
Sementara hubungan Kerajaan Sunda Galuh dengan Kerajaan Majapahit dipengaruhi Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu yang memiliki putra mahkota bernama Rakryan Jayadarma yang berkedudukan di Pakuan.
Rakryan Jayadarma ini merupakan menantu Mahisa Campaka yang pernah memerintah Kerajaan Singasari.
tulis komentar anda