Proyeksi Ekonomi Jatim Semester II 2020, Ini Kata Khofifah
Jum'at, 14 Agustus 2020 - 15:15 WIB
SURABAYA - Data Badan Pusat Statistik ( BPS ) Jawa Timur (Jatim) menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Jatim selama triwulan II 2020 minus 5,90%.
Sebagian besar lapangan usaha mengalami kontraksi. Semua komponen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Pengeluaran mengalami kontraksi. (Baca juga: Mendag Optimis RI Terhindar dari Jurang Resesi, Asalkan... )
Penurunan ekonomi itu disebabkan adanya kebijakan pemerintah dengan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat COVID-19. Sehingga membatasi ruang gerak masyarakat maupun perusahaan dalam beraktivitas. Hal itu berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat. (Baca juga: Ekonomi Minus 5,32%, Fadel Minta Jokowi Lakukan Langkah Berani )
Lantas bagaimana tanggapan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Orang nomor satu di Jatim itu optimistis bahwa pada semester II 2020 ini akan tumbuh. Pihaknya menyatakan bahwa, Pemprov Jatim sudah memiliki sejumlah perkirakan dimana semester II akan ada pertumbuhan ekonomi. "Insya Allah growing up. Sudah ada estimasi-estimasi itu sudah," kata dia di Gedung Negara Grahadi, Kamis (13/8/2020) sore.
Ditanya terkait proyeksi berapa angka pertumbuhan ekonomi di semester II 2020, Ketua Umum PP Muslimat NU itu enggan menjawab. Justru Khofifah meminta agar awak media menanyakan soal pertumbuhan ekonomi Jatim ke Bank Indonesia (BI). "Sek talah rek tako'o BI, ojo di karang karang, ojo di ramal-ramal. Diperdiksi sesuai dengan asumsi-asumsi dasar. Poko'e ngene lho, pesene Bapak Presiden, gunakan data sains dan libatkan para saintis," kata Khofifah.
Diketahui, data BPS Jatim juga menyebutkan, kontraksi ekonomi Jati. terendah pada Ekspor Luar Negeri 0,27%. Disusul Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,06%, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) 3,45%,Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 4,79%, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 7,55% dan Impor Luar Negeri 18,70%.
Sementara itu, peningkatan pertumbuhan ekonomi Jatim secara tahunan atau year on year (yoy) cukup signifikan terjadi pada sektor usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 10,39%. Kondisi ini terutama didorong adanya pemberlakuan Work From Home (WFH) dan School From Home (SFH). Sehingga meningkatkan trafik data provider seluler serta meningkatnya penggunaan aplikasi rapat virtual seperti Zoom Meeting, seminar daring atau webinar.
Sebagian besar lapangan usaha mengalami kontraksi. Semua komponen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Pengeluaran mengalami kontraksi. (Baca juga: Mendag Optimis RI Terhindar dari Jurang Resesi, Asalkan... )
Penurunan ekonomi itu disebabkan adanya kebijakan pemerintah dengan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat COVID-19. Sehingga membatasi ruang gerak masyarakat maupun perusahaan dalam beraktivitas. Hal itu berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat. (Baca juga: Ekonomi Minus 5,32%, Fadel Minta Jokowi Lakukan Langkah Berani )
Lantas bagaimana tanggapan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Orang nomor satu di Jatim itu optimistis bahwa pada semester II 2020 ini akan tumbuh. Pihaknya menyatakan bahwa, Pemprov Jatim sudah memiliki sejumlah perkirakan dimana semester II akan ada pertumbuhan ekonomi. "Insya Allah growing up. Sudah ada estimasi-estimasi itu sudah," kata dia di Gedung Negara Grahadi, Kamis (13/8/2020) sore.
Ditanya terkait proyeksi berapa angka pertumbuhan ekonomi di semester II 2020, Ketua Umum PP Muslimat NU itu enggan menjawab. Justru Khofifah meminta agar awak media menanyakan soal pertumbuhan ekonomi Jatim ke Bank Indonesia (BI). "Sek talah rek tako'o BI, ojo di karang karang, ojo di ramal-ramal. Diperdiksi sesuai dengan asumsi-asumsi dasar. Poko'e ngene lho, pesene Bapak Presiden, gunakan data sains dan libatkan para saintis," kata Khofifah.
Diketahui, data BPS Jatim juga menyebutkan, kontraksi ekonomi Jati. terendah pada Ekspor Luar Negeri 0,27%. Disusul Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,06%, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) 3,45%,Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 4,79%, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 7,55% dan Impor Luar Negeri 18,70%.
Sementara itu, peningkatan pertumbuhan ekonomi Jatim secara tahunan atau year on year (yoy) cukup signifikan terjadi pada sektor usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 10,39%. Kondisi ini terutama didorong adanya pemberlakuan Work From Home (WFH) dan School From Home (SFH). Sehingga meningkatkan trafik data provider seluler serta meningkatnya penggunaan aplikasi rapat virtual seperti Zoom Meeting, seminar daring atau webinar.
(nth)
tulis komentar anda