Duka Pemilu 2024, Petugas KPPS Belu NTT Meninggal Dunia karena Kelelahan
Sabtu, 17 Februari 2024 - 09:23 WIB
BELU - Suasana duka menyelimuti Desa Bauho setelah seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Antonio Silva Maia (54) meninggal dunia pada hari ini, Sabtu (17/2/2024). Peristiwa ini menjadi deretan berita duka dalam Pemilu 2024.
Diketahui korban meninggal usai menyelesaikan perhitungan di TPS 03 Desa Bauho, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Elias, salah satu anggota keluarga korban, mengungkapkan bahwa sebelum meninggal, Antonio mengeluh tidak enak badan dan meminta izin untuk istirahat setelah pemungutan suara. Namun, begitu tiba di rumah, Antonio langsung tidur dan tak lagi sadarkan diri.
”Dia sempat pamitan untuk pulang dan istirahat, tapi begitu sampai di rumah, dia langsung tidur dan akhirnya meninggal dunia,” kata Elias kepada wartawan, Sabtu (17/2/2024).
Camat Tasifeto Timur Arter Rin Malae menambahkan bahwa korban meninggal akibat kelelahan, yang disebabkan oleh jadwal kerja yang sangat padat sejak 14 hari sebelum pencoblosan.
Para petugas KPPS terus bekerja tanpa istirahat dari persiapan hingga pelaksanaan pemilu.
”Dia (Antonio) bukan satu-satunya yang mengalami kelelahan. Para petugas KPPS telah bekerja tanpa henti sejak persiapan hingga pelaksanaan pemilu. Hal ini harus menjadi perhatian serius agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang,” ucapnya.
Meskipun keluarga korban menerima kejadian ini sebagai musibah, berharap agar pihak penyelenggara pemilu dapat memperhatikan kembali aturan dan jadwal kerja petugas KPPS untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Sementara itu, jenazah Antonio Silva Maia rencananya akan dimakamkan di pemakaman keluarga pada siang hari ini.
Kabupaten Belu dan Nusa Tenggara Timur berduka atas kehilangan seorang petugas KPPS yang berkontribusi dalam melaksanakan proses demokrasi di Pemilu 2024
Diketahui korban meninggal usai menyelesaikan perhitungan di TPS 03 Desa Bauho, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Elias, salah satu anggota keluarga korban, mengungkapkan bahwa sebelum meninggal, Antonio mengeluh tidak enak badan dan meminta izin untuk istirahat setelah pemungutan suara. Namun, begitu tiba di rumah, Antonio langsung tidur dan tak lagi sadarkan diri.
”Dia sempat pamitan untuk pulang dan istirahat, tapi begitu sampai di rumah, dia langsung tidur dan akhirnya meninggal dunia,” kata Elias kepada wartawan, Sabtu (17/2/2024).
Camat Tasifeto Timur Arter Rin Malae menambahkan bahwa korban meninggal akibat kelelahan, yang disebabkan oleh jadwal kerja yang sangat padat sejak 14 hari sebelum pencoblosan.
Para petugas KPPS terus bekerja tanpa istirahat dari persiapan hingga pelaksanaan pemilu.
”Dia (Antonio) bukan satu-satunya yang mengalami kelelahan. Para petugas KPPS telah bekerja tanpa henti sejak persiapan hingga pelaksanaan pemilu. Hal ini harus menjadi perhatian serius agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang,” ucapnya.
Meskipun keluarga korban menerima kejadian ini sebagai musibah, berharap agar pihak penyelenggara pemilu dapat memperhatikan kembali aturan dan jadwal kerja petugas KPPS untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Sementara itu, jenazah Antonio Silva Maia rencananya akan dimakamkan di pemakaman keluarga pada siang hari ini.
Kabupaten Belu dan Nusa Tenggara Timur berduka atas kehilangan seorang petugas KPPS yang berkontribusi dalam melaksanakan proses demokrasi di Pemilu 2024
(ams)
tulis komentar anda