Indonesia Beruntung Bisa Kerjasama Produksi Vaksin COVID dengan Sinovac
Rabu, 12 Agustus 2020 - 12:58 WIB
BANDUNG - Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Indonesia beruntung bisa bekerjasama dengan partner global Sinovac asal China untuk melakukan uji klinis vaksin COVID-19.
"Banyak negara rebutan kerjasama dengan partner global, seperti Sinovac. Karena vaksin ini sudah masuk fase 3, artinya prosesnya sudah di ujung. Ini tinggal mengambil sampel beberapa negara. Karena ini pandemi, harus cepat. Kita beruntung, mereka mau kerja sama dengan kita," kata Arya di kawasan Bio Farma, Kota Bandung, Rabu (12/8/2020).
Menurut dia, saat ini hampir semua negara mencari vaksin COVID-19. Karena, setelah vaksin selesai, diproduksi dan disuntikkan kepada mayarakat, akan ada konsekwensi ekonomi, sosial, dan lainnya terhadap suatu negara.
Sebagai gambaran, saat ini hampir semua negara mengalami kontraksi ekonomi akibat pandemi.
Menurut Arya, proses uji klinis vaksin sinovac yang saat ini sedang dilakukan Unpad dan Bio Farma, menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang pertama mengunakan vaksin COVID-19.
Hanya sedikit negara dunia yang sekarang sedang proses vaksin ini. Seperti Inggris, Amerika Serikat, Rusia, dan lainnya. Pada dasarnya, kata dia, Indonesia tak hanya bekerja sama dengan Sinovac.
Tetapi juga dengan beberapa lembaga lainnya seperti WHO dan lembaga dalam negeri yang akan memprediksi vaksin COVID, merah putih. Pemerintah, dalam hal ini akan mencari siapa yang paling cepat membuat vaksin. (Baca juga: Lagi, 8.652 Orang Meninggal Masuk Daftar Pemilih Pilkada Kabupaten Bandung)
Arya menyebut, tak ada keraguan terhadap kemampuan Bio Farma memproduksi vaksin. BUMN ini telah memproduksi 75% vaksin polio dunia. (Baca juga: Bidik UMKM, Pos Indonesia Luncurkan Layanan Q-QOMM)
Sebanyak 14 vaksin telah dibuat Bio Farma serta telah diekspor ke 149 negara dan 57 negara diantaranya adalah negara Islam (OKI).
"Banyak negara rebutan kerjasama dengan partner global, seperti Sinovac. Karena vaksin ini sudah masuk fase 3, artinya prosesnya sudah di ujung. Ini tinggal mengambil sampel beberapa negara. Karena ini pandemi, harus cepat. Kita beruntung, mereka mau kerja sama dengan kita," kata Arya di kawasan Bio Farma, Kota Bandung, Rabu (12/8/2020).
Menurut dia, saat ini hampir semua negara mencari vaksin COVID-19. Karena, setelah vaksin selesai, diproduksi dan disuntikkan kepada mayarakat, akan ada konsekwensi ekonomi, sosial, dan lainnya terhadap suatu negara.
Sebagai gambaran, saat ini hampir semua negara mengalami kontraksi ekonomi akibat pandemi.
Menurut Arya, proses uji klinis vaksin sinovac yang saat ini sedang dilakukan Unpad dan Bio Farma, menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang pertama mengunakan vaksin COVID-19.
Hanya sedikit negara dunia yang sekarang sedang proses vaksin ini. Seperti Inggris, Amerika Serikat, Rusia, dan lainnya. Pada dasarnya, kata dia, Indonesia tak hanya bekerja sama dengan Sinovac.
Tetapi juga dengan beberapa lembaga lainnya seperti WHO dan lembaga dalam negeri yang akan memprediksi vaksin COVID, merah putih. Pemerintah, dalam hal ini akan mencari siapa yang paling cepat membuat vaksin. (Baca juga: Lagi, 8.652 Orang Meninggal Masuk Daftar Pemilih Pilkada Kabupaten Bandung)
Arya menyebut, tak ada keraguan terhadap kemampuan Bio Farma memproduksi vaksin. BUMN ini telah memproduksi 75% vaksin polio dunia. (Baca juga: Bidik UMKM, Pos Indonesia Luncurkan Layanan Q-QOMM)
Sebanyak 14 vaksin telah dibuat Bio Farma serta telah diekspor ke 149 negara dan 57 negara diantaranya adalah negara Islam (OKI).
(boy)
Lihat Juga :
tulis komentar anda