Asal Usul Nama Ken Arok, Raja Pertama Singasari yang Diberikan Pemuka Agama
Senin, 29 Januari 2024 - 06:28 WIB
Kerajaan Singasari memiliki sejarah yang dimulai dengan keberanian Ken Arok. Sebelumnya, ia memerintah di Tumapel setelah berhasil menaklukkan Tunggul Ametung, penguasa Tumapel di bawah Kerajaan Kediri pada masa pemerintahan Raja Kertanagara.
Ken Arok melancarkan pemberontakan terhadap Kerajaan Kediri, yang sebelumnya menguasai Tumapel. Meskipun tindakannya penuh keberanian, asal usul Ken Arok ternyata memiliki cerita yang menarik.
Sejak bayi, Ken Arok bahkan pernah dibuang oleh kedua orang tuanya, hingga akhirnya ditemukan oleh seorang perampok bernama Lembong. Ketika Ken Arok mulai tumbuh remaja, ia mencari ilmu di bawah bimbingan seorang pendeta agama Hindu bernama Lohgawe.
Selama masa pembelajaran dengan Lohgawe, kecerdasan Ken Arok terlihat jelas. Prestasinya melebihi murid-murid lain yang lebih lama belajar dari Lohgawe. Kecerdasannya membuat Lohgawe memberikan padanya nama "Ken Arok," yang sebelumnya tidak dimilikinya.
Berdasarkan buku "Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga Keruntuhan" oleh Muhammad Syamsuddin, nama "Ken" sendiri bukan nama asli Ken Arok, melainkan sebuah julukan atau gelar kehormatan, bukan karena keturunan, melainkan karena moralitasnya yang tinggi.
Gelar kehormatan ini biasanya diberikan kepada seseorang yang memiliki keutamaan atau moralitas yang tinggi. Nama "Arok" sendiri diberikan oleh seorang brahmana bernama Dang Hyang Lohgawe. Pemberian nama ini terjadi setelah Ken Arok berani mengutarakan pendapat, pengetahuan, dan kritiknya terhadap kaum brahmana, meskipun ia berasal dari golongan sudra, kasta terendah dalam agama Hindu.
Ken Arok pernah memberikan pengetahuan dan kritiknya di hadapan guru dan sesama murid yang belajar di bawah bimbingan Lohgawe. Nama "Arok," yang berarti "pembangun," diberikan setelah Ken Arok lulus sebagai seorang brahmana.
Meskipun masa pembelajarannya singkat, Ken Arok berhasil lulus dengan prestasi yang cukup tinggi, mendahului para murid lainnya. Setelah dinyatakan lulus, Lohgawe memperbolehkan Ken Arok meninggalkan tempat tersebut, tetapi tidak sebelum memberikan pesan-pesan penting.
Lohgawe berencana untuk membentuk persekutuan dengan kaum brahmana melalui Ken Arok, memberinya legitimasi etis untuk melakukan tindakan politiknya. Menurut Lohgawe, Ken Arok adalah murid yang cerdas, gesit, tangkas, dan memiliki ingatan yang kuat. Meskipun baru sebentar berguru, Ken Arok sudah memiliki pengetahuan yang melampaui murid-murid lain di padepokan Lohgawe.
Sebelum berguru ke Lohgawe, Ken Arok juga belajar dari Mahaguru Tantripala. Guru pertamanya memberikan gulungan lontar yang berisi catatan mengenai sejarah Ken Arok. Meskipun gulungan tersebut tidak pernah dibacanya, saat Ken Arok lulus sebagai brahmana, gulungan itu kembali diberikan kepadanya oleh Lohgawe sebagai tanda penghargaan.
Ken Arok melancarkan pemberontakan terhadap Kerajaan Kediri, yang sebelumnya menguasai Tumapel. Meskipun tindakannya penuh keberanian, asal usul Ken Arok ternyata memiliki cerita yang menarik.
Sejak bayi, Ken Arok bahkan pernah dibuang oleh kedua orang tuanya, hingga akhirnya ditemukan oleh seorang perampok bernama Lembong. Ketika Ken Arok mulai tumbuh remaja, ia mencari ilmu di bawah bimbingan seorang pendeta agama Hindu bernama Lohgawe.
Selama masa pembelajaran dengan Lohgawe, kecerdasan Ken Arok terlihat jelas. Prestasinya melebihi murid-murid lain yang lebih lama belajar dari Lohgawe. Kecerdasannya membuat Lohgawe memberikan padanya nama "Ken Arok," yang sebelumnya tidak dimilikinya.
Berdasarkan buku "Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga Keruntuhan" oleh Muhammad Syamsuddin, nama "Ken" sendiri bukan nama asli Ken Arok, melainkan sebuah julukan atau gelar kehormatan, bukan karena keturunan, melainkan karena moralitasnya yang tinggi.
Gelar kehormatan ini biasanya diberikan kepada seseorang yang memiliki keutamaan atau moralitas yang tinggi. Nama "Arok" sendiri diberikan oleh seorang brahmana bernama Dang Hyang Lohgawe. Pemberian nama ini terjadi setelah Ken Arok berani mengutarakan pendapat, pengetahuan, dan kritiknya terhadap kaum brahmana, meskipun ia berasal dari golongan sudra, kasta terendah dalam agama Hindu.
Ken Arok pernah memberikan pengetahuan dan kritiknya di hadapan guru dan sesama murid yang belajar di bawah bimbingan Lohgawe. Nama "Arok," yang berarti "pembangun," diberikan setelah Ken Arok lulus sebagai seorang brahmana.
Meskipun masa pembelajarannya singkat, Ken Arok berhasil lulus dengan prestasi yang cukup tinggi, mendahului para murid lainnya. Setelah dinyatakan lulus, Lohgawe memperbolehkan Ken Arok meninggalkan tempat tersebut, tetapi tidak sebelum memberikan pesan-pesan penting.
Lohgawe berencana untuk membentuk persekutuan dengan kaum brahmana melalui Ken Arok, memberinya legitimasi etis untuk melakukan tindakan politiknya. Menurut Lohgawe, Ken Arok adalah murid yang cerdas, gesit, tangkas, dan memiliki ingatan yang kuat. Meskipun baru sebentar berguru, Ken Arok sudah memiliki pengetahuan yang melampaui murid-murid lain di padepokan Lohgawe.
Sebelum berguru ke Lohgawe, Ken Arok juga belajar dari Mahaguru Tantripala. Guru pertamanya memberikan gulungan lontar yang berisi catatan mengenai sejarah Ken Arok. Meskipun gulungan tersebut tidak pernah dibacanya, saat Ken Arok lulus sebagai brahmana, gulungan itu kembali diberikan kepadanya oleh Lohgawe sebagai tanda penghargaan.
(hri)
tulis komentar anda