Keren! 2 Disabilitas Lulus dengan Prestasi Meyakinkan dari Universitas Brawijaya, Bekerja di Perusahaan Australia

Senin, 22 Januari 2024 - 11:30 WIB
Ia tercatat pernah menjadi anggota Pusat Komunikasi dan Informasi di Eksekutif Mahasiswa (EM), menjadi Ketua Departemen Humas di Badan Internal Olahraga dan Seni (BIOS), mengikuti kepanitiaan seperti Informatics Education and Learning for Society Enhancement, Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa Baru, Olahraga dan Seni, serta Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar.

“UB memiliki Pusat Layanan Disabilitas (PLD) yang membantu memudahkan perkuliahan. FILKOM juga menyediakan banyak akses untuk kursi roda, sehingga memudahkan mobilisasi. Dosen dan Tenaga Kependidikan juga sangat support perkuliahan. Kalau ada kendala saya sampaikan saja, pasti dibantu,” kata pria asal Banyuwangi ini.

Duwik berpesan kepada teman-teman difabel yang ingin melanjutkan studi agar tidak takut, karena di banyak orang baik yang akan membantu apabila kita menyampaikan kesulitan.

“Tunjukan apa yang kau mampu, maka orang akan melihat kemampuanmu bukan keadaanmu,” kata dia.

Sementara satu wisudawan dari diploma yakni Elo Kusuma Alfred Mandeville dengan gelar S.Tr Ds, disabilitas ini sudah diterima bekerja di dua instansi berbeda.

Satu instansi bahkan, memiliki kantor pusat di Australia, dan satu lagi merupakan industri kreatif berlokasi di Malang, sebagai sosial media officer dan content making. Bahkan Elo lulus dengan predikat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,47.

Elo, disabilitas daksa selama ini tidak memiliki tangan, tapi semangatnya untuk menempuh pendidikan hingga lulus di perguruan tinggi negeri tak membatasi dirinya.

Bahkan selama perkuliahan Elo selalu aktif mengikuti berbagai organisasi di antaranya, Eksekutif Mahasiswa (EM) pada bidang Advokasi, dan UKM Forum Mahasiswa Peduli Inklusi (FORMAPI) di bidang Humas.

Ia bahkan pernah didapuk menjadi MC di konferensi internasional yang diadakan oleh AIDRAN-FH UB pada tahun 2019 yang mengantarkannya diterima bekerja di NGO tersebut.

“Konferensi yang diadakan tentang Interns Conference on Disability Rights. Saat itu saya satu-satunya mahasiswa difabel yang fasih berbicara bahasa Inggris di depan banyak orang, sehingga diminta menjadi MC. Selanjutnya saya beberapa kali terlibat dalam kegiatan AIDRAN, dan sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan bekerja,” terang pria asal Denpasar, Bali ini.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More