Siasat Raja Girindrawardhana Bebaskan Majapahit dari Kekuasaan Kesultanan Demak
Senin, 25 Desember 2023 - 06:19 WIB
Raja Majapahit terakhir konon pernah menjalin hubungan dengan Portugis. Kala itu Portugis memang sudah menguasai Kota Malaka, yang menjadi kota dengan bandar perdagangan strategis dan salah satu tersibuk di dunia.
Permintaan Raja Majapahit terakhir Girindrawardhana ini bukan tanpa alasan, Majapahit mulai terpojok dengan perkembangan Kesultanan Demak di bawah kekuasaan Raden Patah atau yang juga disebut Jin Bun.
Apalagi Kesultanan Demak kala itu mulai masif memperluas kekuasaannya di beberapa wilayah di Pulau Jawa.Lemahnya kekuatan tentara Majapahit di akhir kejayaan itu membuat Girindrawardhana terpaksa bergantung ke antek asing Portugis.
Hal ini demi membalas serangan Demak di beberapa wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit, yang telah mulai lepas.Salah satu jalan untuk dapat sekadar memperbaiki perekonomian rakyat ialah mengadakan hubungan dagang dengan orang-orang Portugis.
Hal itu terjadi sejak tahun 1511 mondar mandir ke Maluku mengangkut rempah-rempah. Namun, kota-kota pelabuhan di sepanjang pantai utara telah dikuasai oleh orang-orang Tionghoa yang setia kepada Kesultanan Demak.
Kedatangan perahu dagang Portugis di kota pelabuhan di Pantai Laut Jawa, tetap diawasi sangat keras oleh orang-orang Tionghoa, pengikut Jin Bun. Sejarawan Prof. Slamet Muljana dalam bukunya “Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara”.
Disebutkan orang-orang Demak tahu bahwa orang-orang Portugis adalah musuh orang Demak.
Permintaan Raja Majapahit terakhir Girindrawardhana ini bukan tanpa alasan, Majapahit mulai terpojok dengan perkembangan Kesultanan Demak di bawah kekuasaan Raden Patah atau yang juga disebut Jin Bun.
Apalagi Kesultanan Demak kala itu mulai masif memperluas kekuasaannya di beberapa wilayah di Pulau Jawa.Lemahnya kekuatan tentara Majapahit di akhir kejayaan itu membuat Girindrawardhana terpaksa bergantung ke antek asing Portugis.
Baca Juga
Hal ini demi membalas serangan Demak di beberapa wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit, yang telah mulai lepas.Salah satu jalan untuk dapat sekadar memperbaiki perekonomian rakyat ialah mengadakan hubungan dagang dengan orang-orang Portugis.
Hal itu terjadi sejak tahun 1511 mondar mandir ke Maluku mengangkut rempah-rempah. Namun, kota-kota pelabuhan di sepanjang pantai utara telah dikuasai oleh orang-orang Tionghoa yang setia kepada Kesultanan Demak.
Kedatangan perahu dagang Portugis di kota pelabuhan di Pantai Laut Jawa, tetap diawasi sangat keras oleh orang-orang Tionghoa, pengikut Jin Bun. Sejarawan Prof. Slamet Muljana dalam bukunya “Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara”.
Disebutkan orang-orang Demak tahu bahwa orang-orang Portugis adalah musuh orang Demak.
Baca Juga
tulis komentar anda