Bupati Muba Dodi Reza Beri Atensi Khusus Wilayah Timur
Senin, 10 Agustus 2020 - 11:58 WIB
SEKAYU - Musim kemarau yang mulai melanda Kabupaten Musi Banyuasin menjadi perhatian serius Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin.
Potensi terjadinya kebakaran hutan kebun dan lahan (karhutbunlah) juga sudah sejak lama diantisipasi. Bahkan, Sabtu (8/8/2020) Bupati Dodi Reza Alex Noerdin bersama-sama Dandim 0401 Muba Letkol ARH Faris Kurniawan, Sekretaris Daerah Kab Apriyadi, dan Kepala BPBD Muba Jhoni Martohonan AP memimpin langsung memantau potensi titik hot spot. Pemantauan memakai jalur udara sekaligus uji coba take off dan landing di Bandara Pangeran Abdul Hamid Sekayu setelah Teregister Bandara Udara resmi keluar dari Kementerian Perhubungan RI.
Beberapa titik pun ditinjau seperti di Sungai Lilin, Keluang, Bayung Lencir, Tungkal Jaya, dan Lalan. Dari hasil peninjauan tampak ada satu titik hotspot yang terpantau yakni di kawasan antara Sungai Lilin-Lalan. Uniknya, Bupati Muba dalam kesempatan ini turut langsung menjadi Pilot membawa pesawat jenis BN2T/PK - WMR yang
berkapasitas 10 tempat duduk.
"Prinsipnya karhutbunlah ini jangan seperti tahun-tahun lalu, antisipasi pencegahan kita maksimalkan dan saya atensi khusus pencegahan di kawasan Timur," tegasnya.
Menurutnya, segala upaya pencegahan sudah mulai dimaksimalkan bahkan Pemkab Muba juga telah bersinergi dengan Provinsi Jambi agar bersama-sama memaksimalkan upaya pencegahan potensi karhutbunlah di kawasan perbatasan Muba-Jambi.
"Fokus kita ke pencegahan bukan ke penanganan, ini yang harus dimaksimalkan. Tim di lapangan juga disiagakan dengan baik dalam upaya pencegahan tersebut, termasuk kesiapan sarana dan prasarana," jelasnya.
Lanjutnya, ada 7 instruksi tegas yang dikeluarkan sejak tahun 2019 lalu yakni diantaranya sinkronisasi satuan tugas siaga karhutbunla kabupaten Muba dengan satuan tugas provinsi Sumatera Selatan, membagi tugas Satgas siaga kebakaran hutan, kebun dan lahan dengan melibatkan stakeholder. Optimalisasi peralatan produksi pertanian yang pada kelompok tani untuk membantu pemadaman kebakaran.
Kemudian, memberikan sanksi tegas kepada pelaku pembuka lahan dengan cara pembakaran atau pembakaran pasca panen. Selain itu, memperkuat sarana dan prasarana pemadaman kebakaran serta personil terlatih pada regu pemadaman kebakaran perusahaan perkebunan.
Potensi terjadinya kebakaran hutan kebun dan lahan (karhutbunlah) juga sudah sejak lama diantisipasi. Bahkan, Sabtu (8/8/2020) Bupati Dodi Reza Alex Noerdin bersama-sama Dandim 0401 Muba Letkol ARH Faris Kurniawan, Sekretaris Daerah Kab Apriyadi, dan Kepala BPBD Muba Jhoni Martohonan AP memimpin langsung memantau potensi titik hot spot. Pemantauan memakai jalur udara sekaligus uji coba take off dan landing di Bandara Pangeran Abdul Hamid Sekayu setelah Teregister Bandara Udara resmi keluar dari Kementerian Perhubungan RI.
Beberapa titik pun ditinjau seperti di Sungai Lilin, Keluang, Bayung Lencir, Tungkal Jaya, dan Lalan. Dari hasil peninjauan tampak ada satu titik hotspot yang terpantau yakni di kawasan antara Sungai Lilin-Lalan. Uniknya, Bupati Muba dalam kesempatan ini turut langsung menjadi Pilot membawa pesawat jenis BN2T/PK - WMR yang
berkapasitas 10 tempat duduk.
"Prinsipnya karhutbunlah ini jangan seperti tahun-tahun lalu, antisipasi pencegahan kita maksimalkan dan saya atensi khusus pencegahan di kawasan Timur," tegasnya.
Menurutnya, segala upaya pencegahan sudah mulai dimaksimalkan bahkan Pemkab Muba juga telah bersinergi dengan Provinsi Jambi agar bersama-sama memaksimalkan upaya pencegahan potensi karhutbunlah di kawasan perbatasan Muba-Jambi.
"Fokus kita ke pencegahan bukan ke penanganan, ini yang harus dimaksimalkan. Tim di lapangan juga disiagakan dengan baik dalam upaya pencegahan tersebut, termasuk kesiapan sarana dan prasarana," jelasnya.
Lanjutnya, ada 7 instruksi tegas yang dikeluarkan sejak tahun 2019 lalu yakni diantaranya sinkronisasi satuan tugas siaga karhutbunla kabupaten Muba dengan satuan tugas provinsi Sumatera Selatan, membagi tugas Satgas siaga kebakaran hutan, kebun dan lahan dengan melibatkan stakeholder. Optimalisasi peralatan produksi pertanian yang pada kelompok tani untuk membantu pemadaman kebakaran.
Kemudian, memberikan sanksi tegas kepada pelaku pembuka lahan dengan cara pembakaran atau pembakaran pasca panen. Selain itu, memperkuat sarana dan prasarana pemadaman kebakaran serta personil terlatih pada regu pemadaman kebakaran perusahaan perkebunan.
tulis komentar anda