Talkshow Bareng Pelajar Bandung, Alam Ganjar Berbagi Info Kuliah
Rabu, 29 November 2023 - 08:39 WIB
BANDUNG - Jabar Zilenial menggelar Talkshow Zilenial Menatap Masa Depan Indonesia di Kopi Taman Utara, Dago, Bandung, Selasa (28/11/2023). Talkshow menghadirkan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Zinedine Alam Ganjar dan Tenaga Pendidik Sekolah Menengah Atas (SMA) Indah Khoerunnisa.
Dalam acara yang diikuti ratusan pelajar SMA se-Kota Bandung itu, Alam maupun Indah membagikan informasi seputar perkuliahan. Alam mengaku memiliki ketertarikan pada bidang sains dan sosial. Dia pun mencari jurusan yang mampu menjembatani kedua disiplin ilmu tersebut. Akhirnya pilihannya jatuh pada jurusan Teknik Industri.
"Kalau Teknik Industri aku dari dulu pengin karena background-ku minatnya di sains teknologi, tetapi SMP aku mulai belajar sosial juga. Pas mulai kelas tiga aku mulai mencari yang bisa menjembatani keduanya, yaitu Teknik Industri yang bisa menjembatani antara sosial dan sains," katanya saat talkshow.
Alam menyarankan para pelajar mencari titik tengah dalam mencari jurusan, yang mampu mengakomodir antara keahlian dan interest. "Jangan cuma fokus sama keahlian aja karena saat kita lagi jenuh itu bisa burn out dan mental break down. Tetapi juga jangan hanya fokus dengan interest karena belum tentu bisa menjamin secara ekonomi. Cari jalan tengah yang bisa mengakomodir keduanya," ujarnya.
Lebih Lanjut Alam menjelaskan beberapa kejadian yang dialami temannya dalam memilih jurusan yang tidak sesuai karena pilihan orang tua. Jika menghadapi hal itu, Alam menyarankan untuk berani bicara dan menjelaskannya secara baik-baik kepada orang tua.
"Karena ada beberapa pengalaman kawanku yang terlanjur terperangkap pada pilihan orang tua dan pada akhirnya tidak bisa survive mengikuti perkuliahan. Maka baiknya dikomunikasikan," kata anak tunggal Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh Supriyanti itu.
Disinggung soal masa depan pekerjaan yang hilang akibat disrupsi yang digantikan mesin atau artificial intelligence (AI), Alam meminta generasi muda tidak takut akan peluang pekerjaan. "Aku ikut kegiatan 'Bicara Buku' bareng Hivi, buku yang aku bawa bagaimana manusia bisa menang lawan AI, jawabannya simpel, AI tidak bisa kreatif dan hubungan emosional. Ai punya alogaritma dan alogaritma sifatnya kaku, jadi cuma bisa memecahkan satu masalah," terangnya.
"Ada yang namanya mesin learning tapi kemampuan dalam memecahkan masalah itu terbatas. Sedangkan manusia ketika ada masalah bisa mencari banyak alternatif pilihan yang mesin tidak bisa melakukan, dalam artian manusia ini banyak akal. Jadi jangan takut, dalam hierarkinya manusia masih paling tinggi," lanjutnya.
Ditanya soal kuliah, Alam menegaskan hal itu penting dalam membangun pola pikir dan relasi. Selain belajar hal fundamental, perguruan tinggi juga bisa membangun mindset dan menambah wawasan.
ā€¯Selain itu, teman juga makin banyak dan bisa bertukar pikiran. Pada akhirnya bisa melakukan sesuatu bareng, entah itu bisnis, organisasi dan lain sebagainya. Bahkan kolaborasi itu bisa kita temukan di perguruan tinggi," tandasnya.
Lihat Juga: Ngeri! Penampakan 10 Beton Paku Bumi Jatuh dari Truk Akibat Ikatan Lepas di Jalan Soekarno-Hatta Bandung
Dalam acara yang diikuti ratusan pelajar SMA se-Kota Bandung itu, Alam maupun Indah membagikan informasi seputar perkuliahan. Alam mengaku memiliki ketertarikan pada bidang sains dan sosial. Dia pun mencari jurusan yang mampu menjembatani kedua disiplin ilmu tersebut. Akhirnya pilihannya jatuh pada jurusan Teknik Industri.
"Kalau Teknik Industri aku dari dulu pengin karena background-ku minatnya di sains teknologi, tetapi SMP aku mulai belajar sosial juga. Pas mulai kelas tiga aku mulai mencari yang bisa menjembatani keduanya, yaitu Teknik Industri yang bisa menjembatani antara sosial dan sains," katanya saat talkshow.
Baca Juga
Alam menyarankan para pelajar mencari titik tengah dalam mencari jurusan, yang mampu mengakomodir antara keahlian dan interest. "Jangan cuma fokus sama keahlian aja karena saat kita lagi jenuh itu bisa burn out dan mental break down. Tetapi juga jangan hanya fokus dengan interest karena belum tentu bisa menjamin secara ekonomi. Cari jalan tengah yang bisa mengakomodir keduanya," ujarnya.
Lebih Lanjut Alam menjelaskan beberapa kejadian yang dialami temannya dalam memilih jurusan yang tidak sesuai karena pilihan orang tua. Jika menghadapi hal itu, Alam menyarankan untuk berani bicara dan menjelaskannya secara baik-baik kepada orang tua.
"Karena ada beberapa pengalaman kawanku yang terlanjur terperangkap pada pilihan orang tua dan pada akhirnya tidak bisa survive mengikuti perkuliahan. Maka baiknya dikomunikasikan," kata anak tunggal Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh Supriyanti itu.
Disinggung soal masa depan pekerjaan yang hilang akibat disrupsi yang digantikan mesin atau artificial intelligence (AI), Alam meminta generasi muda tidak takut akan peluang pekerjaan. "Aku ikut kegiatan 'Bicara Buku' bareng Hivi, buku yang aku bawa bagaimana manusia bisa menang lawan AI, jawabannya simpel, AI tidak bisa kreatif dan hubungan emosional. Ai punya alogaritma dan alogaritma sifatnya kaku, jadi cuma bisa memecahkan satu masalah," terangnya.
"Ada yang namanya mesin learning tapi kemampuan dalam memecahkan masalah itu terbatas. Sedangkan manusia ketika ada masalah bisa mencari banyak alternatif pilihan yang mesin tidak bisa melakukan, dalam artian manusia ini banyak akal. Jadi jangan takut, dalam hierarkinya manusia masih paling tinggi," lanjutnya.
Ditanya soal kuliah, Alam menegaskan hal itu penting dalam membangun pola pikir dan relasi. Selain belajar hal fundamental, perguruan tinggi juga bisa membangun mindset dan menambah wawasan.
ā€¯Selain itu, teman juga makin banyak dan bisa bertukar pikiran. Pada akhirnya bisa melakukan sesuatu bareng, entah itu bisnis, organisasi dan lain sebagainya. Bahkan kolaborasi itu bisa kita temukan di perguruan tinggi," tandasnya.
Lihat Juga: Ngeri! Penampakan 10 Beton Paku Bumi Jatuh dari Truk Akibat Ikatan Lepas di Jalan Soekarno-Hatta Bandung
(poe)
tulis komentar anda