Gemblengan Makan Telur di Malang Bikin Pejuang Pertempuran 10 November Kebal Peluru

Jum'at, 10 November 2023 - 09:20 WIB
Saat itu ada banyak tokoh-tokoh agama yang bisa 'nyuwuk' atau membekali para pejuang dengan kesaktian. Bahkan disebut Moensif, tidak hanya di Bungkuk, saja ada beberapa lokasi di Malang yang menjadi tempat penggemblengan pejuang pertempuran 10 November 1945.

”(Kalau yang di Bungkuk, kumpul pejuang) Kumpulnya di rumah saya di Jagalan, gemblengan juga di sana di jagalan kumpulnya di situ. Lokasi penggemblengan nyebar dimana-mana, banyak ditokohkan yang mampu bisa nyuwuk. Jadi orang bukan di tempat sini,” jelasnya.

Perbekalan pertempuran itulah yang menjadikan modal gerilyawan asal Malang dan sekitarnya. Mereka kemudian diberangkatkan ke Porong dari Malang untuk berperang di Surabaya. Jadi para pejuang juga tak sembarangan bertempur di medan peperangan.

”Dibekali berangkatnya nunggu, diangkut lagi ke front. Yang mati nggak pulang, yang masih hidup ya pulang orang gitu saja,” ungkap pria yang juga penasehat Takmir Masjid Attohiriyah, Bungkuk, Singosari ini.

Namun harus diakui kuatnya persenjataan tentara sekutu membuat pejuang - pejuang dari Indonesia kewalahan. Alhasil pasukan Indonesia bisa dipukul mundur oleh tentara sekutu hingga keluar Surabaya.

Bahkan tentara Sekutu, termasuk di dalamnya Belanda juga berusaha memukul mundur para pejuang hingga ke selatan Surabaya.

”Kemudian Belanda merangsak lagi sampai Lawang, Lawang itu bertahan lama, karena mau ke selatan itu susah, satu saat Belanda itu coba dari lawang ke Singosari itu gagal kenapa, pohon gede-gede itu dilupakan mobil tank nggak bisa lewat truk-truk nggak bisa lewat gagal," tuturnya.
(ams)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content