Manajer PLN ULTG: 70 Persen Gangguan Listrik Karena Faktor Sosial
Rabu, 05 Agustus 2020 - 23:38 WIB
SLEMAN - Manajer PLN Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) Yogyakarta, Abdul Rahman Budi Setyo mengatakan, listrik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu kehidupan masyarakat, seperti untuk kegiatan ekonomi, pendidikan dan kesehatan.
Namun, arus listrik yang menjadi hajat orang banyak ini sering kali mengalami gangguan yang dikarenakan oleh ulah masyarakat sendiri. "Gangguan listrik itu 70 persen dikarenakan faktor sosial, dan hanya 30 persen yang disebabkan oleh faktor peralatan,” kata Abdul Rahman saat sosialiasi manfaat dan bahaya listrik di pemkab Sleman, Rabu (5/8/2020) (Baca: Padam Lima Jam, Listrik di Sebagian Jateng-DIY Kembali Nyala )
Abdul Raham menjelaskan penyebab gangguan listrik itu, di antaranya tanaman pohon keras dan tinggi yang berpotensi menyentuh konduktor (ruang bebas) serta bangunan yang terlalu dekat dengan Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). “Jarak bebas minum vertikal dari konduktor pada SUTET untuk tanaman dan bangunan adalah 9 meter, sedangkan SUTT 5 meter,” jelasnya.
Selain itu bermain layang-layang atau balon udara yang berdekatan dengan jaringan listrik juga bisa menyebabka gangguan listrik, bahkan sangat berbahaya dan berpotensi menimbulkan kerugian yang besar. Jika layang-layang putus atau jatuh kemudian mengenai konduktor SUTT/SUTET, maka dapat menimbulkan ledakan.
“Akibatnya, akan terjadi gangguan dan kerusakan peralatan PLN. Dan yang lebih bahaya lagijika ada orang di bawahnya akan berakibat fatal, dan bisa menimbulkan korban jiwa.,” tandasnya. Untuk itu masyarakat harus lebih berhati-hati saat melakukan kegiatan, terlebih saat berada di dekat jaringan listrik. (Baca: Sistem SUTET di Cilacap Rusak, Sebagian Jateng-DIY Mati Listrik )
Assekda Bidang Ekonomi Pemkab Sleman, Suyono menambahkan listrik tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Bahkan, hampir semua kegiatan masyarakat di era modern seperti saat ini bergantung dengan adanya listrik. Namun listrik juga bisa mendatangkan bahaya jika tidak berhati-hati. "Maka masyarakat juga harus diedukasi tentang bahaya listrik ini," jelasnya.
Namun, arus listrik yang menjadi hajat orang banyak ini sering kali mengalami gangguan yang dikarenakan oleh ulah masyarakat sendiri. "Gangguan listrik itu 70 persen dikarenakan faktor sosial, dan hanya 30 persen yang disebabkan oleh faktor peralatan,” kata Abdul Rahman saat sosialiasi manfaat dan bahaya listrik di pemkab Sleman, Rabu (5/8/2020) (Baca: Padam Lima Jam, Listrik di Sebagian Jateng-DIY Kembali Nyala )
Abdul Raham menjelaskan penyebab gangguan listrik itu, di antaranya tanaman pohon keras dan tinggi yang berpotensi menyentuh konduktor (ruang bebas) serta bangunan yang terlalu dekat dengan Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). “Jarak bebas minum vertikal dari konduktor pada SUTET untuk tanaman dan bangunan adalah 9 meter, sedangkan SUTT 5 meter,” jelasnya.
Selain itu bermain layang-layang atau balon udara yang berdekatan dengan jaringan listrik juga bisa menyebabka gangguan listrik, bahkan sangat berbahaya dan berpotensi menimbulkan kerugian yang besar. Jika layang-layang putus atau jatuh kemudian mengenai konduktor SUTT/SUTET, maka dapat menimbulkan ledakan.
“Akibatnya, akan terjadi gangguan dan kerusakan peralatan PLN. Dan yang lebih bahaya lagijika ada orang di bawahnya akan berakibat fatal, dan bisa menimbulkan korban jiwa.,” tandasnya. Untuk itu masyarakat harus lebih berhati-hati saat melakukan kegiatan, terlebih saat berada di dekat jaringan listrik. (Baca: Sistem SUTET di Cilacap Rusak, Sebagian Jateng-DIY Mati Listrik )
Assekda Bidang Ekonomi Pemkab Sleman, Suyono menambahkan listrik tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Bahkan, hampir semua kegiatan masyarakat di era modern seperti saat ini bergantung dengan adanya listrik. Namun listrik juga bisa mendatangkan bahaya jika tidak berhati-hati. "Maka masyarakat juga harus diedukasi tentang bahaya listrik ini," jelasnya.
(don)
tulis komentar anda